Part 27. Jealous

750 60 2
                                    

***

Duk

Duk

Duk

Akash memukul beberapa kali tembok kamarnya di sana. Tubuhnya terlihat berkeringat, dengan raut wajahnya yang mengeras. Bahkan kepalan tangan kanan yang sudah sejak tadi dia tinjukan tepat ke tembok itu pun mulai terlihat memerah dan sedikit mengeluarkan darah di lukanya. Napasnya bahkan kini terdengar terengah-engah sekarang ini.

"Sial, Ashmita! Sial!! Kenapa kamu melakukan ini kepadaku?! Kenapa aku merasa sangat sakit?? Kenapa perasaanku malah berubah menjadi lemah setiap kali melihatmu bersama dengan Kak Varun?! Kenapa?!" ucap Akash di sana dengan suaranya yang keras.

Bahkan secara tanpa sadar dia mulai mendekatkan bagian keningnya itu ke tembok dengan gerakan yang perlahan. Dia juga mulai mengatur kembali napasnya agar teratur lagi. Tapi hatinya masih saja merasakan rasa sakit di sana. Tubuhnya terlihat bergetar. Sampai-sampai Akash mengangkat kedua telapak tangannya itu untuk membuat tubuhnya tetap bisa bertahan berdiri di tembok itu.

Klek

Pintu kamarnya terbuka seketika saja. Dan hal itu yang langsung membuat Akash berdiri dengan tegak dan menatap lurus tepat ke arah pintu kamarnya. Terlihat Ashmita yang berdiri di sana dengan membawa sebuah baki do'a di tangannya. Akash dan Ashmita sama-sama tidak mengatakan hal apa pun di sana. Akash memperhatikan Ashmita, dan dia bahkan masih bisa melihat dengan sangatlah jelas bubuk tilak yang menjadi satu dengan sindoor di belahan rambut Ashmita itu. Bahkan bubuk tilak itu juga masih ada di beberapa bagian tubuh dan kain saree yang digunakan oleh Ashmita itu. Dan Akash seketika saja merasa kesal saat melihat bubuk tilak yang ada tepat di dekat bagian leher dan juga pundak Ashmita, yang mana bubuk tilak itu membentuk jari-jari tangan yang dia yakini adalah bentuk jari dari Varun-kakaknya itu.

Sedangkan Ashmita sendiri sama sekali tidak menatap tepat ke arah Akash. Dia bahkan menyadari bahwa sejak dia membuka pintu kamar itu, Akash menatapnya dengan tatapan kedua matanya yang tajam di sana itu. Tak lama setelah itu pun dia mulai melangkahkan kedua kakinya untuk masuk ke dalam kamar Akash dan mendo'akannya. Dia berkeliling dengan cara yang sama. Meski dia sendiri mulai merasa sangatlah tidak nyaman dengan tatapan tajam yang diberikan oleh Akash di sana. Hingga setelah dia selesai berkeliling mendo'akan kamar Akash, Ashmita pun mulai berjalan mendekati Akash, untuk bisa mendo'akan diri Akash juga. Tapi sebelum melakukannya, Akash mulai menggenggam tangannya di sana itu.

"Apa yang kamu lakukan?! Lepaskan tanganmu dariku, Akash." ucap Ashmita dengan nada suaranya yang terdengar sangatlah dingin itu. Dia bahkan sama sekali tidak menatap ke arah wajah Akash, dia hanya memperhatikan tangan Akash yang masih menggenggam tangannya di sana itu.

"Kenapa, Ashmita? Apakah kamu sama sekali tidak menyukai pegangan tanganku?" Akash bertanya dengan nada suaranya yang terdengar sangatlah merendahkan di sana itu.

Ashmita tidak dengan segera menjawab dan mulai mengangkat kepalanya di sana untuk menatap dengan tatapan tajam tepat ke arah Akash. "Tidak. Aku tidak menyukainya, jadi lepaskan tanganmu dariku sekarang juga. Atau aku akan..."

"Akan apa?!" Akash memotong ucapan Ashmita yang belum selesai di sana. Dia bahkan mulai mengeratkan pegangannya itu di tangan Ashmita, hingga membuat Ashmita hanya memegang baki do'a itu dengan telapak tangan kanannya itu.

"Apakah kamu akan mengadukannya kepada Kak Varun, huh?! Apakah kamu akan mengatakan padanya bahwa aku sudah menyakitimu?! Ayo, katakan!! Kamu tidak menyukai sentuhan tanganku karena kamu lebih menyukai sentuhan Kak Varun, kan?! Kamu lebih menyukai itu, kan?!" ucap Akash di sana dengan nada suaranya yang terdengar keras dan seakan-akan mulai kehilangan kendali atas dirinya itu.

Ashmita yang mendengarkan hal itu pun seketika saja membulatkan kedua matanya. Apa yang sebenarnya maksud dari perkataan Akash ini? Dia bertanya-tanya dalam hatinya.

Black Heart ✔️Where stories live. Discover now