19

1.1K 125 15
                                    

Hermione tak pernah merasa senyaman ini sebelumnya tidak seperti ketika ia bersama kekasihnya.

Draco akan tersenyum menyeringai dan bergurau dengannya, tetapi ketika Hermione membutuhkan Draco, pemuda itu akan selalu ada untuk dirinya, mengelus dan meyakinkan dirinya bahwa segalanya akan baik-baik saja.

Hermione berharap ia juga akan melakukan yang sama untuk kekasihnya, kalau Hermione bisa selalu ada bersama Draco.

Ketika Draco menceritakan kepada Hermione tentang ayah dan ibunya, gadis itu terkejut pada bagaimana Lucius telah memperlakukan putranya itu, dan Hermione merasa sangat sedih mendengarnya. Hermione dapat melihat bagaimana Draco masih tetap mencintai ayah dan ibunya—meskipun Draco terkadang sulit mempercayai mereka, setelah semua yang terjadi pada keluarganya. Hermione berharap semoga Draco dapat menemukan kebahagiaannya.

*

Sambil menatap ke arah kekasihnya, Draco menyadari kalau Hermione adalah orang terhebat yang pernah ditemuinya. Dulu ia terlalu dibutakan oleh status darah Hermione untuk memperhatikan kalau sebenarnya gadis itu begitu cerdas, humoris, cantik, dan penuh kasih sayang. Sekarang Draco telah sadar bahwa status darah tidak mempengaruhi siapa seseorang sebenarnya, dan ia bersyukur karena dirinya menyadari hal itu sekarang.

Selagi sepasang kekasih itu mengobrol, esai Hermione tergeletak dilupakan di pinggir tempat tidurnya, menunggu untuk dikerjakan kembali, tetapi baik Draco maupun Hermione mengabaikan hal itu.

Draco duduk bersandar pada dinding, rambut pirangnya berantakan karena ulah Hermione yang berkali-kali memainkannya. Hermione menyandarkan kepalanya dengan nyaman di pangkuan kekasihnya, dan sesekali ia akan mendongak untuk menatap Draco sambil tersenyum.

Draco sangat mencintai momen-momen seperti ini, benar-benar mencintainya.

Tak perlu dikatakan bahwa mereka begitu terkejut ketika mendengar suara ketukan pelan di pintu kamar Hermione, hal itu sama sekali tak pernah mereka duga.

Spontan mereka melompat, Draco dapat melihat bahwa Hermione sama ketakutannya dengan ia melalui kedua mata gadis itu. Hermione mendorong Draco masuk ke dalam lemarinya, memberitahunya untuk tidak berisik sebelum membuka pintu.

Di sana berdirilah Ginny yang memakai gaun tidurnya, terlihat kucal dan kelelahan.

Jantung Hermione bertalu-talu karena ketakutan.

"Mione, kau masih bangun?" tegurnya, menggosok salah satu matanya dengan tangan.

Hermione mengangguk singkat, dan menyapukan pandangannya ke seluruh lapisan ruangan bersamaan dengan Ginny.

Ginny menaikkan alis, curiga. "Apa yang kau lakukan malam-malam begini? Aku lihat lampu kamarmu masih menyala. Apakah kau sedang bersama seseorang?" Ginny melongok melihat ke dalam kamar Hermione, tetapi Hermione menghalanginya.

"Kau gila? Aku masih bangun hanya karena sedang belajar." Hermione berkata dengan gugup, wajahnya merona merah karena malu.

Ginny menyeringai, tetapi kemudian membalikkan badan, menguap. "Terserah apa katamu, tapi kalau kau punya kekasih gelap aku tidak akan bilang..." bisik Ginny dan kembali menghambur ke kamarnya.

Hermione melongo, seolah ia menolak kebenaran yang diucapkan sahabatnya. Gadis itu menunggu hingga Ginny benar-benar pergi sebelum menutup kembali pintu kamarnya dan menghela napas lega.

Draco melompat keluar dari lemari baju Hermione, sambil menyeringai lebar. "Nona Granger punya kekasih gelap." godanya, membuat Hermione tersipu hebat.

Hermione menggelengkan kepala dan berjalan ke tempat tidurnya, menarik selimut. "Sebaiknya kau pergi sekarang. Sebelum seseorang benar-benar menangkap basah kita." ucapnya dengan senyum, menyelundup ke dalam selimut.

"Aww. Kukira aku bisa tinggal sedikit lebih lama lagi." Ia tertawa, tetapi sayangnya Hermione telah memejamkan matanya.

Hermione seketika langsung terduduk ketika ia mendengar beberapa bunyi kosak-kasik dan merasakan bahwa tempat tidurnya miring ke sisi sebelahnya.

Matanya langsung terbuka dan dihadapkan oleh suatu pemandangan indah, Draco yang bertelanjang dada berbaring di sampingnya. "Draco... a-apa yang kau lakukan..."

Draco mendiamkan gadisnya, kemudian tersenyum, membuat ledakan populasi kupu-kupu  di perut Hermione. "Tak apa-apa, tidurlah."

Hermione mengerling, ia terlalu dibuat terpesona dan kalut oleh pemuda itu, dan Hermione tidak tahan lagi setelah melihat wajah tampan kekasihnya itu.

Hermione merasakan lengan Draco menyelinap melingkari pinggangnya dan memeluknya lebih erat, membuat jantung Hermione tertatih-tatih.

Hermione sudah tidak tahan lagi dan pada akhirnya ia mencium kekasihnya, karena kekasihnya adalah Draco Malfoy dan ia tak mau bersama siapapun lagi kecuali pemuda itu.

Alone With YouWhere stories live. Discover now