PENGHISAP DARAH - NOREN

57.5K 1.5K 178
                                    

Disarankan !
Jika sedang membaca, lihat komennya saat sudah menyelesaikan chapternya agar tidak mempengaruhi mood anda saat membaca.

《NOREN》

matanya memerah tanda jika kehausan. belum bisa mengendalikan diri karena terlalu kecil untuk mengerti. nyatanya itu hanyalah respon tubuhnya saat kelaparan dan melihat santapan lezat didepannya.

monster kecil yang menggemaskan. hidup ditempat yang salah, dan dikehidupan yang salah. monster penghisap darah ini tumbuh ditengah-tengah hewan besar yang menakutkan. awalnya mengikuti instingnya terhadap makanan.

ia mendekati pria tanpa atasan, tingginya yang tidak lebih dari pinggang pria itu membuatnya mendongak. diam saja tanpa berkata. semua orang berkumpul, dirasa mencium bau berbahaya, nyatanya hanya anak kecil datang dengan wajah polosnya.

"tersesat?" ujaran kencang nada bertanya terdengar. anak ini sudah dipastikan bukan salah satu anggota mereka dari wajah dan bau yang dikeluarkan.

anak itu tanpa suara mendekat pada lelaki yang memiliki wangi yang paling harum tanpa takut. saat sudah didekat lelaki itu, anak itu mengendus sesaat dan memejamkan matanya.

"wangimu enak." saat anak itu berbicara, lelaki itu berjongkok didepannya. mengarahkan telapak tangannya untuk mengelus pipi dingin itu. ditengah cuaca bersalju, anak itu memakai pakaian tipis tanpa kedinginan.

Renjun, nama anak itu. memegang tangan lelaki didepannya dengan kedua tangan kecilnya. memasukkan jari telunjuk lelaki itu pada mulutnya, menggigitnya hingga mengeluarkan darah, menghisapnya penuh dengan kenikmatan. "lapar, ya?" lelaki itu bukannya menarik tangannya, ia malah makin mendekat. mengelus leher anak itu dengan tangan yang lain seperti memberi perintah untuk 'nikmati makan siangmu'.

anak itu masih fokus menghisapnya dengan pandangan mata tetap melihat kearah pria dengan wajah dingin itu. Jeno.

Jeno memasukkan lebih dalam jarinya, membuat jari itu mendapat goresan panjang. menjelajahi mulut kecil itu dengan jarinya.

"yang hangat dari tubuhmu hanya mulutmu, aku penasaran.. lubangmu sehangat apa?" Jeno berbisik pelan pada anak yang perkiraan umurnya hanyalah 9 tahun.

"yang mulia, dia keturunan vampir. sebaiknya, daripada membuat masalah dengan kaum mereka, lebih baik anak itu kita tinggalkan disini." dengan perasaan khawatir, salah satu orang yang bersama Jeno berujar. bisa ada pertempuran jika mereka dituduh mencelakai dan menculik keturunan vampir ini. padahal anak ini sendiri yang tersesat.

"tidak, dia masuk ke wilayah kita, maka dia milik kita. maksudku, milikku." kata-kata terakhir pelan terucap. mata anak ini seolah-olah menjerat Jeno kedalam pesonanya.

"lepaskan." Jeno menarik jarinya yang membuat jari itu terlepas dengan paksa.

"makananku.." Renjun bergumam sedih. ia belum kenyang sama sekali. masih dengan melihat jari Jeno yang mulai tertutup goresannya.

"kamu bisa melanjutkannya kalau ikut bersamaku. bagaimana?" Jeno menawarkan sambutan tangannya pada Renjun, mengajaknya untuk ikut.

"aku ikut." Renjun merentangkan tangannya, alih-alih memegang tangan jeno, ia lebih memilih untuk digendong. mudah diculik, layaknya anak kecil yang diberikan permen.

Jeno tersenyum, menggendong Renjun. "jangan berharap untuk pergi saat kamu sudah memasuki wilayahku, anak manis."

🦊🦊🦊

udh dijadiin book, judulnya THE WORLD.

ONE SHOT - RENJUN HAREMWhere stories live. Discover now