A1 || Chp 3 || Elemental Princes (II)

1.3K 160 19
                                    

Ruang aula Rintis Elite Academy sangatlah luas, sekitar 50×50. Itu pun jika kau belum menghitung ruangan di belakang panggung. Keenam pangeran duduk berjejer di barisan terbelakang, rencananya untuk menghindari murid-murid yang mencuri-curi perhatian kepada mereka dan tidak fokus pada guru di depan.

"Hah! Tempat ini benar-benar panas!" Blaze menggerakkan kursinya mendekati Ice yang selalu memiliki aura sejuk, membuatnya menjadi sedikit lega karena memiliki penyejuk alami gratis. Ice yang tahu niat asli saudaranya mendengus, tetapi tetap membiarkan Blaze mengambil keuntungan darinya.

Di atas panggung aula terdapat seorang senior perempuan sedang berbicara dengan guru. Kemudian suasana di aula menjadi sunyi ketika terdengar suara lonceng berbunyi. Semuanya menatap ke arah panggung, yang mana terdapat barisan murid menaiki panggung dengan kepala tertunduk.

"Putri bangsawan Baron, putra bangsawan Duke, Pangeran dari Ata Ta Tiga Empire, putra pertama dari Tower Of Magic Garneius, dan lain-lainnya." Taufan bergumam begitu melihat wajah-wajah yang dia kenal selama pergi mengunjungi undangan para bangsawan. "Ku benar-benar tidak menyangka bahwa Ketua Pengawas benar-benar tidak takut akan dikunjungi oleh orang tua para bangsawan ini," bisiknya.

Yang lain tidak memiliki argumen lainnya selain membenarkan. Memang ketika Ketua Pengawas menegur Blaze, mereka berpikir dia memang berani untuk menegur para bangsawan. Tetapi untuk membayangkan bahwa dia seberani ini hingga mempermalukan mereka di hadapan banyak orang, belum lagi di hari pertama sekolah. Ketua Pengawas memiliki kulit yang tebal.

"Aku bertaruh bahwa orang-orang tua itu akan datang untuk menghancurkan Ketua Pengawas besok." Blaze berdecih ketika mengingat wajah-wajah busuk dari para bangsawan yang dia temui di pesta pertemuan. Dia merasakan sangat sayang jika seseorang seperti Ketua Pengawas diberhentikan oleh hal ini.

Taufan, Ice, dan Thorn mengangguk setuju. Sementara Halilintar menatap panitia yang berbicara dengan seseorang di balik panggung. Dia terlihat melirik para murid yang akan dihukum di panggung dengan tatapan miris dan simpati. Solar mencatat apapun yang dia dengar dari sekelilingnya di jurnalnya dan membuat kesimpulan.

Jangan tanya bagaimana dia bisa mendengarkan dengan jelas di sebuah ruangan yang penuh dengan suara.

Kebisingan meredup sedikit begitu panitia membuka suara. Pembukaan, penyambutan dari kepala sekolah, dan pidato dari OSIS berjalan dengan lancar. Tetapi tidak ada dari siapa pun mereka yang mengungkit atau memberikan hukuman pada murid-murid di belakang, meski mereka tetap memberikan tatapan miris pada mereka.

"Aku jadi mulai penasaran, kenapa mereka menatap miris pada murid-murid nakal itu," Thorn berbisik pada Solar di sampingnya. Jika Solar, maka seharusnya jawabannya sudah ditemukan dengan cepat.

"Kemungkinan besar karena Ketua Badan Pengawas. Para senior terlihat gugup pada saat membicarakan Ketua Pengawas dan ketika dia berdiri di atas panggung, mereka menghela nafas berat."

Dan benar saja, pemuda yang berdiri di depan gerbang tadi tidak beranjak turun dari panggung. Dia tetap berdiri di sana dengan senyum hangatnya.

".... Aku masih meragukan jenis kelaminnya."

"Hoi!"

"Tidak salah lagi dia adalah seorang laki-laki, laki-laki cantik lebih tepatnya."

Halilintar melirik saudaranya dengan dahi mengkerut, 'Mereka serius masih mempermasalahkan hal itu?' Dia tidak berani memikirkan apa reaksi Ketua Pengawas jika dia mendengar hal ini dari saudaranya. Dia hanya berharap agar keduanya tidak masuk ke buku kasus di hari pertama.

Pada saat Gempa memulai nasehat(?)nya, Blaze dan Taufan hampir tidak bisa menahan tawa mereka. Jika saja Halilintar dan Ice tidak memperingati mereka, maka sudah dipastikan keduanya akan tertawa terbahak-bahak. Thorn tidak tahu harus merasa kasihan atau apa terhadap putra bungsu Acheson, dia ingin merasa kasihan karena remaja itu dipermalukan di depan semuanya pada hari pertama sekolahnya, tetapi juga merasa bahwa ini adalah hukuman yang sesuai untuk anak-anak bangsawan yang terkadang tidak bertingkah baik.

Little Secret (Revisi)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon