9

5.6K 552 51
                                    

Gulf mendengarnya. Di tengah kepanikannya, Gulf mendengar Mew membuka ikat pinggang dan menurunkan zipper celananya.
Gulf sudah akan bangun, saat sebuah suara kembali terputar di memorinya.

"Setidaknya, jika kau tak punya banyak uang seperti Win, pergunakan lubang berpelumasmu itu dengan benar. Buat anakku mau menghamilimu, bukan hanya meniduri bahkan tanpa dibayar."

Hinaan terakhir ayah mertuanya hari ini. Mengingat itu, seluruh otot di tubuh Gulf melemas. Dalam sepersekian detik itu, Gulf memutuskan untuk menerima perlakuan Mew. Terlepas dari apapun alasannya. Bahkan jika alasannya adalah karena Mew butuh pengganti Newwie yang mungkin kelelahan setelah siang tadi..

Gulf menunggu. Menunggu sesuatu, pelumas, mungkin. Ah, Mew mungkin tak akan repot-repot memikirkan Gulf, jadi untuk apa pelumas. Toh nanti akan licin sendiri. Jadi, Gulf bersiap untuk rasa sakitnya.

Tapi maaf, yang Gulf pikirkan melenceng beberapa derajat dari kenyataan. Nyatanya, Mew hanya menggesekkan batang beruratnya di antara belahan bokong Gulf. Tak berniat memasukannya sama sekali. Mew kemudian menindih Gulf, masih dengan gerakan menggesekan penisnya di antara bokong Gulf. Sebelah tangannya ia pakai memegang atas kepala Gulf. Satunya lagi ditekuk di samping.

Makin lama, gesekannya makin cepat, lalu setelahnya, Gulf dapat merasakan lengket di singletnya. Mew sudah selesai rupanya. Jadi, Gulf diam-diam membuka mata. Ia melihat pantulan mereka di cermin. Gulf dengan singlet putih dan Boxer hitam, dan Mew dengan kemeja dengan kancing terbuka seluruhnya dan celana hitamnya tadi. Mew hanya membuka jas ternyata.
Gulf melihat Mew di atasnya, dengan wajahnya berada di belakang leher Gulf.

"Wangimu berbeda tadi." Suara Mew mengalun, membuat Gulf tersentak. Ia ketahuan pura-pura tidur, begitu? Sejak kapan?
"Sejak kau kaget. Bantalnya mengenai sudut meja. Makanya bunyinya berisik.

Astaga, Gulf. Kubur dirimu sedalam-dalamnya.

"Tadi kau bau. Sekarang sudah wangi lagi."

Setelahnya Mew beranjak dari menindih Gulf, membenarkan letak boxer Gulf, dan memasukan penisnya ke dalaman.

"Aku atau kau duluan yang mandi?" Itu Mew yang bertanya.

"A-aku. Aku hanya sebentar. Sudah sempat mandi tadi."

Bohong jika perlakuan Mew tadi tidak berdampak pada tubuh Gulf. Jadi ia segera berdiri, dan berlari ke kamar mandi. Ia harus menidurkan sesuatu di kamar mandi sana, sendirian.
Tetapi, entah ini kesialan atau suatu berkat, Gulf akhirnya bisa menidurkan gajah mungilnya. Dengan bantuan bayangan kecupan ringan di lehernya, dan satu nama yang ia sebut diam-diam

"Aehhmm.... Baaii..."

Sementara itu di atas ranjang mereka, Mew dapat menciumnya. Perlahan-lahan wangi segar udara pantai dan strawberry dengan sedikit coklat itu tercium, menggantikan wangi kayu-kayu hutan yang sedari tadi mendominasi ruangan itu. Perlahan bibir tipisnya tersenyum.
Mew berharap, yang muncul dalam pikiran suaminya sekarang adalah Ia dan sentuhannya.
.
.
.

Pagi menjelang. Biasanya pagi Mew akan disuguhkan dengan wajah indah suaminya. Tapi kali ini, ia hanya sendiri di kamar mereka. Setelah semalam ia tidur memeluk suaminya sehabis membersihkan diri, seperti biasanya. Dan seharusnya, suaminya itu mulai menyadari hal ini. Beberapa rutinitas kecil Mew yang sebenarnya dapat menunjukan seluruh isi hatinya.
Dalam khayalannya, Mew membayangkan wajah memerah suaminya, atau mungkin ekspresi bingungnya saat melihat keintiman posisi tidur mereka.

Aahh... paginya di Phuket sangat indah.

Lelaki tegap itu tersenyum. Ia mendudukan tubuhnya, sambil membiarkan bayangan semalam berputar diotaknya. Bukan... bukan soal seringai sialan yang ia lihat lewat CCTV kamar mereka, tapi soal hubungannya dengan pasangannya, Gulf.
Bagi Mew, semalam merupakan awal yang bagus. Mereka hampir bercinta. Tanpa Mew harus mencari alasan dan menunggu masa heat suaminya. Jujur saja, menunggu sebulan sekali itu tidak enak. Apalagi bulan kemarin malah rutnya datang hampir bersama dengan heat Gulf.
Mew belum mau ambil resiko.
Ia sadar benar, posisinya masih belum stabil sekarang.

USWhere stories live. Discover now