A3 || Chapter 21 || Invasion

361 52 5
                                    

Gempa menatap rekaman ulang dari pertarungan antara perwakilan kelasnya dengan salah satu golemnya. Dia sedikit menyayangkan kematian putranya itu, tetapi dia cukup puas atas kepintaran teman sekelasnya.

"Itu combo yang bagus untuk sekelas Beginner."

Rui ikut menonton. Hanya ada mereka berdua di tenda medis saat ini, Halilintar dan Rui telah pergi untuk mengawasi pertandingan. Posisi Gempa dan Rui selaku pengawas telah digantikan, membuat mereka memiliki waktu untuk bersantai.

"Sihir Taufan benar-benar memiliki jangkauan yang luas," bisik Gempa. Dia memegangi secangkir teh, meminumnya sedikit dengan tatapan yang tak lepas dari layar hologram. "Aku belum pernah melihat seseorang mampu memadatkan angin hingga menjadi sebuah benda."

"Generasi mereka akan tertera dalam sejarah."

"Hm, kakak benar."

Begitu kondisi akhir Golem itu ditunjukkan, acara pun berubah ke kelompok kelas lain. Gempa tidak terlalu tertarik, karena jebakan yang mereka dapatkan bukanlah jebakannya. Jadi tidak terlalu menantang untuk dilihat.

"Ngomong-ngomong, berapa besar kau menguatkan gravitasi di sana?"

"Hanya di jebakanku saja. Sekitar...." Gempa menutup matanya, mengingat-ingat. "5 atau 10 persen. Tidak banyak. Hanya cukup untuk sedikit memperlambat pergerakan mereka."

Rui berdehem. Berbeda dengan Gempa yang hanya fokus pada kelompok yang menginjakkan kaki pada perangkapnya, Rui memperhatikan setiap siaran yang muncul. Memperhatikan seandainya ada sesuatu yang mencurigakan.

Entahlah, firasatnya buruk untuk saat ini.

Harap saja tidak ada yang ter---

BYAR!!!

jadi...

'Baru juga dibilang.'

Rui dan Gempa sontak mengambil posisinya siaga. Pintu tenda terbuka, menampilkan seorang anggota dari Bidang Keamanan dengan kondisi terengah-engah dan kepanikan luar biasa di matanya. "Ketua! Ada serangan dari iblis!!"

"Segera evakuasi warga ke tempat yang aman. Gunakan jalan bawah tanah untuk menggiring mereka ke brankas."

Rui langsung turun dari ranjang medis dan mengambil pedangnya. Gempa menggiring dari belakang, mengambil sebuah karet gelang dan mengikat rambutnya. Murid tadi telah pergi duluan menjalankan tugasnya, mengevakuasi warga yang berlarian karena panik.

Langit yang awalnya cerah dan panas kini telah berganti suram. Banyak sekelebat bayangan hitam yang bertumpuk di atas dengan wajah-wajah mengerikan mereka, menatap gila ke bawah. Beberapa menabrakkan tubuh mereka ke lapisan pelindung hingga darah muncrat dari tubuh mereka sendiri.

Pelindung yang dikerahkan oleh para murid telah retak. Hanya perlu beberapa pukulan dari makhluk-makhluk kotor itu, dan pelindungnya akan pecah. Sementara itu masih banyak warga awam yang berkeliaran panik ke sana-kemari.

"[Mana Barrier]"

Berlapis-lapis pelindung mana telah terbentuk, memperbaiki dan menebalkan dinding pelindung yang hampir hancur. Iblis-iblis yang terbang di atasnya menggeram marah, memperlihatkan gigi-gigi tajam mereka. Ini memberikan kesempatan bagi murid-murid dan Ksatria Suci yang bertugas untuk mengatur para warga dan dengan cepat mengevakuasi mereka.

Rui dan Gempa berdiri di tengah-tengah hiruk-pikuk kepanikan. Mereka menatap ke atas, dimana banyak bayangan hitam dan merah gelap melayang dengan sayap atau hewan iblis mereka. Mereka diperlengkapi dengan senjata dan armor, beberapa memiliki bentuk humanoid, menandakan mereka seorang Elite.

Little Secret (Revisi)Where stories live. Discover now