Chapter 32.

4.9K 611 89
                                    

__👑__👑__👑__
Happy Reading!

Terlambat.

Satu kata yang menyimpan beribu luka, air mata, penyesalan, dan duka.

Mereka terlambat menyelamatkan sang mentari yang kini sinarnya telah sirna seiring dengan tubuh kecil itu terbaring kaku dengan wajah pucat dan suhu tubuh yang setiap detiknya semakin mendingin.

"Hiks.. putra Mommy," lirih mommy Risha dalam dekapan sang suami.

Daddy Rezvan menatap kosong ke arah depan, menyaksikan bagaimana orang-orang menimbun tubuh kecil itu dengan tumpukan tanah.

Penyesalan begitu mendalam terpancar jelas di matanya.

Masih membekas di ingatannya, kala pertama kali daddy Rezvan menemukan putranya itu terbaring mengenaskan dengan darah yang terus mengalir di kepalanya.

Senyum kecil terpatri di wajah kecil itu seakan memberi tahu bahwa sosok itu telah bahagia di alam sana. Meninggalkan mereka tanpa sepatah kata.

Hari ini adalah hari yang tak pernah diinginkan keluarga Gunadhya, langit pun seakan ikut berduka karena kehilangan seseorang yang semasa hidupnya dikenal sebagai sosok ceria.

Tak banyak orang-orang yang berhadir untuk melepas kepergian bungsu Gunadhya itu.

Hanya keluarga besar Gunadhya, serta orang-orang kepercayaan Gunadhya yang menghadirinya.

'Selamat jalan, sayang. Putra kesayangan Daddy. Maafkan Daddy karena gagal menjagamu. Jaga dirimu baik-baik ya, karena disana tak ada lagi Daddy dan Abang yang bisa melindungimu' batin daddy Rezvan.

Di samping daddy Rezvan, Dhafi berdiri dengan kacamata hitam yang bertengger manis di pangkal hidungnya.

Tak ada isak tangis atau air mata yang ditunjukkan si sulung. Tapi ketahuilah, nyatanya di balik kacamata hitam itu dia sedang menutupi kondisi matanya yang jauh dari kata baik-baik saja.

Afif yang berdiri di samping sang kakak hanya bisa menundukkan kepala, menatap tanah yang kini mulai terlihat basah karena langit yang tak mampu menahan beban yang ditanggungnya. Dia merasa gagal menjadi seorang kakak, dia tak bisa melindungi adik-adiknya.

Ersya? Sejak awal putra ketiga Gunadhya itu tak kunjung terlihat bahkan sampai penghujung acara.

Setelah menaburkan bunga dan doa, satu persatu orang-orang mulai meninggalkan tempat itu, menyisakan empat orang yang masih tak terima akan kepergian si bungsu.

'Ku pastikan kalian akan mendapat balasan yang jauh lebih menyakitkan, bahkan sampai ke anak cucu kalian tak akan ku biarkan mereka hidup tenang,' dengan rahang yang mengeras serta tangan yang mengepal kuat Dhafi berbalik melangkah meninggalkan makam sang adik.

Setelah kepergian Dhafi, kembali menyisakan sepasang suami istri juga sang anak yang masih setia menatap tempat peristirahatan terakhir si bungsu.

***

A month later.

Satu bulan telah berlalu sejak kepergian si bungsu. Banyak yang berubah selama satu bulan ini.

Indigo Or Psychopath Family [END]Where stories live. Discover now