2

4.1K 273 1
                                    

Menjadi ist_ ah, lebih tepatnya menjadi pajangan cantik dirumah keluarga Jongcheveevat adalah hal yang dilakukan Gulf Kanawut selama 5 tahun belakangan. Terhitung sejak ia mengucapkan janji sucinya, pemuda itu terkunci dari dunia luar. Hidup sebagai partner seorang pewaris utama di keluarga Jongcheveevat tidak pernah sedikitpun memberikan senyuman di bibir merahnya.

"aku ingin bertemu orang tuaku, tn. Seo. Bisakah?"

"maaf Tuan, tapi kata Tuan mu_"

"... ya, Aku mengerti, Tn. Seo."

Hanya itu, dan Gulf bisa mengerti segalanya. Suami, salah. Tuannya tak mengizinkannya untuk keluar rumah lebih dari jadwalnya. Mobil dan ponselnya dipasangi alat pelacak, jadi suaminya pasti akan tau ia tak patuh.

Pemuda itu kemudian memilih untuk menyandarkan kepalanya pada kaca mobil, matanya memandang keluar, menerawang tak tentu arah. Bahkan ia tak akan bisa bebas di mobil ini. Ada kamera dimana-mana. Suaminya selalu mengawasinya.

Gulf tak ubahnya boneka cantik yang hidup dalam rumah bonekanya. Setiap pergerakannya dapat dipantau oleh sang Tuan. Semua pekerja dirumah itu tau, setiap CCTV yang ada bukan untuk mencegah adanya tindak kriminal, atau untuk mengawasi pekerjanya agar tidak bermalas-malasan. Semua kamera pengawas yang ada disana dipasang hanya untuk satu tujuan, mengawasi sebuah patung bernyawa. Ya, secantik, setampan, dan seindah itulah seorang Gulf Kanawut.

Pernah sekali, dulu sekali. Di bulan-bulan pertama "nyonya" rumah itu berubah nama menjadi Gulf Kanawut, beberapa pekerja tiba-tiba saja dipecat atau dipukuli oleh sang majikan, atau beberapa orang asing yang tiba-tiba saja diseret lalu dipukuli oleh anak buah pemilik rumah ini, tanpa ada alasan yang jelas. Hingga suatu kali, mereka mendengar teriakan sang Tuan

" Siapa yang memberimu izin untuk memeluk milikku? "

Dan semuanya menjadi jelas, pekerja yang tiba-tiba saja dipecat atau dipukuli adalah mereka yang dibelakang sering membayangkan memiliki pasangan seperti Nyonya rumah ini, atau mereka yang diam-diam menaruh hati pada Nyonya baru mereka.

Gulf, sang Nyonya rumah itu dengan sendirinya mulai menghindari pekerja rumah itu satu persatu, dan yang terakhir, ia menutup dirinya rapat-rapat dari dunia luar karena orang yang mendapat teriakan dan amukan kemarahan dari Sang Tuan adalah sahabat karibnya. Satu-satunya selain orangtuanya yang menyayangi Gulf lebih dari dirinya sendiri. Yang dengan hidupnya Gulf bersumpah tak akan pernah ia temui lagi demi kebaikan pemuda itu. Pasalnya Tuannya itu sampai membuat Bright, sahabat karibnya itu dipecat dari pekerjaanya, begitu juga dengan sang ayah. Bahkan ia juga hampir dikeluarkan dari tempatnya berkuliah. Jadi, menjauh dan pergi adalah hal terbaik yang bisa Gulf lakukan.

Satu-satunya tempat Gulf bisa mengeluarkan semua keluh kesahnya adalah kamar mandi di kamar tidur mereka. Setidaknya ia tak menemukan satupun kamera disana, begitu juga alat penyadap suara. Ruangan itu bersih dari aroma dan kekuasaan sang Tuan. Ruangan itu adalah kebebasan seorang Gulf Kanawut. Yang mencegahnya dari menjadi gila selama 5 tahun belakangan.

"Kita sampai Tuan."

Perkataan Tn. Seo mengambil Gulf dari lamunannya. Ia kemudian turun dan berjalan perlahan memasuki penjaranya. Tiap langkah yang ia ambil terasa makin berat, seperti biasanya. Gulf terus berjalan sambil menundukan kepalanya, hingga ia tak sadar bahwa sosok sang 'suami' telah menunggunya di depan pintu rumah.

"Gulf"

Satu panggilan itu mengagetkannya. Tubuhnya dengan refleks melangkah mundur, matanya tanpa dikendali melesatkan tatapan takut dan asingnya, seolah-olah suaminya adalah sesuatu yang harus ia hindari.

Kerutan di dahi suaminya muncul. Dengan cepat Gulf merubah ekspresi. Ia munculkan gigi rapihnya, ia kerutkan sudut matanya, mencoba menampilkan senyuman paling tulus yang ia bisa. Kemudian melangkah perlahan hingga hanya berjarak tiga langkah dari sang tuan.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang