6

1.4K 183 9
                                    

     "Draco benar-benar terlihat menderita, jadi aku menemaninya..."

     Hermione menyelesaikan ceritanya tentang Draco, setelah teman-temannya dengan sungguh-sungguh berjanji untuk tidak memberitahu siapapun. Hermione menatap teman-temannya dengan ragu, dan ia disambut ekspresi terkejut yang terpasang di wajah mereka.

     "Hermione, kau gila."

     "Kau tidak mungkin berpikir kalau Malfoy punya sisi lain dalam dirinya. Dia itu tak punya hati."

     "Hermione, kau pasti bercanda."

     Semua teman-temannya mengoceh secara bersamaan, saling melontarkan kalimat-kalimat mencemooh pada Draco. Hermione menghela napas dan merasakan kalau hatinya kecewa. Tidak ada yang peduli pada Draco, bahkan tak satupun orang peduli kalau ia terluka. Tak ada yang mau repot-repot untuk bertanya bagaimana kabarnya, tak ada satupun orang yang mau mengobrol dengannya. Hermione tak sanggup membayangkan jika ia harus hidup di dunia ini tanpa ada siapapun yang menemaninya, di sisinya.

     Kau bisa menemaninya.

     Hermione berdiri di sana, dan dia—dia bisa mengerti bagaimana Draco dengan cara yang tak satupun orang bisa membayangkannya. Mata Hermione melihat ke arah meja Slytherin, dan tanpa Hermione sadari, Draco tidak ada dimanapun.

     Hermione mengumpulkan buku-bukunya, ia beranjak dari mejanya dan berjalan pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal.

     Harry dan Ron saling bertukar pandang. "Apa menurutmu dia pergi untuk mencari..." Suara Harry menghilang begitu saja.

     "Dia? Kuharap tidak! Bloody hell..." Mata Ron mengawasi Hermione sementara gadis itu berjalan keluar dari Aula Besar, dan berbelok.

     Hermione menghela napas lega, dan sementara ia melarikan diri dari Harry dan Ron, Hermione menyandarkan tubuhnya di dinding, jantungnya berdegup kencang. Hermione baru saja menceritakan pada mereka tentang pertemuannya pada Draco, dan mereka tidak menanggapi dengan begitu baik seperti yang telah Hermione duga. Hermione mengira mereka berdua akan mempercayainya, dan paling tidak memberikan kesempatan kedua pada Draco, tetapi perang telah begitu kejam pada mereka.

     Menghela napas, Hermione pergi ke Menara Astronomi, dimana banyak sekali kenangan yang tinggal di sana.

     Udara dingin merangkak naik ke lengan Hermione sementara angin sepoi-sepoi meraih gadis itu dan Hermione bergidik. Menaranya kosong, gelap dan sama sekali tidak sama seperti yang diingatnya.

     Gerbang-gerbang lengkungnya, masih di sana, memperlihatkan pekarangan di sekitar Hogwarts, tetapi beberapa pagar tampak sudah berkarat dan bahkan beberapa pagar tidak ada di sana. Berbahaya sekali kalau mau mendekat.

     Kenapa aku ada di sini?

    Oh benar, Hermione datang kesini untuk bersembunyi dari semua orang. Hermione mendesah, ia duduk di antara bayangan-bayangan dan kegelapan, sama sekali tak terlihat.

     Hermione mengira ia sudah duduk di sana selama berjam-jam, tetapi sebenarnya ia baru duduk di sana selama duapuluh menit ketika Hermione mendengar sesuatu yang bergerak menginterupsi kesunyian yang damai. Sebuah sosok terlihat, dan Hermione tidak bergerak sama sekali. Hermione berharap orang itu akan segera pergi, tetapi nyatanya tidak.

     Hermione tetap diam, bagaimanapun juga, karena ia tidak ingin seseorang mencurigai apapun. Hermione memberanikan diri untuk melihat siapa orang itu beberapa kali, dan melihat orang itu berjalan mondar-mandir dengan frustrasi. Hermione agak kesusahan menebak-nebak siapa orang itu, hanya garis besarnya saja dan beberapa helai rambutnya yang berantakan mencuat di sana dan sini.  Hermione bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah ia akan berbicara pada orang itu, tetapi kemudian ia memutuskan kalau lebih baik tidak usah, karena Hermione mempunyai firasat yang buruk tentang hal ini. Orang itu bisa siapapun dan siapapun orang itu, mereka bisa memberitahu Hermione.

     Sosok itu tiba-tiba berhenti dan Hermione bertanya-tanya pada diri sendiri apakah dia telah  melihat Hermione. Tetapi, orang itu sedang menghadap ke arah lain, tubuhnya bergetar. Hermione tidak mengerti apa alasan orang itu pergi ke atas sini. Mereka memiliki alasan yang sama, dan lagi, Hermione juga di sini.

     Sosok itu melangkah satu langkah lebih dekat ke arah balkon, salah satu balkon yang tidak dipagari. Sebenarnya, malah tak ada satupun pagar yang memagari balkonnya dari jalan yang terjal, jadi tak aman untuk mendekat kesana.

     Hermione melihat sosok itu sedang melangkah dengan perlahan beberapa langkah ke depan, dan sementara sosok itu mencapai pinggir balkon ia berhenti, bahunya naik turun. Tak membutuhkan banyak waktu bagi Hermione untuk menyadari apa yang sebenarnya orang itu sedang lakukan. Siapapun orang itu, Hermione tidak bisa membiarkan ia melakukan hal ini. Mati dengan cara seperti ini. Hermione perlahan bangkit dari tempat ia duduk, berusaha untuk tidak membuat orang itu terkejut. Hermione mengambil beberapa langkah ke depan, berdoa semoga saja orang itu tidak bisa mendengar Hermione.

     Orang itu terlalu hanyut dalam dunianya sendiri dan sama sekali tidak mendengar Hermione yang sedang berjalan mendekat ke arahnya. Hermione mengulurkan tangannya. Orang itu memunggungi Hermione, dan ia melihat kaki orang itu hendak melangkah ke tepian. Sebelum orang itu sempat melangkah lebih jauh lagi, Hermione melingkarkan kedua lengannya erat-erat di pinggang orang itu dan menariknya mundur ke dalam Menara Astronomi, menjauhi ketinggian.

     Dengan suara dengking pelan, orang itu tumbang dan jatuh menindih Hermione. Hermione menggerutu karena beratnya orang itu tetapi ia tetap memegangi pinggangnya, berjaga-jaga siapa tahu orang itu berniat untuk melompat dari menara lagi.

Alone With YouWhere stories live. Discover now