Part 2. The Dreams

1.8K 77 0
                                    

***

Nyatanya, meski Ashmita sudah berniat untuk bangun sedikit lebih siang, tapi dia tidak bisa melakukannya. Kedua kelopak matanya bahkan sudah terbuka sendiri, tepat pada pukul enam pagi. Dan membuat Ashmita mengerang kesal.

Dia pun mulai duduk di atas ranjangnya, sambil sesekali menguap. Sedikit mengacak - acak rambutnya, dan mulai bangkit dari atas ranjangnya, menuju kamar mandi. Setelah bergelut dengan air mandi yang hangat selama dua puluh lima menit, Ashmita pun akhirnya keluar dari dalam kamar mandi.

Setelah berpakaian, Ashmita berjalan keluar dan menuju dapur. Dia sudah berniat untuk membuat gulab jamun, bukan?! Maka dari itu, dengan cekatan dia mulai menyiapkan bahan - bahan untuk membuat gulab jamun. Sudah biasa untuk membuatnya sendiri, Ashmita tidak mau memakan gulab jamun buatan orang lain, kecuali buatan ibunya. Tentu saja.

Pagi ini terasa sedikit berbeda, karena kedua keponakannya itu pergi ke sekolah. Usia mereka sepuluh tahun, membuat mereka masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Mereka sudah berangkat menuju sekolah mereka sejak pukulan setengah enam pagi. Dan tentu saja, mereka akan sarapan di sekolah, karena di sekolah mereka mengadakan sarapan bersama. Dan tentu saja, itu sangatlah mengasikkan.

Ibunya, tentu saja sedang pergi ke pasar, bersama dengan ayahnya. Kata ayahnya, jika ibunya itu pergi ke pasar tanpa di antar oleh ayahnya, maka akan ada banyak pria yang melirik ke arah ibunya itu. Tentu saja, karena di umur ibunya yang hampir menginjak kepala lima puluh tahun itu, masih terlihat sangat cantik. Yang terkadang membuat ayahnya menjadi cemburu.

Sedangkan kakeknya, sedang memandikan beberapa burung peliharaannya tepat di halaman depan rumah mereka.

Setelah berkutat selama hampir dua jam, gulab jamun buatannya itu pun sudah jadi. Ashmita tersenyum lebar, melihat hasil masalahnya itu. Mulai meregangkan otot - ototnya yang terasa kaku, Ashmita mulai mengambil dua buah gulab jamun dan mulai memakannya. Sedikit mendesah nikmat, saat potongan - potongan gulab jamun masuk ke tenggorokannya.

Ashmita mengambil lagi beberapa potong gulab jamun dan mulai melangkah menuju ruang tamu, untuk menyalakan televisi. Menonton acara berita kesenangannya.

"ASHMITA!!!" Teriak ibunya yang datang dengan beberapa kantong belanja, dibantu oleh ayahnya.

Dengan segera, Ashmita meletakkan mangkuk berisi gulab jamun miliknya ke atas meja. Dan melangkah sedikit tergesa menghampiri ibunya, dan mengambil alih kantong belanjaan ibunya. Lalu meletakkannya ke atas meja dapur. Menatap ke arah ayahnya yang sedikit kesusahan membawa belanjaan itu, tapi masih tetap tersenyum dan meletakkan belanjaan itu ke atas meja dapur.

"Capek?!" Ibunya mendekat ke ayahnya dan sedikit memijat kedua bahu ayahnya itu.

Sedikit tersenyum, ayahnya menolehkan kepalanya dan menatap sambil tersenyum ke arah ibunya. "Sedikit... Tenang saja, nggak papa kok..."

Ashmita tersenyum melihat interaksi itu. "Ibu... Ayah... Jika kalian masih capek, bagaimana kalau aku saja yang masak hari ini?!" tanya Ashmita yang merasa tidak tega melihat ibu dan juga ayahnya kelelahan.

Ibunya menatapnya dengan senyuman. "Tentu saja, Ashmita... Hitung - hitung sebagai latihan kecil kamu, memasak untuk suami kamu nantinya."

Ayahnya menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Ya... Kamu latihan masak yang enak ya..."

Ashmita merengut. "Selama ini jika aku masak, rasanya juga enak kok..." Merasa tidak terima saat secara tidak langsung ayahnya bilang jika masakannya itu tidaklah enak.

Black Heart ✔️Where stories live. Discover now