Chapter 134

306 39 13
                                    

Rimuru adalah orang yang naif sampai saat ini, Mungkin dan Itu menyebabkan dirinya selalu mendapatkan Trauma atas apa yang telah ia lakukan.

Di suatu hari dia pernah membunuh semua penduduk suatu dunia secara sadar dan tidak terpengaruh dalam emosi ia terjatuh saat mengetahui hal itu.

"Ahh iya, kematian adalah kesediaan di kehidupan sebelumnya. Bahkan saat diriku tertikam oleh penjahat bawahan kerjaku menangis akan hal itu."

Dia sudah tidak memiliki hati manusia tetapi pikirannya masih menyatu dengan rasa simpati dan empati yang tinggi dalam rasa kemanusiaannya lalu kini ia bahkan menjadi "dewa" yang bahkan tidak perlu rasa itu lagi tapi ia kadang menangis dan itu adalah suatu yang wajar tidak ada salahnya "dewa" menangis. Ucap Gadis yang bernama Sasha

Ada halnya sesuatu itu tidaklah buruk jika menurut anda dan itu adalah sesuatu yang kau tidak bisa miliki yaitu sebuah kematian.

--Aku rasa dia bisa pergi ketempat yang bernama "Celestia" itu, tapi dengan syarat dia harus mati sebelum menjadi saat ini. Dia abadi, tak terkalahkan, dan sebuah kumpulkan realtia. Saat dia mengalami kematian dia tidak bisa pergi ketempat itu, dia akan bangkit kembali dengan cepat oleh Rei layer 0 Si tubuh utama. Ucap Kucing Hitam dengan mata seperti Bintang dipangkuan Sasha

Layer 0 secara tidak langsung mencegah dirinya untuk menuju Celestia tetapi dengan tidak adanya Layer 0 dia tidak dapat berbuat apa-apa sampai ini. Karena dia adalah dirinya sendiri.

・・・

--Aku mencoba menghidupkan Hinata, Ciel sudah tidak masalah akan hal itu begitu pula dengan Chloe.

Kami saat ini berada di dalam Istana Surgawi dengan bantuan Ciel aku menghidupkan Hinata kembali.

Dia terlihat sangat cantik berdiri anggun layaknya ksatria yang hebat membuat dunia dihadapanku seketika berhenti. Dia mengingat sebuah ingatannya kembali dan Chloe memberikan sebuah pakaian untuknya.

Aku menjelaskan semua apa yang telah terjadi.

"Apa! aku tidak percaya anak-anak telah mati dan hanya tersisa Chloe!?"

"Bagaimana kau tidak bisa menyelamatkan mereka!?"

Ucap Hinata dengan penuh Amarah.

"Maaf."

-

Rimuru hanya bisa meminta maaf karena itu adalah hal yang sebenarnya dan dia tidak bisa melakukan apa-apa. Ciel dan Chloe hanya terdiam melihat itu.

Dengan kesal Hinata memukul Rimuru dengan kuat membuatnya terjatuh dan Hinata pergi keluar.

"Danna, apakah kau tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja Chloe, aku akan mengejarnya dia pasti akan terus sedih jika dibiarkan."

"Tapi.."

Ciel memegang pundak Chloe dan mengatakan bahwasannya Master pasti bisa menyelesaikan semua ini.

"Baiklah."

Rimuru meninggalkan mereka berdua lalu berlari menghampiri Hinata.

-

Ditempat yang sangat indah dia melihat keindahan yang tidak bisa dijelaskan tetapi disisi lain dia merasa aneh.

"Mengapa kau bisa bersantai disini Rimuru?"

"Apa kau tidak memikirkan mereka?"

Angin berhembus menerpa mereka berdua serta sebuah dedaunan pohon yang ikut terbawa bersama angin itu.

Hinata lalu terjatuh lemas karena tidak kuat menahan Berkah Surgawi lalu Rimuru menangkapnya sebelum terjatuh.

"Kau tidak salah Hinata, aku kadang hampir melupakan mereka. Tidak, aku mungkin pernah menghapus ingatan tentang mereka karena aku tidak kuat menahan itu."

"Tetapi aku disini, dengan segala hal berusaha membangun kembali walaupun itu adalah hal yang mustahil dilakukan. Aku hampir menyerah dan membiarkan tertidur di dalam kehampaan. Tetapi berkat orang seperti dirimu aku bisa bertahan, jadi aku beruntung dapat menemukan keberadaan mu."

Hinata lalu menangis dengan sekencang-kencangnya lalu memeluk Rimuru.

"Kau memang bodoh."

Rimuru mengusap kepala Hinata lalu ia tertidur akibat evolusi dan mengendong membawanya ke kamar.

-

"Ciel jagalah Hinata, jika ia terbangun katakan segalanya sesuai yang dia pertanyakan."

"Baik Master."

Aku pergi menuju Layer 0 bertemu dengan Rei atau diriku yang benar-benar menyatu dengan kehampaan.

Ternyata, disisi lain aku memang sudah menyerah dan disaat ini aku berdiri aku belum menyerah.

Rei, terimakasih.

・・・

Dia selamanya mungkin tidak akan tahu dengan kenyataan sebenarnya bahwa Rei yang telah menghalangi dia untuk mencapai "Surga" jika dia tahu dirinya tidak bisa berbuat apa-apa atau bahkan membunuh kehampaan itu yang benar-benar tidak bisa dirasakan dan mungkin hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.

Kenyataan memang kadang selalu menyedihkan.

Chapter 134 End

Always, thanks sudah membaca dan vote chapter kali ini semoga menarik!

Tidak ada yang ingin dibicarakan, kalau begitu sampai jumpa di chapter selanjutnya sayonara~

Source Picture: Morgan F/GO (Pinterest)

Rimuru Tempest - Perjalanan Mencari SegalanyaKde žijí příběhy. Začni objevovat