15

2.3K 192 1
                                    

Mereka berdua sekarang sedang berbaring di tempat tidur. Gulf baru saja ikut naik.
"Maaf aku tak punya piyama. Tak pernah punya piyama sampai aku pindah ke rumahmu-"
"Rumah kita." Mew langsung memotong.
"Ya. Rumah kita, phi. Jadi, tahan-tahan saja untuk malam ini, ya?"

Diam lagi. Setelah hasil tak terduga yg didapat Mew di ruang tamu rumah Gulf tadi, Gulf langsung mengajak suaminya itu naik ke lantai 2, menuju kamarnya. Tentu saja setelah menawarkan Mew makan malam, yg ditolak oleh Mew. Ada hal yg lebih penting dari makan malam.

Setelah mereka berdua bergantian membersihkan diri, mengganti baju, mereka sekarang berbaring di kasur milik Gulf, kecanggungan benar-benar terasa menyelimuti keduanya.

Gulf bingung mau memulai semuanya darimana, Mew masih memilih, kira-kira apa yg sebaiknya dibahas.

"Aku tak menyangka akan semudah tadi." Mew mencoba membuka percakapan.

"Ya, phi."

Sunyi lagi. Astaga, mereka benar-benar canggung.

"Selamat malam phi."
Gulf lalu bergerak membelakangi Mew, ia terlalu bingung harus bagaimana. Selain itu, sebenarnya Gulf juga malu. Tak tau harus mengatakan apa setelah lagi-lagi Mew memergoki ia dan Bright.

Sedangkan Mew yg mendengar itu langsung terduduk kaget. Hanya itu? Gulf tak akan berkata apa-apa? Ia tak akan bereaksi apapun? Hei... Mew baru saja bilang kalau ayahnya mencintai Gulf di depan pintu rumah ini.

"Kau serius akan tidur sekarang?"

Gulf tak menjawab. Ia sebenarnya ingin banyak bertanya dan menjelaskan, tapi bibirnya seakan berat untuk membuka.

"Apa kau tak ingin bertanya sesuatu padaku?"

Gulf sedikit merespon. Ia sedikit menoleh, tapi kemudian mengurungkan niatnya.
"Tidak phi. Tidurlah. Aku melihat berita di TV hari ini. Kau pasti sibuk, dan lelah. Jadi, istirahatlah."

Mendengar itu Mew memutuskan untuk kembali berbaring. Tangan kanannya ia letakan di bawah kepala.

"Ya sudah. Kalau begitu biar aku saja." Putus Mew. Ia ingin melakukan apa yg Mild sarankan. Berbicara dengan Gulf.

"Sebenarnya aku pikir kau kemari hanya untuk melepas rindu dengan ayah dan ibumu. Tapi semalam Mild benar-benar menghajarku dengan kata-katanya." Gulf memberi respon, kepala itu sedikit terangkat dari bantalnya. Hanya sedikit.
"Semalam ia juga memukulku, rahangku masih sakit. Untung saja tak terlalu kelihatan memarnya." Kepala itu sedikit menoleh, sepertinya makin berhasil. Umpan Mew dimakan sedikit demi sedikit.
"Semalam ia bilang padaku tujuanmu yg sebenarnya kemari. Dan dengan bodohnya aku selama ini berpikir bahwa kau mengerti tindakanku. Ia bilang, aku selalu menganggapmu mengerti, padahal aku tak pernah sedikitpun menjelaskan apapun padamu." Berhasil. Kepala itu benar-benar menoleh pada Mew.

"Semalam, berkat Mild aku menyadari kesalahanku. Aku terlalu menganggap kau akan menerima semuanya dan percaya padaku, padahal aku bahkan tak pernah berusaha membuatmu percaya. Maksudku, aku selalu hanya bertindak. Tanpa membicarakannya padamu, dan dengan seenaknya berpikir bahwa kau pasti mengerti dan menerima.
Soal Gun, ia tertarik pada Off. Sudah sejak lama. Dan sepertinya Off juga seperti itu. Hanya saja Off itu terlalu jual mahal selama ini, makanya malam itu aku bilang padanya soal iblis itu yang ingin menjodohkanku dengan Gun. Biar temanku itu tau kalau Gun terlalu baik jika terlepas darinya. Dan hasilnya, ia mulai berbalik mengejar Gun sekarang.
Iblis itu lupa, Gun ada dalam circle Win, jadi aku sudah pasti mengenalnya. Lebih dari yg ayah tau. Makanya aku tak pernah menganggap serius perjodohan itu.
Selain itu, alasan utamanya adalah karena aku sudah menikah."

Kalimat terakhir itu Mew katakan sambil menatap Gulf tepat di kedua bola matanya. Di tengah cerita Mew tadi Gulf sepertinya sudah memakan habis umpannya dan memilih berbalik untuk melihat wajah suaminya. Sambil mendengarkan dengan seksama.

USWhere stories live. Discover now