Chapter 19.

6.1K 753 40
                                    

__👑__👑__👑__
Happy Reading!

Terkejut.

Hal yang dialami Aufa pertama kalinya setelah pintu lift terbuka.

Buru-buru dia berbalik menyembunyikan wajahnya di pelukan Farrel yang berdiri tepat di belakangnya.

Farrel yang mendapat pelukan tiba-tiba dari Aufa juga tampak terkejut untuk sekian detik. Tangannya terangkat mengelus punggung kecil itu, saat dia ingin menjauhkan tubuhnya anak itu malah mengeratkan pelukannya.

Hey! Aufa itu takut.
Ya, takut. Takut sama kepala yang menggantung di dalam lift, tanpa badan, bahkan dipenuhi cairan berwarna merah dengan wajah tak berbentuk.

Kemarin penampakan itu tak ada, kenapa hari ini ada? Apa ini akibat dari sikapnya pada sang abang? Jika itu benar, maka nanti-nanti dia tak akan bersikap seperti itu lagi.

"Loh, kenapa Adik Manis?" tanya Niko, dia juga ikut terkejut mendengar teriakan Aufa yang hampir memecahkan gendang telinganya.

"Da-darah," lirih Aufa.

Sungguh, meskipun satu minggu sekali dia rutin menjalani terapi, tapi rasa takutnya itu belum hilang sepenuhnya.

Apalagi saat ini dia mendapat kejutan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Hal itu mampu membuat rasa takutnya semakin menjadi.

Zee menatap Farrel menuntut penjelasan, pasalnya tak ada darah di dalam lift itu.

Farrel yang paham dengan tatapan Zee pun menjawab, "He is special. He is different."

"Maksudnya ..." Niko menggantungkan ucapannya dan dibalas anggukan kepala sekilas oleh Farrel.

"Wow.. apa dia tahu kau-."

"Diam!!" potong Farrel dengan datar sambil menatap Niko.

Niko yang melihat tatapan Farrel hanya bisa menggaruk tengkuknya.

"Okay."

Keheningan tercipta diantara keempat siswa yang kembali menantikan pintu lift terbuka.

Farrel melangkah memasuki lift meski sedikit kesusahan karena Aufa yang masih mempertahankan posisinya.

"Tak apa! I'm here," ucap Farrel.

***

Guru pengajar telah tiba beberapa menit lalu.

Setelah melakukan doa menurut keyakinan masing-masing, dilanjutkan dengan guru yang mengabsen murid-muridnya. Barulah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.

Aufa berusaha untuk fokus mendengarkan penjelasan guru di depan, kejadian tadi pagi sangat mengganggunya.

Selama setengah jam Aufa mencoba barulah dia bisa fokus sepenuhnya, tak menghiraukan makhluk sebelah yang berkeliaran di kelasnya.

***

Sedangkan di tempat lain.

"Jadi sekarang anak itu mengizinkan dia sekolah, eoh?" tanya seorang pria paruh baya yang duduk di kursi kerjanya.

Indigo Or Psychopath Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang