A1 || Chp 4 || First Class is A Chaos

1.2K 157 26
                                    

Ketika Gempa masuk ke dalam kelas, guru belum masuk. Membuatnya menghela nafas lega. Tetapi dia tidak bisa mengabaikan seluruh tatapan yang seketika tertuju kepadanya. Ini adalah hal yang biasa. Bukannya seperti Gempa tidak pernah mengambil banyak perhatian dari orang lain.

"...."

"...."

".... Sudah ku duga sebaiknya jangan membuat Ketua sebagai ketua kelas." Salah satu murid perempuan mengangkat suara. "Tugas sebagai Ketua Pengawas sudah pastinya tidak mudah, kita tidak bisa membuatnya kelelahan."

"Jadi siapa yang bisa menjadi ketua kelas?"

Kelas kembali ricuh dengan para siswa saling tunjuk. Gempa hanya tersenyum melihatnya. Sepertinya banyak orang yang tidak mau menjadi ketua kelas. Padahal belum sampai sehari, tetapi kelas ini sudah menentukan perwakilan mereka masing-masing. Dia memilih untuk meletakkan tasnya terlebih dahulu sebelum menyelesaikan perdebatan ini.

"Baiklah, kalian." Ketika Gempa mengangkat suara, semua orang terdiam dan menoleh kepadanya. Gempa senang dengan murid-murid Beginner, 1-1 Class yang lebih tahu tata Krama. "Kita akan menunggu wali kelas kita datang, lalu perkenalan. Pastikan kalian memperkenalkan nama, asal sekolah, kegemaran atau hobi, dan cita-cita. Baru setelah itu kita memilih ketua kelas. Tetapi, khusus kepada mereka yang sudah tergabung sebuah organisasi sebagai ketua, wakil atau posisi lainnya yang sakral, baik di dalam maupun di luar sekolah, kalian tidak perlu mencalonkan diri. Tetapi itu jika jadwal kalian bertabrakan. Jika tidak, kalian masih bisa mencalonkan diri jika mau," jelasnya sesimpel mungkin.

Murid-murid kelas 1-1 benar-benar senang karena Ketua Pengawas menjadi anggota kelas mereka. Dengan begini, mereka sudah dipastikan tidak akan salah informasi dan dapat bertanya saja pada Ketua Pengawas jika ada hal yang tidak dimengerti!

Salah satu murid mengangkat tangannya, "ketua! Kalau boleh tahu, seperti apa saja tugas ketua kelas?"

"Mengatur kelas, memberikan hukuman pada mereka yang membuat kenakalan di kelas, menjadi perwakilan untuk memanggil guru jika guru tidak datang hingga 5 menit lebih, dan juga menjadi perwakilan pada rapat antar kelas. Hanya itu."

''Hanya itu', tetapi sebenarnya yang susah adalah mengatur kelas. Apalagi kau harus mengatur para Pangeran dan beberapa bangsawan lainnya!' Mereka tidak memiliki keberanian yang sama seperti Ketua Pengawas untuk menegur para Pangeran dan Bangsawan.

Pada akhirnya mereka masih saling tunjuk pada siapa yang akan menjadi ketua kelas. Ada beberapa yang benar-benar tidak tertarik pada posisi itu, ada yang lebih tertarik pada posisi lainnya, ada yang tertarik tapi tidak berani. Alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah para bangsawan dan pangeran. Oh, jangan lupakan Ketua Pengawas.

Mereka tidak ingin dipermalukan di depan orang seperti mereka yang berdiri di panggung aula tadi.

Yah, tidak mungkin juga Ketua Pengawas akan melanggar peraturan. Jadi mereka tidak terlalu berpikir bahwa dia perlu di tegur.

Gempa hanya tersenyum melihat adegan saling tunjuk yang lain. Dia duduk dan menatap kembali data murid yang diberikan oleh Pak Amato.

"Fang? Kau di kelas?"

"Ya. Terdapat dua orang murid yang bertingkah aneh di kelas 1-2, tiga murid di kelas 1-3, dan satu murid tidak dikenal di kelas 1-5." Sebuah suara berdengung di dalam kepala Gempa.

Fang Reirn, adik dari Kaizo Reirn, wakil komandan prajurit suci. Salah satu sahabat Gempa begitu dia menjabat sebagai anggota pengawas. Fang memiliki sihir bayangan yang cukup langka dan tidak terlalu dianggap berguna, karena merupakan versi lemah dari sihir kegelapan. Dia bertemu dengan Fang pada saat dia (F) berkelahi dengan beberapa anak bangsawan, dan salah satu bangsawan itu memiliki sihir cahaya.

Little Secret (Revisi)Where stories live. Discover now