Chapter 79

580 68 32
                                    

...

Peperangan terus berlanjut, Odin dan kawan-kawan dewa nya mulai turun tangan... Mereka melawan satu lawan satu melawan pasukan Denial Ω awalnya aku khawatir jika para pasukan milikku akan kalah, tetapi Ciel menenangkan diriku.

Ah iya mengapa aku lupa, padahal sebelumnya aku tidak mempedulikan kalah atau menang. Jika aku membatu Yuki maka utang ku akan selesai walaupun bukan diriku yang turun tangan tetapi dia tidak mempermasalahkan hal itu....

Banyak human lord yang terbunuh, karena para dewa sengaja untuk mengulur waktu.

Sial, jika saja aku tidak terburu-buru membantai para human lord aku bisa saja menangkap mereka walaupun aku bisa menghidupkan mereka itu pasti akan berbeda.

...

Dewa petir dia melawan 'Demon King Cursedman' pertarungan cukup sengit dari mereka berdua.

***

Another POV

Dewa petir dengan cepat dan senjata palu andalannya dia menghantamkan pukulan keras kepadanya dengan kekuatan fisik yang sama kuatnya tengkorak itu menahan hantaman palu yang sangat kuat, mereka terus beradu pukulan antara palu dan tangan kosong.

Sepertinya Cursedman kewalahan melawan dewa petir...

« Master tenang saja, dia belum berubah mode Iblisnya »

Ahh iya Ciel benar, aku menambahkan kekuatan mode tempur untuk mereka... Jika mereka kewalahan, kekuatan itu akan menentukan jalannya pertarungan.

...

Cursedman mulai terjatuh dia menerima pukulan palu keras bertubi-tubi, apakah dia akan membuka mode tempurnya?

Belum lama aku berbicara seperti itu, Cursedman mengeluarkan aura hitam kemerahan... Dewa petir itu mundur sepertinya dia waspada.

Kekuatan dahsyat meledak, menghancurkan area sekitar sosok mahluk dunia lain atau alam bawah telah mengeluarkan kekuatan penuhnya.

Kekuatan dahsyat meledak, menghancurkan area sekitar sosok mahluk dunia lain atau alam bawah telah mengeluarkan kekuatan penuhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yang benar saja." Ucap dewa petir itu, walaupun begitu dia tidak menyerah dan terus memukulnya tetap ia tidak bergerak sedikitpun. Lalu dewa petir menanyakan apa tujuan kalian. Crusedman menjawab

"Kami di utus untuk mengalahkan Odin dan mengambil kembali salah pedang tak berwujud."

"Ternyata benar kalau kalian mengincar pedang itu."

Dewa petir tidak membiarkan pedang itu jatuh di tangan orang yang salah, karena pedang itu dapat membunuh mahluk abadi.

Padahal kenyataannya salah, pedang itu sudah jatuh di tangan orang yang salah.

Crusedman belum bergerak sedikitpun, ia bilang kepada dewa petir agar menyerah aku tidak akan menyakitimu atau membunuhmu kalian hanya dibodohi. Ucapan Crusedman barusan dianggap hanya lelucon atau provokasi oleh dewa petir itu.

Karena Crusedman tidak mau lama-lama dia bergerak dengan kecepatan cahaya memukul dewa petir dari langit membuat daerah sekitarnya hancur dan memunculkan gempa.

Buakkkk*

Dewa petir itu muntah darah karena pukulan mematikan itu.

...

Aku pikir semuanya telah selesai tetapi dewa petir itu menghancurkan palunya lalu muncul awan berkabut disekelilingnya membuat dirinya berubah menjadi 'Astral Thunder' wujud manusianya masih utuh tetapi seperti petir biru yang menyerupai manusia. Kekuatannya juga meningkatkan sangat drastis.

Pertarungan kedua sepertinya akan dimulai.

Astral Thunder melawan Crusedman Battle mode

Keduanya bertarung dengan kecepatan tinggi, mengacuhkan apapun yang ada disekitarnya Astral Thunder menangkap Crusedman lalu membantingnya kearah gunung dengan kekuatan seperti itu gunung terbelah menjadi sebagian.

Crusedman mulai bangkit kembali dia memasang kuda-kuda sambil menyerap energi alam disekitarnya dia mengunakan seni beladiri 'Dragon Spirit battle Qi' milik Rimuru walaupun tidak sempurna...

Dia mulai meluncurkan pukulannya, kekuatan yang melawan hukum. Membelokan ruang dan waktu serangan itu terus melaju

yang tadinya gunung itu sebagian kini sudah tidak ada. Gunung yang besarnya setara dengan Everest hancur dengan sekejap mengenai Astral Thunder itu. Dia langsung terjatuh tidak sadarkan diri semua organ didalam dirinya hancur... Tetapi dia masih belum mati

untuk sekarang.

...

Pertarungan lainnya tidak di perlihatkan karena tidak ada hal yang menarik dari awal pemenangnya sudah ditentukan.

« Kita berhasil Master »

Kau benar Ciel...

Diablo juga sudah mengalahkan Odin. Perbedaan kekuatan keduanya sangat jauh jadi aku tidak perlu melihatnya.

Diablo muncul ke domain dewa, kurasa dia sudah punya akses untuk kesini.

"Rimuru-sama ini pedang yang yang anda minta."

"Terimakasih Diablo."

Diablo dan yang lainnya keluar, menyisakan diriku dan Yuki. Aku mengasih pedang itu kepada Yuki dia terlihat sangat senang lalu aku menampilkan dunia Yuki sekarang sudah menjadi hijau kembali.

Dia mengasih pedang itu kepada diriku.

"Kenapa?" aku bertanya dengan heran... dia tidak menjawab diriku

lalu dia minta kepada diriku untuk berdansa lagi, tentu saja aku menurutinya...

setelah berdansa dia menjauh dari diriku.

"semoga kita akan bertemu di kehidupan selanjutnya, maaf karena telah merahasiakan ini karena jika Odin mati aku akan ikut mati."

aku sangat tidak percaya mendengar perkataan itu, aku menghampirinya sambil memegang kedua pundaknya kenapa kau tidak bilang itu.

Meski aku bisa membangkitkan nya itu akan tidak adil bagi dirinya.

Dia menangis lalu berbicara sambil menjauhi diriku dengan ceria dia kembali tersenyum seperti biasanya tetapi kali ini senyumannya terlihat sangat asli.

"Jadi, saat kita bertemu lagi.... Mari kita menjalin cinta sepuluh ribu tahun (selamanya) Rimuru"

aku tidak bisa menahan tangisanku walaupun kita hanya bertemu sebentar kau sudah memberikanku banyak hal, dan kenangan.

Sial.

Tubuh yang udah itu perlahan menghilang menjadi butiran cahaya.

"Terimakasih Rimuru."

...

tangan yang tak sempat aku genggam
mulut yang tak lagi bergumam
cinta yang perlahan mulai padam
dihapus oleh kekecewaan

andai saja aku nyatakan cinta
akankah ia menerimanya?
andai saja aku genggam jari-jemarinya
akankah ia menggenggam dengan eratnya?

di dalam tangan yang tak sempat aku genggam
terdapat nadi yang bernalam
di dalam cinta yang tak sempat aku nyatakan
terdapat penyesalan yang sulit menghilang

***

Chapter 79 End

Rimuru Tempest - Perjalanan Mencari SegalanyaWhere stories live. Discover now