20

1K 93 25
                                    

     Hermione dibangunkan oleh suara hentakan yang menyebalkan yang berasal dari jendelanya. Ia mendapati seekor burung dara, mematuki ambang jendela, mengganggu Hermione untuk tidur dengan tenang.

     Gadis itu beranjak dari tempat tidur, kakinya terhentak-hentak, mengayun-ayunkan agar burung dara itu segera pergi. Ketika burung dara itu akhirnya terbang menjauh, Hermione menyadari bahwa Draco sudah pergi, dan segelombang kekecewaan membanjiri dirinya.

     Secercah harapan muncul dalam dirinya, ketika Hermione mendapati selembar kertas terlipat yang tergeletak di sisi tempat tidur. Buru-buru mengambil kertas itu, kemudian Hermione membukanya dan disambut tulisan cakar ayam Draco.

Aku tidak ingin membangunkanmu, karena kau tidur nyenyak sekali.
Temui aku di danau jam sebelas?

Draco.

     Hermione tersenyum dan melirik ke arah jam miliknya. Pukul 10.54, Hermione langsung beranjak dari tempat tidurnya dan buru-buru bersiap-siap secepat yang ia bisa.

     Hermione sampai di danau pukul sebelas lewat sepuluh menit. Kekasihnya tersenyum melihat Hermione berlari, dan ia berdiri, merapikan rambutnya dengan tangannya. Tangannya yang lain sedang memegang buku.

     "Kita terlambat, ya?" Draco menunggu sampai Hermione mengatur napasnya. Wajahnya memerah karena berlari-lari.

     Mereka berdua kemudian berjalan-jalan santai di sekitar danau, mengobrol soal ini dan itu, sebelum masuk ke kelas mereka bersama-sama.

*

     "Draco Malfoy!"

     Sebuah suara galak mengagetkan Draco yang sedang berangan-angan. Pemuda itu merasakan semua tatapan murid-murid di kelas tertuju padanya, dan ia mulai merasa tidak tenang. Ia kemudian buru-buru meminta maaf pada Profesor dan menundukkan kepalanya karena malu.
Draco merasa tidak enak ketika mendengar bisik-bisik teman-teman sekelasnya tentang dirinya, tetapi kemudian ia merasa lebih baik setelah melihat Hermione yang menenangkannya melalui tatapan matanya.

     Perhatian Hermione seketika teralihkan oleh Harry, yang menepuk bahunya, membuatnya memalingkan wajah.

     Harry menatap galak ke arah Draco sebelum kembali mengerjakan tugasnya.

     Apa Harry tahu soal mereka?

     Dengan perasaan gelisah, Draco mencoba untuk memperhatikan pelajaran, tetapi pikiran-pikiran lain tak henti-hentinya mengganggu Draco.

*

     Hermione menyadari bahwa Harry bertingkah aneh, dan ia tak bisa berhenti memikirkan apakah sahabatnya itu bertingkah aneh karena Draco.

     Hermione yakin Harry tidak tahu apa-apa soal hubungannya dengan Draco, tetapi Hermione tak bisa berhenti merasa takut dan dihantui jika tiba-tiba Harry mengetahui soal hubungannya.

     Hermione menghela napas. Kenapa semuanya serumit ini?

     Menatap ke arah Draco, Hermione tahu kalau dirinya tak bisa hidup tanpa pemuda itu.

     Senyumnya yang sempurna... Hermione ingin Draco selalu tersenyum sepertibitu setiap hari. Ia ingin membahagiakan kekasihnya itu, dan menemaninya.

     Hermione mencintai Draco, dan tidak ada yang bisa membuatnya menolak kenyataan itu sekarang. Hermione mencintai segala bagian dari Draco, setiap hal-hal kecil darinya.

     Gadis itu teringat pada hari dimana kekasihnya mengungkapkan sebuah Tanda Kegelapan di lengannya. Saat itu Draco begitu gugup, dan takut kalau-kalau Hermione akan menolaknya. Tetapi hari itu ia sama sekali tidak tahubkalau justru hal itu membuat Hermione mencintainya lebih lagi.

     Tersentak dari memorinya, Hermione tahu ia harus memberi tahu Draco yang sebenarnya. Hermione sangat mencintainya, dan ia tidak akan menutup-nutupi hal itu.

*

     Draco mengusap-usap pelipisnya, dan mengerutkan dahi ke arah selembar kertas di hadapannya. Ini adalah kali ke sebelas Draco berusaha menulis surat untuk Hermione, kertas-kertas surat yang gagal berserakan di lantai, dalam bentuk remasan bola.

     Draco tidak pernah punya masalah ketika menulis surat untuk Hermione, tetapi kali ini surat yang ingin ditulisnya tampak selalu saja sulit untuk ditulis dan tidak ada yang benar.

     Ia ingin menulis surat yang berisi ungkapan cintanya pada Hermione.

    Draco mulai merasakan rasa cinta itu sejak beberapa waktu yang lalu, tetapi sekarang ia terlalu pengecut untuk memgungkapkan yang sebenarnya. Satu-satunya cara adalah mengungkapkannya lewat surat, tetapi sekarang ia benar-benar gugup.

     Bagaimana kalau dia tidak merasakan hal yang sama?

     Draco akhirnya memberanikan diri untuk menyegel amplop suratnya sebelum ia berubah pikiran, ia akhirnya berhasil mengusir pikiran-pikiran negatif dari kepalanya. Draco berjalan ke arah kandang yang mengurung burung peliharaannya yang cantik, dan membuka pintu kecilnya.

     Burung hantunya, melompat ke atas meja, dan mengepak-ngepakkan sayapnya. Draco mengusap-usap bulunya dengan lembut dan dibalas oleh patukan sayang di jemarinya. Draco menyelipkan suratnya di paruh burung, dan mengirimnya ke pintu masuk ruang rekreasi.

     Di ruang bawah tanah tidak ada jendela, jadi burung hantunya harus terbang keluar dari pintu ruang rekreasi. Draco merasa sedikit khawatir, tetapi memutuskan untuk tetap tenang, karena semua surat-suratnya dulu selalu berhasil terkirim tepat waktu.

     Draco menyandarkan badannya di kursi, menghela napas. Ia telah mengirim suratnya, dan ia tidak bisa mengubah kenyataan itu. Esok hari adalah hari dimana ia akan mengetahui apakah gadis itu memang benar-benar mencintainya.

     Tetapi tak pernah terbayangkan oleh Draco kalau seseorang akan mengganggu rencananya.

     Seseorang seperti Pansy Parkinson, yang, sedang menyeringai dengan jahat, berjalan terburu-buru ke dalam kegelapan, surat Draco telah digenggamnya, dan burung hantunya, berusaha melepaskan diri dari genggaman tangan Pansy.

Alone With YouWhere stories live. Discover now