4

1.6K 221 12
                                    

     "Hermione, kau baik-baik saja?" tanya Harry, mengkhawatirkan Hermione yang tampaknya terguncang.

     Semuanya terasa tidak baik-baik saja, Hermione merasa ia tidak lagi pantas berada di manapun, tidak ada tempat untuknya, hubungannya dengan Ron telah kandas dan Hermione telah kehilangan orang-orang yang dicintainya. "Aku baik-baik saja, cuma sedikit terguncang."

     Itu adalah suatu kebohongan terbesar.

     "Kau yakin?" Harry berbisik, Hermione pun mengangguk. Harry menggenggam tangan Hermione, yang sedikit gemetaran. Harry menarik Hermione ke dalam pelukannya, mereka berdua duduk di sana selama beberapa saat, mencondongkan tubuh mereka pada satu sama lain. "Kadang aku berharap itu tak pernah terjadi." kata Harry, mereka berdua tahu yang dimaksud pemuda itu adalah perang. Hermione mengangguk sedih di bahu Harry, Harry menghela napas.

     Mereka berdua mendengar suaea seseorang datang ke arah mereka, mereka mengira orang itu adalah Ron.

     Tanpa mereka duga, orang itu adalah Draco, berlari menjauh dari kerumunan. Sebelum Draco bergegas menaiki anak tangga, ia sekilas melihat Hermione. Selama beberapa detik mata Draco terpaku pada lengan Hermione, dan ketika Hermione menyadari apa yang dilihar Draco sedari tadi, Hermione menyembunyikan tangannya di balik punggung, matanya penuh dengan rasa sakit. Harry memelototi Draco, pemuda itu pun pergi.

     Hermione menangis pelan, sama sekali hampir tak bisa didengar. Harry tak mendengarnya, dan Hermione langsung menghapus jejak air matanya sebelum Harry menyadari itu. "Aku mau istirahat dulu," Hermione memberitahu pelan, Harry mengangguk.

     Mata Harry mengawasi Hermione yang sedang berjalan membelok ke arah asrama mereka. Harry benar-benar berharap perang itu tak akan pernah terjadi dan Harry berharap mereka berdua masih bersahabat dekat seperti dulu.

*

     Apa yang telah kulakukan?

     Draco berlari menaiki anak tangga, meninggalkan Harry dan Hermione di belakangnya. Ia yang menyebabkan ini, semua ini. Ia memanggil Hermione mudblood, dan sekarang Hermione memiliki luka itu karena dirinya. Hermione tak pernah melakukan kesalahan apapun, namun gadis itu harus menderita begitu banyak. Mengapa ia harus menyakiti orang-orang? Draco hanya mencoba untuk melakukan hal yang benar, tetapi lihat apa yang telah dilakukannya pada Hermione dan semua orang yang dicintai gadis itu.

     Draco terduduk di lantai, menyesali segalanya yang telah ia lakukan.

     Aku benci diriku.

     Aku tak berguna.

     Aku hanya bisa membuat orang-orang di sekitarku menderita.

     Kalimat-kalimat itu berputar-putar berulang kali di kepala Draco, pemuda itu terisak. Draco menutup wajahnya dengan kedua tangannya, berharap andai saja ia adalah orang lain. Draco mendengar suara berisik, kepalanya terangkat, melihat sekelilingnya. "Siapa di sana?"

*

     Hermione berlari kencang menaiki anak-anak tangga, bahkan ia sama sekali tak merasakan langkah-langkah kakinya. Tak akan sama seperti dulu lagi. Tak akan kembali seperti dulu lagi.

     Hermione mendadak berhenti ketika mendengar suara tangis seseorang. Ia berbalik badan, mendapati Malfoy yang terduduk di depan dinding, sedang menangis. Tanpa sengaja, Hermione melenguh pelan, dan Malfoy langsung menengadah. Hermione langsung melompat ke balik tiang, jantungnya berdetak hebat, berdoa semoga Malfoy tidak melihatnya tadi.

     "Siapa di sana?"

     Hermione mendengar suara Draco yang gemetaran mendekat padanya, dan ia menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua telapak tangannya, terlalu takut untuk bernapas. Kedua lutut Hermione terasa lemas, ia bersandar pada sebuah tiang dingin untuk menenangkan dirinya sendiri.

     Kesunyian ini menakutkan, dan Hermione menduga kalau Draco telah pergi, meskipun ia tak berani bergerak.

     Sebuah tangan yang begitu dingin tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangan Hermione dan menariknya keluar dari tempat ia bersembunyi tadi, terungkap. Hermione ingin berteriak, tetapi satu tangannya masih menutupi mulutnya sendiri, menghalangi suaranya.

     Draco memegangi pergelangan tangan Hermione, cengkeramannya semakin erat. Mereka berdua berdiri di sana dalam kesunyian selama beberapa saat, tak bisa berkata apa-apa. Kedua mata Draco dipenuhi begitu banyak emosi, Hermione tidak tahan melihatnya. Matanya menyimpan banyak penderitaan, banyak kesedihan.

     Draco memalingkan muka seolah-olah ia sedang menenangkan dirinya sendiri. Ia melirik lagi sekilas, pandangannya mendarat pada pergelangan tangan Hermione yang telah dicengkeramnya begitu erat sejak tadi. Tangan Draco yang lain bergerak naik ke lengan Hermione dan menggulung naik lengan jubah gadis itu, tetapi Hermione tidak melawan, ia berdiri di sana, dilumpuhkan rasa takut dan terguncang.

     Tangisan pelan menyelinap keluar dari bibir Draco sementara matanya memandangi dengan ngeri lengan pucat Hermione. Kata itu telah terukir di kulit Hermione, dan ia tak melakukan apa-apa.

     Draco menundukkan kepalanya malu, Hermione merasakan setetes air mata yang hangat dan asin jatuh ke atas kulitnya.

Alone With YouWhere stories live. Discover now