A3 || Chapter 26 || Temple of the Night Lover (I)

414 71 7
                                    

Waktu tak pernah menunggu pengikutnya. Mereka berjalan tanpa peduli akan ada yang terlindas akan kecepatan mereka.

Tentunya, Rui tahu akan hal itu.

Tetapi melihat kondisi Gempa di balik sel sedikit menggerakkan hatinya. Juniornya yang selalu memasang wajah ceria saat bertemu dengannya, kini mundur per langkah ia mencoba mendekat. Itu sangatlah asing pada sosok Gempa yang ia kenal selama ini.

Seperti biasa, Rui tidak membuka suara. Terakhir kali dia mencoba melakukannya, Gempa histeris. Alhasil dia hanya mengambil nampak berisikan makanan kemarin dan menggantinya dengan yang baru. Setelah itu, dia langsung pergi meninggalkan sel.

Keberadaan Gempa hanya diketahui oleh Rui dan Pak Amato, dengan alasan untuk melindungi Gempa dari massa di luar juga para Pangeran. Rui setuju, karena saat ini seluruh orang menargetkan Gempa sebagai pelaku dari kejadian seminggu yang lalu.

Terkadang Rui melihat kondisi Yaya dan Fang, sebagai seseorang yang paling dekat dengan Gempa. Terlihat jelas bagaimana keberadaan Gempa yang absen dan rumor yang terus berkembang liar mempengaruhi mentalitas mereka. Mereka tampak lebih lelah dan lesu.

Tak jauh beda dengan zombie.

Waktu tidak membiarkan mereka menetralkan pikiran mereka dulu. Dan mereka juga tentunya tidak membiarkan Rui memiliki saat untuk mengurus mereka. Tugasnya sebagai murid kelas Player selalu memanggil, jika dia justru mengabaikannya, bisa-bisa Rui tidak bisa lulus.

Rui hanya bisa menghela nafas berat. Akibat hal ini, struktur sekolah menjadi bermasalah. Banyak murid-murid yang mulai bertingkah dan melawan, kebanyakan menggunakan alasan Gempa yang berkhianat tetapi masih terdaftar. Merasa bahwa tindakan itu tidak sesuai dengan peraturan sekolah.

Rui ingin marah, tetapi dia lupa akan perasaan itu. Satu-satunya keinginannya adalah keluar, pergi ke Guild dan menerima quest untuk meringankan beban pikirannya.

Sayangnya, di Guild sendiri sedang heboh dengan berita ini. Seminggu berlalu, tetapi semuanya semakin parah.

Rui tidak tahan dengan perkataan-perkataan tak masuk akal yang didengarnya. Alhasil dia secara acak mengambil sebuah permintaan dan segera meregistrasinya lalu pergi.

Berburu monster terkadang bisa menjadi salah satu cara paling legal untuk melepaskan perasaan negatif. Reruntuhan di wilayah selatan kota Sagya merupakan salah satu tempat aktif dimana beberapa monster tingkat C hingga A berkembang biak.

Meski dibilang reruntuhan, tempat itu lebih seperti desa mati dengan beberapa bangunan batu yang entah bagaimana masih bertahan. Jarang ada petualang yang mengambil permintaan di bagian sini. Hanya beberapa grup petualang dan beberapa orang nekat, itu pun terhitung oleh jari.

Rank petualang Rui sudah cukup tinggi sehingga mendapatkan izin untuk mengambil permintaan ini. Kulit dari Fire Flakes Lizard, monster tingkat B yang cukup langka. Disebutkan terakhir kali ditemukan jejaknya di reruntuhan ini.

Benar saja, kadal itu berada di dekat sebuah reruntuhan kuil kuno. Cukup menyusahkan untuk melawannya karena tempat yang sempit. Di tambah Fire Flakes Lizard memiliki jangkauan serangan yang luas, membuat Rui hampir terbakar oleh apinya.

Rui mencoba memancing Fire Flakes Lizards itu keluar dari reruntuhan, menggiringnya ke lapangan yang jauh lebih luas.

Langit menggelap dengan disusul oleh suara petir yang menyambar. Rui masih mencoba menghindari serangan api dan ekor milik si kadal. Tetapi yang tidak di sangka adalah sebuah sayap berapi tiba-tiba muncul di punggung kadal itu.

"A--"

Ini gawat. Monster itu terbang menujunya.

"[Electric Voltage]!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Little Secret (Revisi)Where stories live. Discover now