Chapter 28.

5K 619 31
                                    

__👑__👑__👑__
Happy Reading!

Dua hari telah berlalu setelah kejadian itu. Kini keseharian Aufa kembali seperti hari-hari sebelum dia bertemu dengan sosok Aciel, yang entah bagaimana sekarang keadaannya.

Sampai saat ini semua berjalan sebagaimana mestinya, terlihat normal.

Namun tidak bagi Aufa. Ada sedikit hal janggal yang dia rasakan akhir-akhir ini, tapi anak itu memiliki diam.

Seperti malam-malam sebelumnya baik daddy Rezvan maupun Dhafi melakukan video call dengan si bungsu.

"Daddy sama Bang Ara pulang minggu ini kan?" tanya Aufa.

Daddy Rezvan yang awalnya tersenyum kini terlihat mengubah raut wajahnya menjadi sendu, "Maafkan Daddy, baby. Sepertinya Daddy dan Abang akan pulang minggu depan."

"Yah.."

"Iya.. gak papa. Daddy sama Bang Ara jaga kesehatan ya disana! Pulangnya bawa cokelat yang banyak untuk Adek!! Hehe.." sambung Aufa, meskipun sedikit kecewa. Tapi sebagai anak dia juga harus bisa memahami kesibukan orang tuanya kan?

"Yang kemarin?" tanya Dhafi menoleh sekilas pada sang adik lalu kembali fokus mengetik sesuatu di laptopnya.

"Eumm.. udah habis. Gara-gara Bang Ery suka nyuri cokelat Adek diam-diam, gak izin dulu sama Adek," adu Aufa, melipat tangannya di depan dada dengan wajah cemberut.

Daddy Rezvan dan mommy Risha hanya bisa geleng-geleng kepala, ada-ada saja putra bungsu mereka itu. Yang namanya nyuri pasti diam-diam. Mana ada orang nyuri izin dulu.

"Beliin yaa, Bang Ara~!!" rengek Aufa dengan aegyo nya.

"Sikat gigi!!" ujar Dhafi, menghentikan kegiatannya.

"Iya, Adek rajin sikat gigi kok. Beliin yang banyak yaa!"

"Hm," balas Dhafi.

Daddy Rezvan, mommy Risha ataupun yang lainnya tak pernah melarang anak itu memakan makanan manis kesukaan si bungsu.

Meskipun begitu, bukan berarti mereka tak peduli dengan kesehatan si kecil. Mereka telah mengatur secara keseluruhan jadwal anak itu, termasuk jadwal dan porsi anak itu makan makanan manis yang katanya 'Chocolate is my life.' Berlebihan sekali sih, Fa.

"Yeyy.. sayang Bang Ara banyak-banyak," pekik Aufa, dia bahkan sampai melompat-lompat di atas tempat tidurnya.

"Bulan depan kita ke rumah sakit!!"

"Gak jadi sayang Bang Ara banyak-banyak."

***

Pagi kembali menyapa, waktu terasa berjalan begitu cepatnya.

Sudah satu bulan lamanya Aufa bersekolah di Izz Junior High School, dia telah mengenal dan berteman dengan teman sekelasnya.

Bel masuk telah berbunyi sejak 2 menit lalu. Seluruh murid duduk di tempatnya masing-masing, tak terkecuali dengan Aufa.

Anak itu duduk manis sambil melipat tangannya di atas meja, menunggu guru pengajar masuk ke kelasnya.

Indigo Or Psychopath Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang