Chapter 14.

7.6K 851 44
                                    

"Hidup itu bukan tentang menunggu, tapi juga tentang perjuangan. Kau menginginkan sesuatu maka berjuanglah!! Jangan cuma menunggu, karena menunggu hanya akan membuang-buang waktu."
~HaNa_Nad

__👑__👑__👑__
Happy Reading!

"Hiks.. sakit kepala Adek hiks.. semua ini hiks.. salah Bang Ery."

Sejak beberapa menit lalu Aufa terus menangis meratapi keningnya.

"Kok Abang?" balas Ersya tak terima dengan ucapan sang adik.

"Salah Bang Ery pokoknya hiks.. Jidat Adek jadi nyut-nyutan, HUWWEEE.." tangis Aufa.

Jidat nya semakin berdenyut saat Afif menekan handuk yang digunakan untuk mengompres memar nya.

"Lah siapa suruh Aufa berdiri di depan pintu?" ucap Ersya berusaha untuk santai sambil menatap Aufa yang duduk di tempat tidur baby blue.

"Hiks.. Adek kan cuma mau hiks.. nunggu Abang keluar hiks.." ujar Aufa masih terisak di pelukan sang mommy.

"Abang," tegur mommy Risha.

"Maaf Mom. Ersya beneran gak tahu kalau Adek masih berdiri di depan pintu. Ersya kira Adek udah pergi makanya waktu Ersya buka pintu langsung Ersya lempar aja botol shampo di tangan Ersya," jelas Ersya, dia merasa bersalah pada sang adik atas kejadian pagi ini.

"Terus setelah dengar Adek nangis kamu baru tahu kalau Adek masih ada di pintu gitu?" tanya Afif sambil mengambil salep di kotak obat lalu mengoleskan nya di kening sang adik.

"I-iya," gumam Ersya.

"Waktu kamu buka pintu, kamu nya sambil merem?" tanya Afif lagi, meletakkan kembali salep tadi ke tempat semula.

"Gak gitu Bang," sergah Ersya.

Pagi ini, mood nya sangat buruk. Dengan rasa kesal Ersya menyelesaikan acara mandinya.

Bahkan dengan tega nya dia membuka pintu dengan tak berperasaan, di tangannya terdapat botol shampo, setelah itu secara refleks dia melempar benda itu begitu saja, dan berakhir seperti ini.

"Jidat Adek jadi gak rata lagi kan, hiks.." isak tangis Aufa mengalihkan atensi mereka.

"Adek bilang apa?" tanya mommy Risha, mengelus rambut Aufa dengan sayang.

"Sakit Mommy~," rengek Aufa semakin menjadi.

Mendengar ucapan si bungsu, daddy Rezvan yang berdiri di dekat Aufa menatap tajam Ersya yang kini menunduk.

"Masa hukuman mu Daddy perpanjangan," ucap daddy Rezvan dengan dingin membuat yang lain menatap ke arahnya.

"Yah, D-dad-."

"Sudah, terima saja!!"

Setelah mengucapkan itu daddy Rezvan melangkah keluar dari kamar Aufa.

"Zachery Ersya Gunadhya, nanti malam temui Abang di ruang latihan!!"

Glup..

Indigo Or Psychopath Family [END]Where stories live. Discover now