AYO, PUTUS -JAEMREN

10.2K 639 46
                                    

《JAEMREN》

Renjun dan Jaemin adalah sepasang kekasih sejak SMA. Terhitung 6 tahun bersama tidak membuat hubungan mereka renggang. Kesamaan gender yang dimiliki tidak menjadi penghalang percintaan mereka.

Jaemin yang setia ini, patut disyukuri oleh Renjun. Walaupun tidak bertemu setiap hari karena kesibukan masing-masing, setidaknya kedua orang ini selalu memberikan kabar satu sama lain.

Dahulu, Jaemin berjanji mengajak Renjun untuk menikah di luar negeri. Menetap bersama dan hidup bahagia. Renjun tidak bisa melakukannya beberapa tahun lalu karena ia mengurus ketiga adiknya yang masih sangat kecil dan perlu di urus.

Bukan adik kandung, adik-adiknya ini adalah anak dari ayah angkat Renjun yang menikah dengan ibunya. Kecelakaan beberapa tahun lalu membuat mereka tidak mempunyai siapa-siapa untuk bergantung. Saudara tidak ada yang menerima. Renjun patut bersyukur masih ada rumah dan jaminan kesehatan yang dimilikinya.

Renjun menjadi seorang guru dengan gaji yang sebenarnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Terkadang kurang memang, tapi ia berusaha mencari akal untuk memenuhi kebutuhannya.

Jaemin selalu berusaha membantu, tapi Renjun tidak ingin meminta dan menerimanya terus menerus. Rasanya seperti memanfaatkan kekasihmu sendiri yang memang dari keluarga yang berkecukupan.

"Sayang, aku bawakan jeruk untukmu." Jaemin terbiasa membuka pintu rumah itu tanpa permisi. Ia mempunyai kunci cadangan, jika Renjun tidak ada atau tidak mendengar ketukan pintunya, ia bisa langsung masuk kedalam rumah itu.

"Kak Jaemin? Membawa jeruk?" Jisung, adik pertama Renjun ini membuka bungkusan berwarna hitam. Tersenyum pada Jaemin dan mengambil satu untuk dimakan.

"Dimana kakakmu?"

"Di kamar."

👥👥👥👥

Renjun sedang menghitung gaji bulanannya. Mencoba menghitung kembali dengan teliti dan memikirkan kebutuhan perharinya. Jisung akan melakukan perpisahan kelulusan. Membutuhkan uang dan beberapa hal baru untuk di bawa Jisung pergi selama 5 hari.

Sebenarnya gajinya mungkin cukup membayarnya, tapi kemungkinan mereka tidak akan bisa makan untuk beberapa hari kedepan membuat Renjun terus berpikir.

Pintu kamar terbuka, Jaemin masuk kekamar itu dan melihat Renjun yang duduk dilantai. "Sayang? Aku membawa jeruk untukmu."

Renjun melipat uang nya dan memasukkan dengan cepat ke saku bajunya. "Hari ini libur kerja, Jaemin?"

Jaemin mengangguk, "Sengaja, aku merindukanmu~" pelukan dari belakang terasa di tubuh Renjun. "Sedang apa?"

"Tidak melakukan apa-apa. Kenapa kamu suka seenaknya meliburkan diri?"

"Aku pemiliknya."

"Tidak boleh seperti itu." Renjun melepaskan pelukan itu, ia berdiri dan berjalan keluar kamar.

"Ren.. Aku hanya ingin mengunjungimu setelah seminggu sibuk dengan berkas-berkas itu." Jaemin mengekori Renjun.

Jaemin melanjutkan, "Andai kamu bekerja diperusahaanku, pasti aku tidak akan menginginkan libur."

"Itu bukan bidangku."

"Aku bisa membiarkanmu masuk ke perusahaanku tanpa melihat lulusan dari jurusan apa dirimu."

"Tidak baik seperti itu, Jaemin." Renjun berhenti, menatap Jaemin dengan lelah. Ia pusing sekarang. Jaemin sudah berkali-kali mengatakannya. Memaksanya dengan berbagai alasan.

"Renjun.." Jaemin duduk di lantai didepan televisi, duduk disamping Jisung yang menonton dengan serius, pertandingan sepak bola kesukaannya sedang bermain.

ONE SHOT - RENJUN HAREMWhere stories live. Discover now