Chapter 131

295 37 32
                                    

Kemampuan dasar untuk belajar, membuat saya mengerti apa sebuah arti dari keikhlasan.

Saya.. mencoba melepaskan semua beban apa yang telah terjadi pada hari ini, masa lalu dan bahkan masa depan. Karena waktu selalu terbuka lebar untuk diriku.

Sebuah mimpi yang telah hilang, kini menjadi bagian dari diriku dan aku juga mengingatnya sebuah kenangan kepada seseorang yang memberikan aku tubuh ini.

Omong-omong, tentangnya.. aku bisa merasakan bahwa dia didekat diriku - atau bahkan dihatiku. Disaat aku sedang kesulitan dia pasti muncul dalam sebuah mimpi indah yang terasa singkat.

Jika bisa aku ingin membuat suatu permintaan.. apakah kau mau menjadi milikku.

Dia hanya tertawa lalu aku terbangun dari tidur itu.

"Selamat pagi Master."

Ciel, Pagi.

Pagi, menyapa seseorang yang juga selalu bersama diriku. Di semua kehidupan setelah kematian diriku lalu menjadi Slime.

Omong-omong aku hampir lupa bahwa aku dulu seekor Slime.

Terdapat 4 wanita yang membantu saya, entah secara langsung atau tidak. Mereka adalah alasanku tetap senantiasa hidup sampai saat ini.

Aku tersenyum dengan indah, melihat langit biru seperti bumi.. kurasa aku perlu menjadi lebih dewasa mulai detik ini.

Aku benar-benar lupa, benar perkataan "seseorang" bahwa aku telah melupakan semua masa lalu diriku. Siapakah aku sebenernya dan kehidupan sebelumnya.. aku telah melupakan hal itu.

Bukan hanya melupakan, aku seperti menghapus masa lalu itu.. tanpa sadar dan egois mengalah karena aku tidak mau tersakiti secara mental.

-

"Terimakasih atas Makannya."

"Ciel, Chloe aku akan pergi terlebih dahulu."

"Iyaaaa."

-

Aku mencium kedua pipi mereka lalu pergi, menuju sistem Amaranth (Imaginary Tree).

Aku tidak melakukan apa-apa, hanya melihat para mahluk hidup, melupakan hal-hal dan berbagainya. Walau hidup sementara mereka tetap bisa menikmatinya.

"Aku tidak akan mati, bahkan jika engkau mati."

Tetapi aku ini bukan siapa-siapa, aku juga hanya mahluk biasa yang memiliki kekuatan untuk mencari segalanya.

"Akasha, Hina, Abigail."

"Baik! Kami akan mencairnya."

Hebat, dasar para mahluk luar.. tanpa diberi perintah mereka sudah mengerti.

Aku menyuruh mereka untuk mengambil jiwa Clone yang sudah mati, atau memang sudah limit untuk berevolusi.

Altair, dia kuat tetapi agak som--

Sesuatu yang mengejutkan terjadi, aku langsung sadar bahwa ini bukanlah hal biasa.

Ciel mengatakan kepadaku bahwa aku memiliki Benih Celestia akibat kejadian ledakan aura, dirinya mengatakan bahwa aku terlalu banyak menyimpan energi negatif berlebihan sehingga alam bawah selalu kepenuhan - Hal itulah yang membuat traumaku tidak kunjung hilang.

Benih Celestia didapat karena saat ini aku suci ... Sepertinya halnya baru lahir.

Semoga berkat Benih itu aku bisa menghidupkan mereka semua, tetapi aku tidak mengerti apakah aku harus menjadi seperti ini terus lalu melakukan hal baik?

Kurasa bukan seperti itu.

"Master, aku baru ingat ... Kau melupakan suatu hal."

"Apa itu Ciel?"

Aku bertanya kepadanya dan berpikir apakah aku masih memiliki sebuah kesalahan atau sesuatu?

Ciel mengangkat tanganku.

Astaga ini membuat hatiku merasa sangat sakit, walau disisi lain aku bahagia.

"Kau melupakan cincin ini, sejujurnya aku ingin memberikan ini langsung kepada dirimu ... Tetapi saya merasa bahwa anda masih menutup diri, maka dari itu aku berubah pikiran."

Aku memeluknya dan berjanji bahwa hal ini tidak akan terulang kembali.

Saat cincin itu dipasangkan, satunya juga muncul ... Ini adalah cincin pernikahan antara Chloe dan aku.

Seperti aku akan menghabiskan waktu dengan mereka berdua.

-

Mereka berdua mendatangi Chloe di Sekolah ... Rimuru tanpa berpikir panjang langsung mengendong Chloe dan pergi besama Ciel.

Membuat murid dan Aina yang kepribadian super aktif, berteriak-teriak layaknya burung membuat murid terhasut olehnya.

"Dasar Aina tukang ngadu."

-

Kami bertiga menikmati waktu bersama di luar Imaginary Tree melihat kemerlap cahaya bintang dan galaksi yang tak terhitung jumlahnya.

Bercanda ria dan tertawa lalu tertidur karena terlalu lelah berbicara - Bahasan kami seperti tak ada ujungnya.

Disisi lain menjadi layaknya seorang Istri disisi lain menjadi seorang teman yang selalu ada dan saling mencintai.

Aku merangkul mereka berdua dan mengatakan aku beruntung bisa menemui kalian, jika aku tidak mati ditusuk penjahat.

"Uwahh, mereka sudah berada didalam mimpi."

Baiklah saatnya pulang.

・・・

Chapter 131 End

Terimakasih telah membaca chapter dan vote kali ini semoga menarik!

Gomen kalau pendek author mulai drop lagi, padahal mau speedrun 🤒

Kalau begitu sayonara~

Rimuru Tempest - Perjalanan Mencari SegalanyaWhere stories live. Discover now