Chapter Thirty Four : Over

5.3K 979 41
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

Hyunjin menatap cermin di hadapannya, pantulan dirinya yang mulai berubah seiring berjalannya waktu, perlahan iblis itu akan menguasai dirinya namun dari dalam lubuk hati Hyunjin ia masih menginginkan menjadi dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin menatap cermin di hadapannya, pantulan dirinya yang mulai berubah seiring berjalannya waktu, perlahan iblis itu akan menguasai dirinya namun dari dalam lubuk hati Hyunjin ia masih menginginkan menjadi dirinya sendiri.

" Apa yang kau lihat?" tanya sebuah suara bariton yang sangat rendah, Hyunjin menoleh cepat, sosok The Demons miliknya keluar.

" Jangan ambil tubuhku." Ucap Hyunjin, terdengar tawa mengerikan setelahnya.

" Kenapa? Apa kau tidak menginginkan semesta ini? Tidak menginginkan kehidupan yang abadi? Atau tidak menginginkan kekuatan?"

" aku ingin, aku ingin semua itu!" ucap Hyunjin mengebu-gebu.

" Lalu untuk apa menjadi manusia bisa? Kau fikir dengan menjadi manusia biasa kau bisa sekuat sekarang? Nikmati dirimu, aku sudah memberikanmu kekuasan terbesar." lalu bayangan hitam itu hilang, Hyunjin meremat tangannya, ia membanting cermin yang ada di hadapannya, ia muak melihat penampilannya.

" AKH!!!" teriak Hyunjin, ia berlutut sembari menutup wajahnya lalu sembari tertawa mengerikan.

Sementara itu Jaemin sedang melatih kekuatan apinya di depan istana, menembakan api itu ke samsak jerami dan membakarnya, tepuk tangan mulai terdengar ketika Jaemin berhasil membakar samsak jerami itu.

" Kau hebat sekali." Puji seseorang.

" terimakasih." jawab Jaemin sembari tersenyum kecil.

Jaemin ingat ia pernah latihan dengan seseorang namun ketika ia berusaha mengingat wajahnya terlihat samar dan blur, Jaemin menggelengkan kepalanya ia berusaha untuk melupakannya. Sesi latihan masih berlangsung, Jaemin juga melatih kekuatan pedangnya dan memanahnya.

Khusus untuk latihan pedang Jaemin berlatih berlatih bersama Serzlen, Jaemin mengayunkan pedangnya menangkis serangan-serangan serzlen yang random, Jaemin harus pandai memakain refleks tubuhnya.

Trang!!

" permainanmu cukup bagus, aku tak menyangka ini. Kau akan menjadi rival yang hebat." Ucap Serzlen, ia menurunkan pedangnya, keringat mulai bercucuran dari tubuh Jaemin.

" Rival apa?" tanya Jaemin, Serzlen menaikan sebelah alisnya.

" Tentu saja kau dan sainganmu di Acttledon sana, dia sama kuatnya denganmu." Jaemin menatap Serzlen.

" begitukah?" Serzlen mengangguk.

" Bssok kau dan yang mulia akan pergi ke acttledon kan?"

" ya."

" semoga kau bertemu dengannya." Serzlen menepuk pundak Jaemin lalu pergi.

" Serzlen menepuk pundak Jaemin lalu pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Acttledon : The God Of War [ Nomin ] || [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang