A2 || Chapter 19 || Misty Forest (III)

461 75 3
                                    

BYAR!!

"Huwaa!!! Bunda!!"

Teriakan ketiga Pangeran Elemental terdengar hingga stadion. Membuat bola sihir pengamat segera merekam kejadian yang terjadi untuk diperlihatkan kepada penonton.

Di sana, sebuah raksasa golem dengan rune emas di beberapa bagian tubuhnya berdiri tegap. Tangan besarnya terangkat, menampilkan sosok Blaze, Taufan, dan Thorn yang bergantung pada sebuah sulur yang melekat pada golem.

Sang golem menggerak-gerakkan tangannya, mencoba melepaskan pegangan ketiga manusia itu darinya. Tetapi bukannya lepas, teriakan ketiganya semakin membahana.

Setiap teriakan menyuarakan hal yang berbeda.

"Huwaaa!!!!"

Taufan, mungkin yang paling normal. Dia berpegangan erat pada sulur milik Thorn. Kepalanya mulai pusing akibat ayunan dari golem tersebut. Salah satu tangannya telah menutup mulutnya, mencoba menahan rasa mual yang menyerang.

"Golem jahat!!"

Dan ada pula Thorn, yang bergelantungan sembari menangis.

"Kau menginjak pohon apel itu!! Thorn belum sempat mencicipinya!!"

Yah, tampaknya fokusnya teralihkan pada hal lain. Setidaknya tangannya tetap berpegangan erat sehingga tidak terpental ke antah berantah.

Yang terakhir adalah yang paling waras terakhir di antara mereka.

"HAHAHAHAHA!!!! LAGI!!"

Blaze tertawa keras saat tubuhnya terayun sana sini oleh golem tersebut. Dia mengabaikan saudara kembarnya yang lain dan memilih untuk menikmati ayunan ekstrim yang dia dapatkan.

Hal itu terjadi selama beberapa menit. Hingga golem tersebut bosan sendiri, atau mungkin geram, lalu akhirnya memilih menggunakan sebelah tangannya lagi.

Taufan yang pertama melihat pergerakan golem. Dengan segera dia menarik kedua saudaranya, "cepat lepas!!"

Beruntung, kedua saudara itu mendengarkannya tanpa bertanya. Mereka terjatuh dari atas golem itu dengan cepat. Dan sedikit sulit untuk berdiri dengan normal di atas tanah. Namun mereka tidak ada waktu.

Dengan menggunakan sihir anginnya, Taufan menarik Blaze dan Thorn menjauhi golem tersebut dan bersembunyi di balik pohon.

"T-taufan... Kenapa rasanya susah berdiri?" tanya Thorn yang masih berjuang untuk tegap. Kakinya gemetar, mencoba menahan berat badannya.

"Aku tidak tahu, Thorn." Taufan memberikan kode untuk diam. Golem itu tidak jauh dari mereka, mencari keberadaan lawannya.

Berbeda dengan mereka, tampaknya golem itu sama sekali tidak memiliki masalah dalam bergerak. Justru bisa dikatakan, sangat cepat untuk ukurannya yang raksasa.

Suasana diantara mereka menjadi mencengkam. Langkah golem terdengar berat di telinga mereka. Taufan mencoba memadatkan angin pada ujung jarinya, menunggu waktu yang sempurna untuk menembak pada golem tersebut.

Stab!!

Graaakhhh!

Lengkingan dari golem terdengar, menggetarkan tanah di sekitar mereka. Sebuah pedang cahaya menancap tak jauh dari tempat persembunyian Blaze; sebuah pedang yang mereka kenal dengan baik.

Blaze yang melihat Solar telah muncul, memberikan serangan dadakan, dengan segera membuat bola api di tangannya dan melemparkannya ke golem, menimbulkan ledakan kuat.

Semuanya keluar dari lokasi persembunyian. Berbeda dengan Solar dan Blaze yang tampak percaya diri atas serangan mereka, Taufan masih memiliki peluru angin di ujung jarinya, dan Thorn masih menyembunyikan setengah badannya di balik batu.

Little Secret (Revisi)Where stories live. Discover now