A1 || Chp 2 || First Day at School? It Suck!

1.4K 166 9
                                    

Setelah menenangkan senior dan guru-gurunya yang tidak menyukai keputusannya, akhirnya Gempa bisa menghembuskan nafas lelah. Berbeda dengan arah murid lain yang berjalan menuju kantin, dia berjalan menuju ruang kepala sekolah.

Di perjalanan, dia membalas sapaan para murid. Kebanyakan dari mereka adalah murid miskin, tetapi ada beberapa yang murid yang lulus dengan jujur di tes. Dia tahu bahwa terdapat beberapa murid yang membencinya karena perkataannya tadi, sayang kepada mereka dia tidak peduli.

Ketika sampai di ruangan kepala sekolah, Gempa tidak melihat Pak Amato berada di balik meja kerjanya. Karena itu dia memilih untuk berbaring di sofa besar yang berada di tengah ruangan. Dia menghela nafas ringan sembari menutup kedua matanya dengan lengan.

Di tangan kirinya, dia memainkan kalung manik berwarna kuning cerah dengan gradasi lime green. Tanpa dia sadari, kedua ujung bibirnya terangkat membentuk senyuman tulus. Suara senandung merdu terdengar menggema di ruangan kosong tersebut, memberikan ketenangan tersendiri bagi Gempa.

"Tidak biasanya kamu bahagia, Leilas." Sebuah suara berat terdengar di telinga Gempa, membuatnya secara otomatis berhenti bersenandung dan duduk sebagaimana yang seharusnya. Pak Amato berjalan menuju meja kerjanya dan meletakkan beberapa berkas baru.

Gempa tersenyum membalasnya. "Saya hanya mengingat sesuatu yang baik. Hanya itu saja."

Amato Arches Vandellous, merupakan kepala sekolah Rintis Elite Academy dan pada saat yang bersamaan adalah wakil ketua Dewan Keamanan Kota Sagya. Dia memiliki kemampuan yang hebat hampir dalam semua tipe senjata dan mampu bertranformasi dengan Soul Spiritnya, Mechabot. Dirinya juga memiliki banyak prestasi dan terkenal sebagai Prajurit Besi Bermandikan Darah karena membantai kawanan monster tingkat B, A dan S di wilayah timur.

"Kalau begitu aku benar-benar meminta maaf karena menghancurkan kesenanganmu, tetapi aku memiliki permintaan."

Gempa memasang kembali kalung manik di lehernya. Dia menatap Pak Amato yang terlihat sedikit tegang. Tidak biasanya pria ini tegang untuk sesuatu hal kecuali itu benar-benar berbahaya. Gempa mendekat ketika melihat Pak Amato mengulurkan sebuah data.

"Iblis tingkat B telah menyusup masuk ke dalam sekolah ini. Aku tahu bahwa dia hanya tingkat B, tetapi dia juga telah berbaur dengan murid-murid baru. Aku khawatir bahwa dia akan menyakiti murid-murid jika tidak segera di tangkap. Ini adalah data murid-murid baru yang diterima. Jika ada seseorang yang tidak terdaftar atau bertingkah aneh, tolong untuk diselidiki."

Gempa membaca data-data murid baru yang dilengkapi dengan gambar diri mereka. Beberapa nama menangkap perhatiannya untuk sementara. "Boboiboy Halilintar Vandellous, Boboiboy Taufan Vandellous, Boboiboy Blaze Vandellous, Boboiboy Ice Vandellous, Boboiboy Thorn Vandellous, dan Boboiboy Solar Vandellous. Bukankah mereka anak-anak anda, My Lord?"

Jika Gempa mengingatnya dengan benar, maka tingkat kekuatan mereka antara C+ hingga A+. Walau belum mencapai tingkat S, bukan berarti tingkat ini adalah tingkat yang bisa didapatkan dengan mudah untuk remaja berumur 16-17 tahun. Ditambah lagi jika keenamnya bersatu, maka itu sudah cukup kuat untuk mengalahkan satu iblis tingkat B.

"Benar... Tapi aku tidak ingin murid lain, terutama mereka mengetahui tentang penyusup ini. Mereka mungkin kuat, tetapi tidak ada yang pernah mendapatkan pengalaman pribadi." Pak Amato tidaklah bodoh. Walaupun hanya iblis tingkat B, tetapi kemungkinan dia telah menyiapkan rencana secara sempurna. Anak-anaknya masihlah terlalu hijau untuk bertarung melawan iblis yang telah menyiapkan semuanya.

Sebaiknya serahkan kepada yang telah profesional.

Dia menatap Gempa yang membaca data-data murid yang dia berikan. Penampilan luar pemuda ini memanglah begitu halus dan terkesan lembut di mata orang biasa, namun masih menyimpan kekuatan yang kuat di setiap gerakannya di mata orang terlatih. Pak Amato masih mengingat terakhir kali dia melihat Gempa di medan pertempuran.

Little Secret (Revisi)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt