25. Kejadian Nahas

446 84 34
                                    

Setelah melewati bermacam proses untuk menjebloskan Edo ke penjara, baru Sultan merasa puas. Awalnya agak sulit untuk menjadikan Edo sebagai tersangka karena tidak ada bukti yang akurat.

CCTV di masjid yang merupakan target lokasi kejahatan Edo, justru CCTV tersebut sudah diretas lebih dulu oleh pelaku perbuatan keji itu.

Pada akhirnya, Edo mengakui juga kelakuan bejatnya bahwa dirinya telah menyiksa dan menodai Lia. Saat itu Zulfi juga turut dijadikan saksi karena Zulfi ada di tempat di saat kejadian. Dirinya yang memukul Edo ketika mendapati perlakuan asusila terhadap Lia kala itu.

Laporan yang diajukan Sultan sudah memenuhi unsur-unsur Pasal 285 KUHP yang mengatur tindak pidana perkosaan secara umum yaitu, "Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama 12 tahun".

Sultan tidak hanya berhenti di situ, ia turut menjadikan Eda sebagai tersangka sebab Eda telah tega memfitnah dirinya. Disebabkan fitnah Eda, Lia menjadi korban balas dendam.

Pasal 311 ayat (1) dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (“KUHP”) rasanya cukup untuk menjadikan Eda sebagai penghuni penjara selama empat tahun atas dasar memfitnah.

Tercatat dalam pasal 311 ayat 1, "Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tulisan, dalam hal ia diizinkan untuk membuktikan tuduhannya itu, jika ia tidak dapat membuktikan dan jika tuduhan itu dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah memfitnah dengan hukum penjara selama-lamanya empat tahun.”

Winda memeluk Sultan dan Lia. Zafran berdiri di sebelah Sultan dan mengelus-elus pundak anak lelakinya. Sebagai ayah, Zafran merasa sudah begitu gagal dalam menjaga anaknya dari perilaku orang-orang jahat. Keluarga yang ia anggap baik-baik saja  ternyata menyimpan banyak luka nestapa.

"Sekarang, mari kita mulai semuanya dari awal. Lia tolong jaga baik-baik kandungan itu, dia tidak bersalah. Abi dan ummi akan turut merawatnya dengan baik. Kami berjanji tidak akan lalai lagi. Izinkan kami menebus kesalahan lalu dengan merawat bayi itu dengan penuh kasih sayang dan perhatian," ucap Zafran tulus.

Semenjak abi Zikri sakit, banyak perubahan yang terjadi pada Winda dan Zafran. Mereka mulai sadar bahwa selama ini begitu kurang perhatian kepada keluarga, terutama anak-anaknya.

"Terima kasih, Abi, Ummi. Lia sudah stres berat memikirkan jalan keluar. Alhamdulillah jika Abi dan Ummi memberi dukungan terhadap Lia," ucap Lia yang mulai meneteskan air mata.

"Jangan nangis dong, kan udah mau nikah," Winda menggoda sang anak.

"Ciee yang mau nikah," Sultan ikut mengejek. Lia hanya tersenyum kecil.

"Kali ini harus jadi ya, Dek. Kasian lho dia udah nungguin kamu sejak lama. Kalo kali ini kamu kabur, siap-siap aja tuh!" Sultan menakuti sang adik.

***

"Ini ikan asinnya perlu tambahin garam lagi, gak?"

Lea berkacak pinggang mendengar pertanyaan Zulfi. Namanya ikan asin ya sudah asin, untuk apa ditambahkan garam kembali?

Mariah dan Alamsyah sedang pergi ke pasar kaget. Sehingga saat ini Mariah menugaskan Lea memasak sarapan dan meminta Zulfi untuk membantu. Bukannya membantu, keberadaan lelaki itu justru mengganggu. Zulfi dengan segala tingkahnya selalu membuat Lea harus menghela napas.

Lea sendiri sejak tadi sibuk mengulek bumbu untuk sambal terasi. Sementara Zulfi sudah berdiri di depan kompor dengan minyak panas bersiap menggoreng ikan asin.

"Jangan bengong aja, ini minyaknya udah makin panas!" Ujar Zulfi ketika tak kunjung mendapatkan jawaban dari Lea.

"Ikan kalau udah asin ya nggak perlu ditambah garam!"

OTW TAUBAT ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