Chapter 30.

4.7K 600 53
                                    

__👑__👑__👑__
Happy Reading!

Dor..

Dor..

Dor..

Suara tembakan dilepaskan terdengar memekakkan telinga.

Tiga laki-laki tumbang diterjang timah panas yang bersarang di kepala mereka.

Sang pelaku, tak lain dan tak bukan seorang pria yang perlahan menurunkan pistolnya.

"Saya menyuruh kalian bukan sekedar mengawasinya, tapi juga melindunginya," ujar pria itu dengan suara beratnya terkesan dingin penuh amarah.

"Kalian tahu konsekuensi dari pekerjaan kalian inikan?" tanya pria itu.

"Yes, Master," jawab salah seorang.

"Mati. Mati di tangan musuh atau mati di tangan saya," ucap pria itu lagi, tanpa membalikkan badannya.

"Sekarang lakukan tugas kalian! Cari tahu dalang di balik kejadian ini dan lacak keberadaannya! Jika sampai terjadi sesuatu pada putra saya, maka nyawa kalian taruhannya," ia menatap tajam barisan anak buahnya yang hanya menundukkan kepala.

You know?
He is daddy Rezvan.

Saat mendapat laporan kedua anaknya dalam bahaya, tanpa memedulikan metting penting yang berlangsung daddy Rezvan dan Dhafi pergi begitu saja menuju bandara.

Disinilah daddy Rezvan dan Dhafi berada, markas Wolsgon Devil.

Markas yang dibangun di tengah hutan belantara sejak puluhan tahun silam dengan warna hitam lebih mendominasi setiap sisinya, warna yang sering dikaitkan dengan kematian.

Bisa dibayangkan bagaimana seramnya tempat itu? Sebuah bangunan tua yang menjadi saksi bisu bagaimana kejamnya setiap keturunan Gunadhya menyiksa tawanannya.

Entah sudah berapa banyak nyawa yang terbunuh di tempat itu. Mungkin ribuan atau lebih?

Tanpa disuruh dua kali mereka segera melakukan perintah sang tuan sebelum tuannya itu berubah pikiran dan bertindak lebih kejam.

"Dad?"

Setelah kepergian orang-orang itu, Dhafi yang sejak awal hanya memperhatikan dari ujung ruangan perlahan mendekati sang daddy.

"Ya? Bagaimana keadaan Adik mu? Apa dia baik-baik saja?" daddy Rezvan balas menatap putra sulungnya itu.

"Hm."

"Di mana dia sekarang?" tanya daddy Rezvan lagi seraya melepas jas yang dikenakannya dan meletakkan di sofa ruangan itu.

"Mansion."

***

"Hiks.. sayangnya Mommy."

Isak tangis terdengar dari ruangan yang dipenuhi ornamen Doraemon di setiap sudutnya.

Mommy Risha tak bisa membendung kesedihannya. Sejak pagi perasaannya sudah tak tenang, dia mengkhwatirkan si bungsu yang saat itu masih ada di sampingnya.

Indigo Or Psychopath Family [END]Where stories live. Discover now