Part 16. Maholtra's Mansion

950 59 0
                                    

***

Ashmita menatap dari dalam mobil itu tepat ke arah sebuah pagar yang menjulang cukup tinggi tepat di hadapan mobil yang dia tumpangi itu sekarang ini. Lalu dia juga melihat dua orang pria yang dia yakini sebagai penjaga rumah dari keluarga Maholtra itu, yang sedang membuka pagar itu dengan perlahan. Dan membiarkan semua mobil masuk ke dalam pekarangan rumah itu. Seketika saja Ashmita merasa yakin, jika ini bukan hanya sebuah rumah, tetapi sebuah mansion. Terbukti dengan halaman yang sangatlah luas dan rumah yang juga besar. Semua orang pun keluar dari dalam mobil dan berjalan mendekat ke arah pintu mansion yang sudah terbuka dan juga memperlihatkan seorang wanita paruh baya yang tersenyum lebar sambil membawa baki do'a di kedua telapak tangannya itu.

"Ayo, Ashmita..." ajak Nenek Arshia yang sudah berdiri tepat di sampingnya itu sambil mulai menuntun Ashmita berjalan menaiki tangga menuju pintu mansion itu dengan langkah kaki yang perlahan.

Akash dan keempat saudaranya yang lainnya pun mengikuti mereka tepat di bagian belakang. "Ashmita, ini adalah Bibi Taani. Bibi dari mereka berlima. Anak Nenek yang kedua," ucap Nenek Arshia menjelaskan dan memperkenalkan.

Ashmita langsung saja mengatupkan kedua telapak tangannya di sana sambil tersenyum. "Salam, Bibi..." gumamnya yang setelah itu langsung saja mulai membungkukkan tubuhnya dan menyentuh kedua punggung kaki Bibi Taani itu.

"Semoga diberkati, Ashmita..." ucap Bibi Taani dengan senyuman yang langsung saja membuat Ashmita kembali menegakkan kembali tubuhnya di sana. "Ayo, sekarang kalian berdiri di depan pintu rumah. Karena, sebelum masuk ke dalam rumah, kalian harus melakukan proses ini juga..." lanjutnya sambil melangkah masuk ke dalam rumah dan berhenti di dekat pintu.

Ashmita menatap ke arah pintu di mana di bagian lantai itu sudah ada tumpukan bunga yang berwarna-warni dengan posisi mendatar dan ada sebuah guci kecil yang di hias indah dan berisi beras. Lalu di depab guci kecil itu ada sebuah baki yang bulat berisi cairan merah. Lalu Ashmita pun kembali memfokuskan dirinya dan mulai berdiri tepat di sana dan Akash pun ikut berdiri tepat di samping Ashmita. Bersama dengan keempat saudaranya yang lain, mereka berdiri tepat di belakang mereka berdua saat ini juga. Dengan perlahan, Bibi Taani mulai memutar baki yang ada di kedua tangannya itu ke arah kanan sambil menatap mereka yang ada di hadapannya itu. Bibirnya bergerak untuk mengucapkan do'a, dan tak lama setelah itu Bibi Taani memasukkan jari manisnya ke dalam cairan merah alias tilaak dan memberikan setitik kecil di dahi Ashmita dan Akash itu. Lalu melempari mereka dengan bunga-bunga kecil berwarna kuning cerah.

Setelah itu, Bibi Taani berjalan tepat ke arah kuil yang ada di dalam mansion itu dan meletakkan baki do'a itu tepat ke bagian bawah kaki patung Dewa Krishna. Lalu Bibi Taani itu pun mengambil baki yang berukuran lebih kecil yang juga berisi cairan merah, dan kembali berjalan ke arah mereka yang masih ada di depan pintu. "Ayo, Ashmita... Masukkan telapak tangan kanan kamu di sini, dan tempelkan ke pintu itu," ucap Bibi Taani di sana sambil mengulurkan tangannya yang membawa baki itu ke arah Ashmita.

Ashmita menatap cairan merah itu dan dengan perlahan, dia mulai meletakkan kedua telapak tangannya tepat ke dalam cairan merah itu. Menekan beberapa kali, sebelum pada akhirnya dia pun berjalan mendekat ke daun pintu di sebelah kanannya itu dan mulai menempelkan kedua telapak tangannya yang sudah berwarna merah itu di sana. Setelahnya, Ashmita kembali berdiri tepat di posisi sebelumnya.

"Tendang dengan perlahan guci itu menggunakan kaki kanan. Lalu melangkahlah masuk ke dalam rumah, dan masukkan kedua telapak kaki kamu itu ke dalam baki berwarna merah itu. Ingat, melangkah lagi dengan kaki kanan terlebih dahulu," jelas Bibi Taani lagi.

