🔞BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN SESUAI DENGAN UMUR🔞
cerita one shot milik DOINGILRS memang gantung. seperti sampah ide, yang kalau dibuang sayang. akan ada kemungkinan dilanjutkan, jika cerita milik DOINGILRS yang lain sudah selesai/end.
Renjun Harem...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
cr. pinterest
Chenle itu teman kecilnya Renjun. Saat pria itu baru saja pindah dari sekolah lamanya, yang pada hari itu juga, menjadi teman Renjun. Anak ceria ini, pada saat istirahat dengan wajah penasarannya bertanya sambil menggebrak meja.
"Aku juga dari China! Ayo, berteman!" Lalu kembali menuju kursinya untuk mengambil kotak bekalnya.
Renjun yang merasa dirinya lebih tahu Korea, memberikan pengetahuan baru pada Chenle yang baru sebulan berada disini. Renjun menunjuk, memberi tahu, menbenarkan pelafalan Chenle yang salah.
Ada saat dimana Chenle dilindungi Renjun. Masih ingat dirinya, saat beberapa anak memalaknya karena merasa bahwa Chenle memiliki uang yang banyak. Buktinya Chenle diantar oleh mobil hitam mengkilap yang keren setiap hari. Chenle tak takut, namun dia terkejut. Saat ingin mengabaikan mereka, Renjun dengan cepat berjalan dengan langkah besar, menghampiri mereka semua.
"Hei! Aku beritahu guru, ya! Jangan memalak disekolah! Ssaem akan memarahi kalian!" Dengan wajah sangarnya itu, yang bahkan tak terlihat sangar, Renjun mencoba menakuti.
Saat tahu bahwa Renjun yang terkenal berisik ini mengganggu kegiatan mereka, mereka yakin bahwa Renjun walaupun di rundung, ia tak akan takut untuk mengadu! Anak ini mempunyai trik yang setidaknya membuat mereka dengan mudah dimarahi, berbeda dengan anak lain yang akan diam takut. Mereka juga pilih-pilih mangsa!
Chenle yang melihat hanya memberikan senyum kecilnya dan merasa dibela tanpa harus ikut serta berbicara. Melihat alis Renjun yang mengkerut dengan bibir yang dirapatkan, tanda bahwa Renjun kesal, Chenle hanya bisa terkekeh geli.
👥👥👥👥
"Yang mana ayahmu, Chenle?"
Dua orang pria berjas hitam dengan masker ini, ditatap Renjun. Mencoba mencari tahu, dimana ayah Chenle yang menjemput, sehingga ia bisa memberikan salam.
"Bukan ayah yang jemput."
"Ini pamannya, Chenle?"
"Bukan. Mereka selalu bersamaku."
"Oh... Pak satpam, ya."
👥👥👥👥
Renjun mendatangi rumah Chenle yang kali ini membuatnya memberikan ekspresi berbinar. Rumah luas ini bahkan bisa dijadikan taman bermain juga karena luasnya bahkan lebih dari taman bermain!
Mereka menonton kartun bersama juga saat ini. Coklat panas ditangan sambil sesekali mengunyah popcorn. Saat Renjun sangat fokus pada film tersebut, tangannya terpeleset dari gelas sehingga membuat gelas itu jatuh dan pecah.
"Renjun! Awas, kakimu!" Chenle menahan tubuh Renjun yang ingin turun dari sofa. Sebenarnya tak perlu menahan juga, Renjun tahu pecahan gelas tersebut akan dia hindari, jadi dia mencari bagian lain untuk turun. Namun, Chenle terus melarangnya turun.
