Part 39. All Time Ago

618 45 0
                                    

***

Ashmita tidak ada hentinya mendengarkan banyak dukungan dari banyak orang yang ada di sekelilingnya. Semua orang bahkan memanggilnya pemberani karena hal yang sudah dia lakukan dua tahun yang lalu itu. Tapi dia selalu saja mengatakan bahwa dia tidak melakukan apa pun, dia hanya berusaha untuk mendapatkan keadilan bagi dirinya dan juga kehidupannya. Dan meski semua orang begitu peduli dan perhatian kepadanya selama dua tahun terakhir ini, dia masih saja merasa sangatlah kesepian. Terkadang, dia memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan memanjat pohon mangga, sama seperti kebiasaannya dulu. Tapi semuanya terasa asing dan tidaklah sama lagi. Dan dia seakan-akan kehilangan jati diri.

Untuk berita tentang Keluarga Maholtra yang dalam dua tahun terakhir ini dia ketahui adalah yang mana Akash kini masuk ke dalam pusat rehabilitasi jiwa. Ya, Akash mengalami gangguan jiwa sekarang, karena dia yang sama sekali tidak bisa mengatasi rasa bersalah yang begitu berat di dalam dirinya itu sendiri. Lalu, Ashmita juga mendapatkan kabar jika Nenek Arshia mulai sakit-sakitan di dalam penjara itu setelah Akash masuk ke dalam pusat rehabilitasi jiwa. Mereka berdualah yang terlihat begitu mengenaskan. Sedangkan untuk keempat saudara Akash yang lain, Ashmita sama sekali sangat sulit untuk bisa mendapatkan informasi tentang mereka. Tapi, kabar baiknya, setengah tahun yang lalu, Bibi Taani menghubunginya, dan mengabarkan bahwa dia akhirnya dilamar oleh seorang pria yang merupakan sahabat masa kecilnya. Dan mereka menikah. Tentu saja, Ashmita datang ke upacara pernikahan itu dengan senang. Dan mendo'akan hal yang terbaik kepada Bibi Taani dan suaminya itu.

Kini Ashmita menutup perlahan kedua matanya dan merasakan hembusan angin yang menerpa wajah dan seluruh tubuhnya itu di sana. Lalu membukanya kembali. Dia saat ini sedang ada berada di salah satu pohon mangga yang ada di kebun. Tempat dimana dia selalu bisa menenangkan dirinya sendiri selama dua tahun terakhir ini.

"Aku tidak tahu apa yang saat ini sedang aku rasakan. Atau apa yang aku rasakan selama dua tahun terakhir ini. Terkadang aku merasa hampa dan juga kesepian. Tapi aku juga merasakan kekosongan yang sangat dalam di dalam jiwa dan hatiku. Dewa, aku bahkan sama sekali tidak tahu bagaimana kabar Varun sekarang. Selama dua tahun ini aku tidak pernah sedikit pun datang ke penjara untuk bisa melihatnya, karena aku tidak akan bisa menyatakan alasanku pada saat akan melakukan hal itu..."

Air mata Ashmita seketika saja jatuh membasahi wajahnya. Tubuhnya bergetar. "Aku sangat merindukan Varun, Dewa... Tapi aku terhalang atas rasa ego dan kebingungan yang ada di dalam diriku sendiri. Meski aku mencintai dan merindukannya, serta seluruh keluargaku yang mendukungku, aku masih saja tidak bisa mendatanginya."

Tangis Ashmita semakin pecah di sana. Dan bahkan mulai sesenggukan. Lalu dengan kasar dia menghapus air mata yang sudah membasahi wajahnya itu dan menatap lurus serta kosong tepat ke arah pemandangan kebun pohon mangga yang mana terlihat semakin jelas dan luas di sana itu. Hingga Ashmita seketika saja mengernyitkan dahinya dengan cukup dalam dan kedua matanya yang memincing, saat melihat lurus tepat ke arah pohon mangga yang jaraknya cukup jauh darinya. Dan di sana ada seseorang yang juga memanjat pohon mangga serta menatap ke arahnya. Dia merasa deja vu. Dia merasa bahwa dia pernah mengalami hal itu sebelumnya.

"Mungkinkah..." gumam Ashmita di sana yang seketika saja tersadar.

Lalu dengan cepat dia mulai menuruni pohon mangga yang dia panjat itu, dan mulai berlari dengan cukup kencang menuju pohon mangga yang tadi dia lihat. Dan di setiap langkah berlarinya di sana, dia melihat seseorang yang juga sedang berlari menuju ke arahnya. Dan saat itulah, dengan napasnya yang terengah-engah, air mata haru pun jatuh membasahi wajah Ashmita. Kini di hadapannya berdiri Varun dengan senyuman di wajahnya.

"Varun... Apakah ini benar kamu?" gumam Ashmita yang masih tidak percaya dengan Varun yang kini ada di hadapannya itu.

"Ini aku, Ashmita. Aku kembali."

Seketika saja Ashmita memeluk dengan serat tubuh Varun dan mendapatkan balasan pelukan yang tidak kalah eratnya. "Kenapa kamu tidak bilang jika kamu akan keluar dari penjara?! Dan kenapa kamu tidak menghubungiku, jika kamu mendapatkan pengurangan masa tahanan?!"

"Aku ingin membuat kejutan untukmu, Ashmita."

Mereka melepaskan pelukan dan Varun menangkup wajah Ashmita yang sudah basah dengan air mata di sana itu. Dia menghapus air mata Ashmita dengan menggunakan jari-jari dari kedua tangannya itu. "Dan aku juga ingin menepati janjiku kepadamu, Ashmita."

Lalu tak lama, Varun melepaskan tangkupan kedua tangannya di wajah Ashmita dan mulai berlutut. Mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah menyala dari dalam saku celAshmita dan membukanya. Terlihat sebuah cincin permata dengan permata berukuran sedang di sana. Yang terlihat sangat indah. Dan Ashmita sama sekali tidak bisa berpikir, karena dia merasa berbunga-bunga.

"Ashmita Caturvedi... Aku, Varun Maholtra, sangat mencintaimu... Dan menginginkanmu menjadi milikku. Maukah kamu menjadi istriku dan menikah denganku? Maukah kamu menjadi Nyonya Varun Maholtra??"

Tak menunggu waktu yang lama, Ashmita pun menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Dan senyuman yang tertahan penuh kebahagiaan di wajah mereka berdua di sana itu. "Iya, aku bersedia."

Dan setelah itu dengan cepat, Varun memasangkan cincin itu ke jari manis Ashmita. Lalu berdiri kembali dan memeluk tubuh Ashmita. Akhirnya janji atas cinta telah mereka lakukan. Dan kini, takdir benar-benar akan membawa mereka ke dalam kebahagiaan.

Black Heart ✔️Where stories live. Discover now