Dan Ashmita kembali melakukannya. Dengan perlahan, dia menendang guci itu hingga beras yang ada di dalamnya pun keluar. Dan memasukkan kedua kakinya di baki yang berisi cairan merah itu, lalu melangkahkan kaki kanannya. Di ikuti oleh Nenek Arshia, Akash dan keempat saudaranya yang lain, yang juga melangkah masuk ke dalam mansion itu. "Nah, Ashmita... Ayo ke sini. Dan kita akan melakukan rituak yang terakhir."

Ashmita yang baru saja berhenti melangkahkan kedua kakinya itu pun sudah di tuntun kembali oleh Bibi Taani untuk duduk tepat di atas karpet yang tepat di bagian tengahnya terdapat sebuah guci yang terbuat dari perak berisi susu dan kelopak bunga mawar. Bibi Taani membantunya untuk duduk tepat di hadapan guci itu. Lalu tak lama setelah itu, Akash duduk di samping Ashmita. Di ikuti oleh Prem, Varun, Vinay dan Rohit yang ikut duduk dengan posisi mengelilingi guci itu di sana. Bibi Taani pun mengeluarkan sebuah cincin dari dalam sebuah kotak perhiasan yang terbuat dari kayu.

"Ini adalah cincin warisan keluarga Maholtra. Aku akan memasukkannya ke dalam guci dan kalian berdua harus mencarinya hingga dapat," ucap Bibi Taani kepada Akash dan Ashmita di sana, sambil mulai memasukkan cincin itu ke dalam guci dan memutar susu itu hingga posisi cincin itu menjadi acak sekarang.

Dan dengan perlahan, Ashmita mulai memasukkan tangan kanannya itu tepat ke dalam guci itu, di ikuti oleh Akash di sana yang juga ikut melakukan hal yang sama. Tapi secara tiba-tiba saja Prem, Varun, Vinay dan Rohit ikut memasukkan tangan kanan mereka ke dalam guci itu dan ikut mencari cincin itu. Kenapa mereka juga ikut melakukan ini? Bukankah Bibi Taani bilang, bahwa hanya kami berdua yang akan melakukannya? Batin Ashmita yang bertanya-tanya di sana.

"Tidak perlu merasa heran, Ashmita..." ucap Nenek Arshia yang menyadari kebingungan di wajah Ashmita itu. Ashmita pun langsung saja mendongakkan kepala dan menatap Nenek Arshia, masih dengan tangan kanannya yang terus bergerak mencari cincin itu. "Ini adalah tradisi keluarga Maholtra. Sudah aku katakan seperti yang tadi, bukan? Maka lakukan saja..."

Ashmita pun hanya menganggukkan kepalanya dengan kaku sambil tersenyum kecil. Dia kembali fokus untuk mencari cincin itu. Tapi ada lima orang lain yang juga mencarinya, sehingga membuat Ashmita sama sekali tidak yakin, jika dia bisa menemukan cincin itu dengan mudahnya. "Aku mendapatkan cincinnya," ucap Prem secara tiba-tiba saja sambil mengangkat telapak tangannya, di mana jari-jari tangannya itu sudah menggenggam cincin yang tadi di masukkan oleh Bibi Taani di dalam guci itu.

Ashmita, Akash, Varun, Vinay dan Rohit pun dengan segera mengeluarkan tangan mereka itu dari dalam guci. Dan keempag saudara Prem itu tersenyum dan tertawa, bersama dengan Nenek Arshia. Tapi Ashmita menyadari bahwa Bibi Taani yang sama sekali tidak bereaksi di sana, dan hanya menatap dengan kaku dan juga tegang. "Baiklah, Prem, pasangkan cincin itu ke jari manis Ashmita," ucap Nenek Arshia setelahnya.

Mendengar hal itu, Prem pun menatap tepat ke arah Ashmita dengan pandangan yang kaku. Begitu pula dengan Ashmita yang terlihat menatap dengan tidak fokus jadinya. Dengan perlahan Prem pun mulai mengulurkan telapak tangan kirinya ke arah Ashmita dan Ashmita pun mengulurkan telapak tangan kanannya sambil meletakkannya ke dalam telapak tangan Prem itu. Lalu, Prem pun mulai memasangkan cincin itu ke jari manis Ashmita. Dan semuanya seketika saja bertepuk tangan, termasuk Akash. Seketika saja, ada rasa aneh yang dirasakan oleh Ashmita, tapi dia sama sekali tidak bisa menjelaskan perasaan itu. Dia hanya menurunkan kembali tangannya dan menatap cincin yang sudah tersemat di jari manisnya itu.

Black Heart ✔️Where stories live. Discover now