Chapter 24.

5.6K 666 36
                                    

__👑__👑__👑__
Happy Reading!

Flashback on.

Tok.. Tok.. Tok..

Cklek..

Pintu bercat hitam itu terbuka setelah diketuk dari luar dan memperlihatkan seorang pemuda berjalan mendekati pemuda lainnya yang duduk di kursi kerja.

"Bang?"

"Hm."

"Bang Dhafi, ada masalah?" tanya Afif saat melihat Dhafi terus memijat pangkal hidungnya.

"Ya," balas Dhafi, lalu beralih menatap sang adik yang duduk di depannya.

"Masalah apa?" tanya Afif, kembali.

Dhafi menatap intens sang adik, pikirannya tertuju pada kejadian beberapa menit lalu.

Cklek..

"Bang Dhafi, Adeknya Ersya kenapa lari-lari waktu keluar dari ruangan Abang?"

Dhafi yang awalnya ingin menjawab pertanyaan Afif harus menelan kembali kata-katanya saat adiknya yang lain dengan tidak sopannya membuka pintu ruang kerjanya sambil menyembulkan kepala sebagian.

"Masuk!!" tegas Dhafi dengan datar.

Ersya yang merasakan aura tak bersahabat dari sang abang segera mendekati abang pertamanya setelah menutup kembali pintu ruang kerja Dhafi.

Dhafi kembali menatap Afif dan Ersya yang duduk di depannya sebelum menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dengan si bungsu, sekaligus menceritakan kejadian yang dialami Aufa.

Afif dan Ersya tampak terkejut selepas mendengar penjelasan dari si sulung, ada sedikit rasa takut di benak mereka.

"Kalau menurut Afif sih, gak ada salahnya Bang memberi izin baby untuk membantu temannya itu,-" kata Afif yang langsung mendapatkan tatapan tak percaya dari Ersya.

"Coba Bang Dhafi dan Ersya pikir lagi!! Untuk apa baby punya kelebihan itu? Pasti ada alasannya kan? Gak mungkin Tuhan memberi kelebihan itu tanpa adanya alasan dan terlebih lagi memberikan nya pada sembarang orang. Itu semua adalah takdir kan? Hanya orang-orang terpilih yang bisa memilikinya,-" Afif menatap wajah dua saudaranya bergantian.

"Kita yang manusia biasa diciptakan pasti ada alasan dan tujuannya, begitupun dengan mereka. Seperti halnya yang terjadi pada baby saat ini. Mungkin ini memang sudah saatnya kelebihan baby itu berguna."

Sebagai seorang kakak yang menyayangi adiknya, Afif jelas ingin yang terbaik untuk sang adik.

Seperti saat ini Afif hanya ingin membuktikan ucapannya kala itu pada Aufa, bahwa suatu saat nanti kelebihan yang adiknya miliki akan berguna bagi seseorang di luar sana.

"Jadi maksud Bang Afif, Abang izinin Adeknya Ersya untuk berurusan dengan mereka, dengan hal-hal semacam itu?-" Ersya yang dari awal tak terima dengan ucapan sang abang kini membuka suara.

"Apa Abang gak khawatir dengan keselamatan Adeknya Ersya? Selama ini kita udah menjaga sangat ekstra Adeknya Ersya. Bahkan over untuk melindunginya biar kejadian yang dulu gak terulang. Terus sekarang?"

Indigo Or Psychopath Family [END]Where stories live. Discover now