Chapter 34.

5.3K 518 49
                                    

__👑__👑__👑__
Happy Reading!

Aufa, anak itu benar-benar hilang kendali. Rasa takut kini lebih mendominasi.

Aroma amis cairan berwarna merah itu semakin menjadi, teriakan kesakitan terdengar silih berganti. Terhitung 3 orang menjadi korban kekerasan yang dilakukan dua orang itu.

"Hiks.. berhenti!" lirih anak itu pergerakannya kini mulai melemah.

Entah sudah berapa kali dia memuntahkan isi perutnya. Meski matanya terpejam, tapi hal itu tak mengurangi fungsi indra penciumnya menangkap aroma amis yang bercampur dengan udara di ruangan itu.

"Pembunuh."

"Ti-tidak, Daddy bukan pembunuh," lirihnya lagi.

"Ohh.. lihatlah! Sungguh pemandangan yang indah," suara orang itu kembali terdengar.

Dor..

Dor..

"Oh sh*t, semudah itu?" tanya pria itu entah kepada siapa.

Brak..

"Beni, markas diserang. Wolsgon Devil menemukan keberadaan kita," ujar sang pendobrak pintu.

"Sial*n, kenapa mereka bisa menemukan keberadaan kita secepat itu? Apa ada pengkhianat?" murka pria itu yang dipanggil Beni.

"Entahlah, sekarang apa yang kita lakukan?" tanya pria itu lagi.

"Huh.. sekarang apa yang kita lakukan, Bos?" Beni bertanya pada sosok yang berada tak jauh dari mereka.

Kepulan asap rokok tampak mengitari sosok itu sebelum sosok itu menjawab, "Kau bawa anak itu! Lakukan tugasmu sesuai rencana! Aku akan menemui mereka."

"Dan kau, ikut denganku!" sosok itu melangkah keluar menyisakan Beni dan si kecil yang masih bergumam tak jelas.

***

Di sisi lain, beberapa saat yang lalu.

Setelah menemukan informasi keberadaan si bungsu mereka kembali melesat menuju tempat yang nyatanya adalah bangunan tua di ujung kota sekitaran hutan dekat pantai tak berpenghuni.

Kali ini daddy Rezvan mengerahkan anggotanya yang tersebar di kota itu.

"Seperti rencana awal!" ujar daddy Rezvan.

Mereka mengangguk dan berpencar mengelilingi bangunan tua itu.

Dhafi dan Aldo pergi ke arah timur mencari letak pintu belakang dari bangunan yang bisa dibilang sebuah hotel terbengkalai sudah lama tak beroperasi.

Tempat itu tampak kumuh, tak terawat, dan jangan lupakan tanaman-tanaman liar yang tumbuh begitu subur di sekitaran bangunan menambah kesan horor di waktu tengah malam itu.

Beruntunglah ada sedikit cahaya bulan yang mengiringi langkah demi langkah keduanya kala memasuki hotel tua tempat si bungsu disekap.

Sedangkan daddy Rezvan sendiri melangkah menuju pintu depan bangunan itu ditemani Cemal. Di belakang mereka ada beberapa pasukan terlatih Wolsgon Devil yang siap sedia dengan senjata.

Indigo Or Psychopath Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang