Part 22. Is There Something?

1K 54 1
                                    

***

Ashmita membuka kedua kelopak matanya dengan perlahan, saat merasakan kedua kelopak matanya itu masih saja terasa perih dan berat. Dia menghela napas saat pada akhirnya menyadari bahwa sinar matahari sudah masuk ke dalam kamar itu di sana. Namun, sedetik saat kesadaran Ashmita datang, secara seketika saja Ashmita membangkitkan tubuhnya dari posisi berbaring hingga berubah menjadi posisi terduduk di sana.

"Astaga..." gumamnya di sana dengan nada suaranya yang terdengar berbisik itu.

Ashmita menyadari bahwa dia sekarang sedang berada di atas sofa panjang yang memang ada di dalam kamar itu. Dan hal itulah yang seketika saja membuat Ashmita tegang. Kenapa aku bisa ada di sini? Batin Ashmita bertanya-tanya.

Kedua matanya menatap ke sekeliling, dan tertuju seketika tepat ke arah sebuah kursi di mana dekat dengan tembok kamar. Di atas kursi itu, Varun duduk dengan kedua lengan tangannya terlipat di depan dada, juga kedua kakinya yang lurus ke depan, serta kepalanya yang tertahan di tembok, posisi bersandar. Dan Ashmita tersadar bahwa Varun sedang tertidur di sana. Bahkan mengambil jarak yang cukup jauh dari arah sofa yang mana saat ini sedang dia tempati itu. Sedikit rasa lega memenuhi perasaan Ashmita, karena Varun berada cukup jauh darinya. Tapi seketika saja rasa penasaran mulai masuk ke dalam pikirannya itu di sana sekarang itu.

"Tapi... Bagaimana bisa aku tertidur di atas sofa ini? Dan... Semalaman??" gumam Ashmita sekali lagi di sana. Sambil menatap ke arah sofa yang masih dia duduki di sana itu. Bahkan ada sebuah selimut yang juga menutupi tubuhnya itu.

"Itu karena aku yang menggendongmu tidur di sana." ucap Varun secara tiba-tiba saja di sana, hingga membuat Ashmita tersentak dan langsung menatap lurus ke arah Varun.

Di sana, tepat di atas kursi itu, Varun pun mulai menggerakkan tubuhnya dengan perlahan. Dia terlihat sangatlah kaku, dan juga keningnya yang mulai mengernyit cukup dalam. Dan sedetik kemudian, Varun pun mulai membuka kedua kelopak matanya di sana dan menatap tajam serta lurus tepat ke arah Ashmita. Dan membuat Ashmita tergugup seketika saja. Ashmita bahkan secara tanpa sadar mulai menggenggam ujung selimut yang masih menutupi tubuhnya itu di sana.

Varun menghela napasnya di sana. Dan meregangkan beberapa bagian tubuhnya yang terasa sangatlah lelah dan juga kaku itu. "Tubuhmu cukup kecil, tapi ternyata kamu berat juga." ucap Varun menjelaskan di sana sambil mulai berdiri dari atas kursi itu.

Sedangkan Ashmita yang mendengarkan ucapan yang baru saja dikatakan oleh Varun pun hanya membulatkan kedua matanya di sana. "Aku tidak seberat itu..." gumamnya sambil mengalihkan pandangannya dari Varun yang saat ini sedang menatapnya. "Jika aku seberat itu, jangan menggendongku. Biarkan saja aku tertidur di lantai. Aku tidak perlu bantuanmu." lanjutnya dengan nada suara yang cukup ketus itu.

Sedangkan Varun, dia mulai mengangkat salah satu alisnya di sana dan mulai berjalan mendekat ke arah Ashmita. Dan hal itu seketika saja membuat Ashmita merasa tegang, tapi dia sama sekali tidak mengatakan hal apapun. Hingga Varun pun kini sudah berdiri tepat di hadapannya, dan berdiri menjulang di sana itu. "Aku bisa saja melakukannya, dan membuat diriku sendiri tertidur di sofa ini. Tapi aku tidak mau. Bagaimanapun juga, kamu harus tetap ingat dengan statusmu sebagai istriku, Ashmita. Dan aku suamimu, jadi aku punya tanggung jawab untuk memberimu bantuanku, meski aku tidak mau." jawab Varun dengan nada suaranya yang terdengar sangatlah dingin di sana itu.

Ashmita pun mulai mengangkat kepalanya untuk bisa menatap lurus dan juga berani tepat ke arah Varun di sana. "Kamu membawaku untuk bisa tidur di atas sofa dan juga memberikan aku selimut. Kamu bisa saja membiarkan aku tertidur di lantai tanpa bantal ataupun selimut. Tapi kenapa kamu melakukan semua ini? Dan kenapa kamu tidak tidur saja di atas ranjang itu? Kenapa kamu malah memilih untuk tidur di atas kursi itu?" tanya Ashmita mengatakan rasa penasaran yang dia rasakan saat ini.

Varun sendiri seketika saja melembutkan ekspresi wajahnya yang pada awalnya keras di sana, lalu mulai mengalihkan pandangannya dari arah Ashmita. Dia bahkan terlihat gugup, meski dia sangatlah pandai dalam menyembunyikan hal itu sekarang. "Aku tidak akan mengatakan jawabannya." jawab Varun dengan dingin lalu mulai membalikkan badannya dan bersiap melangkahkan kedua kakinya di sana, untuk bisa dengan segera pergi dari hadapan Ashmita.

