A1 || Chapter 6 || Parasite

1K 143 27
                                    

Tepat begitu sparing dimulai, Gempa merasakan panggilan mind caller dari Fang.

"Ada apa?"

"Kerasukan."

Satu kata, itu sudah cukup untuk menyampaikan laporan. Gempa dengan cepat memanggil salah satu anggota keamanan dan menyuruhnya untuk mengawasi sparing. Tanpa menunggu tanggapan dari pihak lain, Gempa segera pergi menuju alamat yang disebutkan oleh Fang.

Anggota keamanan yang malang. Seharusnya setelah mengawasi sparing ini, Ketua Gempa akan memberikan bimbingan dan beberapa saran untuk mengembangkan kemampuan keduanya. Itu terdengar mudah, tapi di matanya seluruh pergerakan milik Ketua Rui dan Pangeran Halilintar sudah sangat sempurna!! Bagaimana caranya untuk memberikan saran?!

Sementara itu, Gempa berjalan cepat menuju halaman belakang gedung sihir. Terdapat penghalang yang sangat tipis mengelilingi halaman gedung itu.

Sesampainya di halaman, Gempa disambut dengan pemandangan menjijikkan. Di tengah-tengah halaman, sebuah mayat hidup berdiri di atas lingkaran sihir yang masih berfungsi. Gempa dengan cepat menciptakan lapisan dinding dengan mana murni untuk menghalau mayat hidup itu melarikan diri.

Kulitnya telah membusuk dan mengelupas, beberapa bagian tubuhnya yang berlubang menjatuhkan darah, nanah bahkan daging busuk ke tanah. Kaki kanannya patah dan sebagian besar lengan kirinya hanya tinggal tulang-belulang dengan sedikit daging busuk yang menempel. Kepalanya terpecah sehingga membiarkan organ otaknya keluar.

Hal yang paling menarik dari mayat hidup itu adalah pakaiannya yang merupakan seragam siswi REA tingkat Starter.

Sayang sekali wajahnya sudah hancur sehingga Gempa tidak bisa mengetahui identitas mayat hidup itu.

"Gem."

Di bawah bayangan gedung, Fang berdiri dengan seorang gadis duduk dengan tubuh terikat di sampingnya. Sebelah alis Gempa terangkat. Gadis itu menggunakan seragam REA, tetapi dia tidak pernah melihat wajahnya di data murid baru. "Saeya dari kelas 1-5. Namamu tidak terdaftar di kelas 1-5, siapa kau?"

Gadis itu, Saeya tidak menjawab. Dia hanya menggeram seperti binatang buas. Matanya berubah menjadi hitam dengan manik mata kuning cerah, pupilnya berubah bentuk menjadi simbol oktagram putih.

Gempa menatapnya dengan tatapan dingin. Dia melirik Fang yang tampaknya juga telah menghubungkan titik-titiknya. "Luar biasa." Gempa berdiri dan bertepuk tangan sembari tertawa kecil. Senyuman di bibirnya kini bukanlah senyuman hangat dan manis yang biasa di gunakan. Senyuman itu hampa. Begitu pula dengan tatapannya.

"Iblis parasit tingkat B memiliki keberanian untuk menerobos masuk ke REA yang dikelilingi oleh jimat pelindung. Dan karena kekuatan sihirmu yang rusak, kau melakukan ritual terlarang di sini untuk menyantap bekas murid yang mati. Aku tidak tahu harus berterima kasih untuk menunjukkan mayatnya atau tidak."

"Ggrrrr... Aargh!!"

Saeya yang terinfeksi oleh Iblis Parasit melompat bersiap menerjang Gempa yang berdiri membelakanginya. Fang dengan sigap menangkapnya dan menekannya ke tanah dengan kekuatan yang tak main-main. Beberapa rantai bayangan muncul dari tanah menahan Iblis Parasit dari menyerang Gempa.

Pemuda yang menjadi target sama sekali tidak bergerak ataupun panik. Dia tetap dengan tenang membuka sebuah botol air dan membisikkan mantra dengan pelan, bahkan hampir tidak ada gerakan pada bibirnya. Orang lain hanya akan bisa melihat seolah-olah Gempa hanya menempelkan bibir pinknya pada botol tersebut.

Iblis Parasit lanjut menggeram dan memberontak layaknya binatang buas. Fang memilih untuk menggunakan sihirnya untuk mengurung tubuh Saeya. Karena gerakan liarnya, pakaian gadis itu sudah sobek sana-sini yang mana sangat tidak pantas untuk dilihat.

Little Secret (Revisi)Where stories live. Discover now