12

1.1K 147 2
                                    

Hermione melepaskan ciumannya, dan kembali bersandar di kursinya, membuka halaman selanjutnya di bukunya itu dan mengambil pena bulu. Hermione melirik ke arah Draco, yang masih dalam keadaan linglung. Hermione tertawa geli.

"Itu tidak lucu." kata Draco, meskipun demikian ia tetap tersenyum pada Hermione.

"It is, Draco, it is." Gelak tawa Hermione memenuhi seisi ruangan, tetapi langsung terhenti ketika ia menyadari bahwa dirinya sedang berada di perpustakaan sekarang. Netra Hermione menyapu ke seluruh ruangan untuk melihat apakah ada orang yang merasa kesal padanya karena terlalu berisik.

"Jangan gugup begitu, Granger. Tak ada orang yang datang ke perpustakaan di hari libur begini." Draco nyengir dengan kata-katanya sendiri, dan mendapati ekspresi wajah Hermione berubah.

"Aku datang kesini, bodoh." Hermione menyelipkan gelombang rambutnya ke belakang daun telinganya, mencoba untuk berkonsentrasi mengerjakan pekerjaannya.

Draco tidak bisa menahan senyumnya karena melihat betapa manisnya Hermione. "Well, kau ada penyihir paling cerdas di masa kita, kau memang tinggal disini." Draco berkata dengan nada yang menggoda, menunggu jawaban dari Hermione.

"Oh, diamlah, Malfoy." gumam Hermione, matanya masih terpaku pada esai-esainya.

Draco mendorong kursinya ke belakang dan bangkit berdiri, disambut oleh tatapan khawatir dari Hermione. Ia menyeringai. "Jangan khawatir, aku tak bakal meninggalkanmu." kata Draco, ia sedang meraih ke arah buku di rak yang lebih tinggi. Kepala Hermione tertunduk dan pipinya merona.

Tiba-tiba Hermione dan Draco mendengar suara tajam dan menyadari seorang murid yang berada di tahun pertama sedang melewati mereka berdua, menggeresekkan sepasang sepatu barunya di lantai dan melihat Hermione dan Draco dengan mulut menganga terkejut. Draco melemparkan tatapannya pada murid itu, dan bocah laki-laki itu buru-buru kabur secepat yang ia bisa.

"Jangan khawatir, Draco. Biarkan mereka menatap kita. Tak ada yang salah dengan... kau tahu... kita berdua." Hermione berkata dengan bijak, tetapi bahkan Draco bisa melihat kalau Hermione juga resah.

"Aku tahu tidak ada yang salah dengan kita, tapi apa yang akan mereka pikirkan? Lalu kita akan sendirian..." Draco berbisik, menyandarkan kepalanya di kedua tangannya.

"Aku tidak keberatan, selama ada kau disini bersamaku." Hermione menyimpulkan, dan menautkan jemarinya yang bernoda tinta ke telapak tangan Draco. Draco seketika menggenggam tangan Hermione dengan tangan Hermione dan mereka berdua duduk di sana, bersama, di sebuah perpustakaan yang berdebu, sendirian.

*

Ron dan Harry sedang berada di kereta menuju perjalanan pulang, duduk bersaman di keheningan yang canggung. Harry ingin mengobrol, tetapi tampaknya Ron seperti ingin menonjok seseorang. Ekspresi wajahnya begitu marah, tetapi ada sekilas kesedihan di kedua matanya. Ron sedang memikirkan banyak hal, dan tentunya, seperti tipikal seorang Weasley pada umumnya, Ron tidak bisa diam lama-lama.

Harry menatap sahabatnya itu dengan tatapan aneh ketika Harry melihat wajah Ron terlihat tegang, seolah-olah Ron sedang menahan untuk tidak berteriak. Tentu saja hal itu tidak berhasil.

"AkumelihatHermionedanMalfoyjalanbareng." Ron langsung berkata tanpa pikir dalam satu tarikan napas.

Netra Harry melebar ketika mendengar informasi itu.

"APA?!?"

Alone With YouWhere stories live. Discover now