Sedangkan Ashmita secara tanpa sadar membuka bibirnya di sana, dan menatap punggung Varun yang mulai menjauh itu dengan perasaan tidak terima. Lalu dengan gerakan yang sangatlah cepat, Ashmita menyampirkan selimut yang menutupi tubuhnya itu hingga membuat selimut itu terjatuh ke lantai, dan Ashmita dengan cepat menyusul Varun.

"Aku meminta jawabanmu, Varun." ucap Ashmita di sana dengan nada suaranya yang terdengar keras itu. Dia menatap marag tepat ke arah Varun, yang saat ini sudah menghentikan langkah kedua kakinya di sana, tapi tetap saja tidak membalikkan badannya.

"Kenapa kamu tidak menjawabnya saja? Bukankah kamu pandai dalam berkata-kata? Kenapa sekarang kamu seakan-akan tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan kecilku?" tanya Ashmita di sana dengan sedikit desakan.

"Jangan membuatku marah, Ashmita. Ini masih pagi dan aku tidak ingin bertengkar denganmu seperti kemarin." jawab Varun sambil mulai membalikkan badannya dan menatap dengan tajam tepat ke arah Ashmita. Wajahnya kembali mengeras, dengan kedua telapak tangannya yang sudah mengepal keras di sisi tubuhnya itu.

"Aku adalah suami kedua kamu, Ashmita. Dan untukku, kamu tidak punya banyak hak untuk bertanya banyak hal kepadaku, atau pun juga mendapatkan jawaban dariku. Dan juga ini adalah hari yang baru untuk kamu bisa menyadari semua hal yang sudah terjadi kemarin, Ashmita. Ingatlah kembali, bahwa kamu memiliki lima orang suami. Suami pertamamu adalah Kak Prem, suami keduamu adalah aku, suami ketigamu adalah Akash, suami keempatmu adalah Rohit, dan suami kelimamu adalah Vinay. Maka, segeralah bersiap-siap, dan layani kami berlima sebagai suamimu dengan sangatlah baik. Itu adalah hal baik yang harus kamu lakukan sekarang." jelas Varun dengan gertakan di giginya, yang mana sebisa mungkin dia menahan emosinya di sana sekarang.

Sedangkan Ashmita, bahkan dia sama sekali tidak bisa mengatakan hal apapun saat ini juga. Dan saat dia melihat Varun mulai kembali membalikkan badannya untuk pergi, Ashmita pun seketika saja berbicara. "Aku tidak akan pernah melakukannya. Aku tidak akan pernah melakukan hal apapun untuk melayani kalian semua. Kalian berlima bukan suamiku. Dan aku tetap tidak menerima pernikahan ini. Itu adalah keputusanku." ucapnya dengan penuh keyakinan. Meski Ashmita sendiri menyadari bahwa dia mengatakan semua itu dengan suaranya yang terdengar bergetar. Tapi dia sebisa mungkin menahannya.

Varun tidak mengatakan apapun di sana. Namun, secara tiba-tiba saja, dia mulai membalikkan badannya dan berjalan tepat ke arah Ashmita dengan gerakan yang sangatlah cepat di sana. Mengulurkan kedua tangannya di sana untuk menggenggam kedua lengan Ashmita dengan kuat dan mendorongnya hingga menyentuh tembok dengan cukup kuat.

"Sial, Ashmita!!!" teriak Varun yang seketika saja membuat Ashmita tersadar.

Dia bahkan sama sekali tidak menyadari bahwa Varun dapat bergerak dengan sangatlah cepat seperti itu. Bahkan rasa pening di bagian belakang kepalanya akan menjadi salah satu buktinya. Dia bahkan ikut menggenggam lemas ke bagian lengan Varun yang terasa sangatlah berotot di sana. Dengan kedua mata Ashmita yang mulai berlinang air mata, dia merasa sangatlah ketakutan dengan Varun yang seperti ini di hadapan dirinya itu.

"Jangan membuatku marah, Ashmita. Atau aku tidak akan bisa mengendalikan diriku sendiri nantinya. Dan hal itu akan membuatku sangatlah menyesal." ucap Varun dengan geraman di nada suaranya itu.

Kedua kelopak mata Ashmita bahkan terlihat berkedip beberapa kali, seakan-akan sama sekali tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Varun di sana itu kepada dirinya. "Sekarang, aku akan mengatakannya sekali lagi, Ashmita. Lakukan saja, apa yang sudah kamu pahami sekarang dengan baik. Kamu seorang istri yang memiliki tanggung jawab terhadap kelima suami kamu. Jika kamu tetap bersikeras seperti ini, maka jika tidak..."

Varun menghentikan ucapannya saat dia melihat air mata mulai jatuh dari salah satu mata Ashmita. Lalu sedetik kemudian dia melepaskan genggaman dari kedua tangannya itu dengan keras dan mengalihkan pandangannya. Varun bahkan menghela napasnya dengan sangatlah keras di sana. "Sekarang mandi dan bersiaplah. Bibi Taani akan datang dan membantumu nanti." ucapnya lagi dan sekali lagi berjalan dengan langkah kakinya yang panjang dan tegas dari dalam kamar itu.

Meninggalkan Ashmita yang terdiam dengan linangan air mata di wajahnya. Tapi hati dan juga pikirannya kini merasa sangatlah bingung. Dan dia tidak tahu apa yang akan terjadi hari ini sekarang.

Black Heart ✔️Where stories live. Discover now