AKU MENYUKAIMU, DOKTER - WOOREN

13.3K 595 47
                                    

《WOOREN》

"Dokter Jungwoo!" langkah itu mendekat menghampiri seorang dokter muda dengan tubuh tinggi tegapnya.

Renjun berdiri tepat dihadapan dokter itu, sedikit mendongak karena perbedaan tinggi keduanya, "Apa Renjun sudah boleh pulang?"

Rumah sakit jiwa, Renjun berada disini. Rehabilitasi masalah kejiwaan yang mengancam nyawa. Kematian kedua orang tuanya saat usianya baru berusia 15 tahun membuat Renjun terpuruk dan mencoba melakukan bunuh diri beberapa kali.

Saudaranya tidak ada, seakan tutup mata dan tidak ingin memberikan uluran tangan padanya. Mereka sibuk membicarakan warisan yang seharusnya dimiliki oleh Renjun. Bersikap baik padanya untuk mengambil hak miliknya.

Setelah beberapa kali menghancurkan barang-barang dirumah, seorang tetangga menghubungi sebuah rumah sakit saat Renjun tak sadarkan diri didepan pintu rumahnya.

Dan disinilah Renjun sekarang, sekitar sebulan dengan perubahan yang signifikan. Wajahnya kembali cerah menerima keadaan. Memang yang ia butuhkan seorang teman dan tempat curhat dirinya berkeluh kesah.

"Renjun tetap harus disini, masa pemulihanmu belum selesai." Jungwoo mengelus kepala Renjun, ia tersenyum tulus.

"Kapan Renjun bisa keluar dari sini, dokter?"

"Sebulan lagi."

👥👥👥👥

"Dokter mau temani Renjun di taman?" pandangan berbinar dengan tangannya yang memegang tangan Jungwoo erat dilakukan Renjun.

Renjun berhenti mengatakan kapan ia pulang sejak seminggu yang lalu. Ia nyaman, Jungwoo memperhatikannya. Perasaannya senang saat dokter itu datang membawakannya coklat dan mendengarkan keluh kesahnya diluar jam praktek.

Renjun menyukainya. Menyukai dokter Jungwoo. Walau jadwal temunya dengan dokter Jungwoo bukanlah hari itu, Renjun akan tetap datang dan menunggu di kursi tunggu didepan ruangan praktek dokter Jungwoo. Kadang Renjun menunggu disana dan berharap jadwal praktek Jungwoo selesai.

"Ke taman?"

Renjun mengangguk senang, "Temani Renjun melukis ya dokter?"

"Baiklah."

Selalu seperti itu, tidak ada kata 'tidak' untuk Renjun. Jungwoo selalu mengiyakan hal yang Renjun inginkan termasuk menemaninya setelah selesai waktu kerjanya.

Renjun menyukai sosok itu. Senyum dan perhatian itu ditunjukan padanya. Ia merasa tersipu saat hanya dirinya yang mendapat kunjungan dari dokter itu diluar jam kerja Jungwoo.

Semakin lama hal ini menjadi kebiasaan. Dimana Renjun yang terus ingin ditemani disetiap waktu senggang Jungwoo. Terkadang melarang Jungwoo untuk pulang terlalu cepat dan tetap menemaninya.

Renjun menggambar pemandangan dibangku taman ditemani Jungwoo. Memang hening, tapi Renjun suka saat dokter itu terkadang memperhatikannya dan sedikit mengajaknya mengobrol.

"Renjun? Saya ada panggilan sebentar, kamu bisa tunggu disini?" Jungwoo berdiri dengan terburu-buru dengan ponsel ditelinganya. Tanpa menunggu respon dari Renjun, ia pergi berlari. Renjun hanya mengedikkan bahunya, melanjutkan apa yang ia lakukan.

Sekitar 10 menit, sketsa gambarnya selesai, Renjun tersenyum senang, kata dokter Jungwoo, salah satu hal yang bisa membuat Renjun berhenti menyakiti dirinya sendiri adalah dengan mengalihkannya, maka Renjun melukis untuk menghilangkan keinginan bunuh diri itu.

"Renjun?" seorang suster berdiri didepannya, menepuk bahu sempit itu dengan pelan.

"Iya, suster?"

ONE SHOT - RENJUN HAREMWhere stories live. Discover now