8

1.3K 174 10
                                    

     Hermione berdiri di sana, sendirian, air matanya mengancam keluar. Draco sama sekali belum berubah, ia masih membenci Hermione seperti dulu, dan sekarang teman-teman Hermione menjauhinya karena ia membela Draco.

     Apa yang kulakukan?

    Setiap saat Draco berada di sisinya, Hermione merasa aman, seolah-olah ia tidak sendirian lagi. "Sepertinya aku salah," Ia menangis, menyesal karena telah menunjukkan simpatinya pada Draco.

Hari Pertama Liburan Natal

     Setiap hari adalah tantangan bagi Draco. Setiap hari, Draco berusaha mengalihkan pandangan dari Hermione. Setiap saat Draco melihat Hermione, ia melihat betapa sedihnya Hermione, dan jantungnya seakan berhenti berdetak.

     Beberapa kali Draco ragu apakah ia harus menemui Hermione atau tidak, setiap kali ia berdiri di depan asrama gadis itu.

     Draco tidak pernah menemui Hermione.

     Setiap kali Draco ingin menemui Hermione, ia mencegah dirinya sendiri untuk tidak berbicara padanya, tahu bahwa akan lebih baik bagi Hermione jika Draco tidak menjadi bagian dari kehidupannya.


     Draco harus melepaskan Hermione.

*

     Hermione mengabaikan kata hatinya setiap saat ia melihat Malfoy, bahkan ketika Hermione berusaha untuk tidak melihatnya.

     Rasanya terlalu sakit.

     Teman-temannya mulai mengkhawatirkan keadaan Hermione. Harry pernah bertanya padanya sekali, apakah ada masalah yang sedang dihadapi Hermione, tetapi Hermione tak pernah menggubrisnya.

     Ginny pernah mencoba mengobrol dengan Hermione, dan tak akan ada yang bisa membuatnya tersenyum seperti dulu lagi. Ketika akhirnya liburan Natal tiba, Ginny menawarkan pada Hermione untuk ikut pulang bersamanya, tetapi Hermione menolak, berkata akan lebih baik jika ia tetap tinggal.

     Rekan-rekan Hermione dari asrama lain juga mulai memperhatikan dirinya, karena Hermione bukanlah Hermione yang biasanya-ceria dan cerewet seperti dulu. Hermione tak pernah tersenyum, jarang. Masa-masa pasca perang memang sedikit sulit baginya untuk dijalani.

     Teman-teman Hermione sibuk mengobrol tentang apa yang hendak mereka lakukan selama liburan nanti. Hermione meninggalkan mereka, berjalan menuju perpustakaan. Satu-satunya tempat dimana ia bisa membaca dan berpikir jernih, melupakan dunia luar.

     Hermione baru akan belok ketika ia mendengar seseorang mencemooh dirinya. "Aww, mau ke perpustakaan lagi? Kau merasa terasingkan lagi?" Pansy berdiri di belakang Hermione, sebuah seringai menghiasi wajahnya.

     "Tinggalkan aku sendiri." Hermione mencoba untuk tidak menunjukkan kelemahan dalam suaranya.

     Pansy tertawa dingin. "Tidak akan, sampai kau jelaskan padaku kenapa kau terus memandangi pacarku."

     Hermione berpura-pura tidak terpancing pada perkataan Pansy. "Aku tak mengerti apa maksudmu."

     Pansy memandangi Hermione dari atas ke bawah, menatapnya tajam. "Oh, tentu saja kau tahu maksudku. Draco-ku tersayang, kau, mudblood, memandanginya seperti seekor anak anjing. Jangan harap kau punya kesempatan untuk mendapatkannya. Akan kupastikan kau tak akan pernah memandanginya lagi." bentak Pansy, mengeluarkan tongkat sihirnya, menudingkannya pada Hermione.

     Pansy mendesis, mengucap sebuah mantra, dan sebelum Hermione sempat membela diri, ia merasakan tusukan di perutnya. Hermione terpental ke dinding, ia mengernyit kesakitan.

     Pansy menghampiri Hermione, tertawa jahat. "Pastikan kau TIDAK akan pernah memandanginya lagi..." Pansy hanya beberapa meter jauhnya di depan Hermione, masih menudingkan tongkat sihirnya ke arah Hermione. Ia tidak menyadari ada sosok yang sedang mendekatinya.

     "Berhenti, Pansy, hentikan!" Sebuah suara datang entah dari mana adanya. Jantung Hermione berhenti berdetak ketika ia melihat siapa yang datang. Pansy terlalu hanyut dalam dirinya sendiri untuk menyadarinya, dan ia terlanjur meneriakkan sebuah mantra.

     Hermione memejamkan matanya. Sebelum kutukan yang dirapal Pansy sempat mengenainya, seseorang menghadang kutukan itu, ia melompat ke hadapan Hermione.

     Mata Hermione membulat, ia mendengar suara rintih kesakitan. Hermione melihat tubuh Draco yang lemas jatuh ke lantai, tepat di depannya.


Alone With YouWhere stories live. Discover now