Chapter 4.

13K 1.2K 48
                                    

"Daddy kan punya banyak uang. Gak akan habis kan kalau cuma beliin Adek kuda terbang??👉👈"
- Rasendriya Aufa Gunadhya -
 
__👑__👑__👑__
Happy Reading!

"Ish.. bukan gitu. Tapi gini."

"Itu salah, kan udah Aufa jelasin."

"Warnanya harus beda!!"

"Nanti hasilnya jelek."

Sosok mungil itu terus menggerutu karena merasa dongkol dengan keadaan yang dialaminya.

"Nah, udah jadi. Baguskan lukisan Aufa?"

Rasa dongkol yang dialaminya sekarang berubah menjadi rasa bangga terhadap lukisan hasil karyanya.

Sejak keluar dari kamar Ersya, Aufa langsung menuju sebuah ruangan khusus untuknya.

Ruangan itu sangat luas dan dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang berada di sisi kanan tempat untuknya melukis dan sisi kiri khusus untuknya bermain alat musik.

Selain menyukai kedua hobi itu Aufa juga mempunyai hobi lain, hobi menunggang kuda.

Sang daddy bahkan membuatkan tempat khusus untuknya bermain kuda yang terletak tak jauh dari mansion nya.

Namun akhir-akhir ini dia tak lagi melakukan hobinya yang satu itu. Entah bagaimana keadaan Bluebi, kuda poni putih kesayangannya yang dia tinggalkan lumayan lama.

"Ini Aufa, ini Daddy, ini Mommy, ini, ini, dan ini Abangnya Aufa. Terakhir yang ini, ini adalah Zavi," ucap Aufa sambil menunjuk satu persatu orang yang ada di dalam lukisan itu.

"Lukisan Aufa bagus kan Zavi?" tanya Aufa kepada temannya?

Kalau orang lain melihatnya, di ruangan itu hanya ada Aufa tak ada orang lain selainnya.

***

Sore hari di hari yang sama di ruang keluarga mansion Gunadhya dipenuhi dengan suara televisi yang menayangkan kartun favorit si bungsu.

Huft..

"Gantian dong Dek!! Abang juga mau nonton pertandingan basket idola Abang," ujar Ersya, bosen juga dia lama-lama kalau cuma nonton kartun.

"Gak mauu. Abang kan bisa nonton di kamar Abang, di sana juga ada televisi," tolak Aufa seraya memeluk erat remote televisi menjauhkan nya dari sang abang yang duduk di sampingnya.

"Tapi gak seru Dek. Suasananya beda. Yaaa, gantian sama Abang!!" bujuk Ersya dengan wajah memelas.

"Adek gak mauu pokoknya," tolak Aufa sambil berjalan menuju sang daddy lalu duduk di pangkuan daddy nya itu.

"Daddy~," ini siapa yang merengek?

"Abang udah tua gak cocok merengek gitu," nah loh baru juga merengek sekali udah diejek aja sama adiknya itu. Untung Ersya sabar.

"Mommy~," tanpa menghiraukan ejekan sang adik Ersya kembali merengek pada mommy nya berharap mommy nya itu akan membelanya.

Indigo Or Psychopath Family [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora