Chapter 13.

8K 846 48
                                    

"Tidak ada hari ini tanpa kemarin atau besok tanpa hari ini."
- Kim Jong-un -

__👑__👑__👑__
Happy Reading!

"Baby tahu definisi anak baikkan?" tanya daddy Rezvan.

"Eng.. Adek tahu," jawab Aufa yang duduk di pangkuan sang daddy seraya menganggukkan kepalanya.

"Tanpa Daddy jelaskan berarti baby tahu apa yang harus baby lakukan jika ditanya seseorang," ucap daddy Rezvan dengan lembut.

"Iya. Daddy mau tanya sesuatu sama Adek?" tanya Aufa, menatap sang daddy sambil memiringkan kepalanya sedikit.

"Yes. Tapi sebelum itu, maafkan sikap Daddy tempo lalu, hm," jawab daddy Rezvan menatap lembut netra bulat itu.

"Daddy gak perlu minta maaf!! Waktu itu Adek yang salah. Adek minta maaf ya Daddy, Adek udah lancang sama Daddy," kata Aufa, memeluk daddy Rezvan.

Cup..

Daddy Rezvan mengecup sayang kening si bungsu, "Daddy maafkan. Sekarang Daddy mau tanya, apa baby benar-benar ingin sekolah hm?"

"I-iya Daddy. Tapii..," Aufa menggantungkan ucapannya tampak ragu untuk melanjutkan.

"Apa alasan baby ingin sekali sekolah hm?" masih dengan nada lembutnya daddy Rezvan bertanya.

Kali ini dia harus bicara dari hati ke hati dengan si bungsu.

"Adek mau punya banyak teman Daddy, biar bisa main bareng, belajar bareng. Pasti seru kan Daddy kalau belajar bareng teman? Gak cepat bosen, beda kalau belajar di rumah, ya kan Daddy? Terus Daddy, setiap kali Bang Ery bawa teman-temannya ke sini, mereka bisa seru-seruan bareng, bercanda bareng, ketawa bareng. Adek juga pengen ngerasain Daddy~," jelas Aufa yang diakhiri rengekkan untuk meluluhkan hati sang daddy.

"Meskipun Adek juga punya teman, sering bermain sama Zavi, tapi rasanya beda Daddy," adu nya sembari melepaskan pelukannya.

Tanpa dijelaskan pun daddy Rezvan tahu bagaimana rasanya.

Alam mereka saja sudah beda, pasti semua yang keduanya lakukan juga akan terasa berbeda.

Huhh..

Mungkin benar dia harus belajar dari masa lalu. Tapi bukan berarti dia harus hidup di bawah bayang-bayang masa lalu.

"Ya sudah baby Daddy izinkan," ucap daddy Rezvan.

"Hah? Maksudnya, Daddy?" entah kenapa ucapan daddy nya itu terasa sulit dicerna oleh otaknya.

"Baby ingin sekolah seperti Bang Ersya kan?" daddy Rezvan mulai bertanya kembali.

"Eng.. iya. Adek ingin," cicit Aufa, pikirannya mulai mencerna.

"Daddy izinkan baby untuk sekolah," kata daddy Rezvan, dia menunggu bagaimana reaksi sang anak setelah mendengar penjelasannya.

"Beneran Daddy?" pekik Aufa.

Sungguh dia benar-benar merasa bahagia sekarang. Impiannya sebentar lagi akan terwujud.

Indigo Or Psychopath Family [END]Where stories live. Discover now