Part 21. Nightmare 2

1.3K 65 6
                                    

***

Napas Ashmita terdengar sangatlah terengah-engah di sana. Deru napasnya tidaklah karuan. Kedua matanya bahkan mulai terlihat berlinangan air mata. Wajahnya juga bahkan terlihat memerah. Ashmita bahkan bisa merasakan tubuhnya yang bergetar kuat, karena emosi dan juga rasa lelahnya itu di sana. Sedangkan Varun sendiri, bahkan sama sekali tidaklah pernah menyangka jika Ashmita memiliki keberanian yang seperti itu untuk berbicara dan mengatakan semua itu kepadanya. Terlebih lagi, dengan nada suara dan juga sikap yang seperti itu. Hingga pada akhirnya dengan gerakan yang sangatlah cepat dan juga tiba-tiba di sana itu, Varun mulai mengulurkan kedua tangannya itu dan menggenggam erat kedua lengan Ashmita. Sehingga membuat kedua mata Ashmita di sana semakin membulat dan juga tubuhnya yang terasa tegang, saat menyadari tatapan Varun terlihat semakin marah dan Ashmita bahkan menyadari bahwa Varun masih menahan diri untuk tidak dengan segera melampiaskan amarahnya itu di sana kepada dirinya.

"Apakah kamu sudah selesai bicara, Ashmita?! Jika sudah, maka biarkan aku yang bicara sekarang." gumam Varun dengan nada suaranya yang tertahan. Bahkan Varun sama sekali tidak menyadari bahwa raut wajahnya sudah memerah dan juga mengeras di sana itu sekarang. Dan pegangan kedua tangannya di lengan Ashmita bahkan terasa semakin menguat, hal itu juga seketika saja membuat Ashmita meringis kesakitan dan juga perih, tapi dia sama sekali tidak bisa melepaskan dirinya.

"Namamu bukan lagi Ashmita Caturvedi, tapi Ashmita Maholtra. Itu karena pernikahan yang sudah berlangsung tadi adalah acara pernikahan yang sah. Dan semua orang tahu akan hal itu. Mulai dari proses do'a, pelemparan bunga suci ke api bersama dan pemberian sindoor di rambutmu itu secara bersama, adalah sah." ucap Varun di sana menjelaskan sambil melepaskan genggaman kedua tangannya dari lengan Ashmita dengan gerakan yang keras, hingga membuat Ashmita kembali mundur beberapa langkah dari posisinya itu sekarang.

Ashmita menatapnya dengan terkejut. Tapi bibirnya tetap terkunci, tidak ingin dan sama sekali tidak bisa mengatakan hal apa pun lagi. Sedangkan Varun, dia mulai mengepalkan kedua telapak tangannya di sisi tubuhnya. "Meskipun kamu tidak akan pernah menganggap kami berlima sebagai suami kamu, itu sama sekali tidak akan pernah berpengaruh. Secara agama, kami berlima memiliki hak yang sama sebagai suami kamu, dan itu adalah hal yang benar dan sah. Dan kamu sebagai istri kami berlima juga memiliki tanggung jawab yang sama kepada kami. Dan itu adalah kebenarannya. Meski kamu berusaha untuk menghapus sindoor itu dari rambutmu, lihatlah sendiri, kamu malah membuatnya terlihat semakin jelas di sana. Sindoor dan juga mangalsutra, keduanya adalah simbol dari kelima suami kamu, Ashmita. Dan kamu pun tahu akan hal itu."

Varun seketika saja terdiam di sana dan malah mulai memperlihatkan seringaian di wajahnya itu. Sehingga semakin membuat Varun terlihat menyeramkan di kedua mata Ashmita saat ini juga. Tak lama, Varun pun mulai melangkahkan kedua kakinya di sana untuk bisa semakin mendekat tepat ke arah Ashmita yang mana saat ini juga sedang terpojok.

"J-jangan mendekat. Jangan mendekatiku." ucap Ashmita di sana dengan nada suaranya yang terdengar sangatlah bergetar. Bahkan mulai memundurkan tubuhnya, hingga benar-benar menyentuh sisi meja rias. Dia merasa sangatlah ketakutan sekarang.

"Kenapa tidak? Kenapa aku tidak boleh mendekati istriku sendiri? Sudah aku katakan, bukan? Bahwa kamu adalah istri kami berlima, dan kamu punya tanggung jawab yang sama kepada kami berlima sebagai suami kamu, Ashmita. Dan setelah berdiskusi sebelumnya, malam ini... Adalah malam pertama kamu bersama denganku, Ashmita." ucap Varun menjelaskan di sana dengan tangan kanannya yang berusaha meraih Ashmita.

"TIDAK!!"

Ashmita berteriak sambil berlari menghindar dari Varun di sana. Hingga membuat Varun hampir jatuh tepat ke arah meja rias. Dan sedangkan Ashmita, dia berlari ke sisi lain dari kamar pengantin itu di sana. Napasnya terengah-engah. Kedua mata Ashmita bahkan semakin memburam akibat linangan air mata di sana. Sedangkan Varun sendiri mulai membalikkan badannya di sana dan masih dengan senyuman di bibirnya itu, dia kembali melangkahkan kedua kakinya itu untuk bisa mendekat tepat ke arah Ashmita. Dan tangan kanannya sendiri mulai meraih salah satu gelas yang berisi susu di sana, dan meminum isi minuman itu hingga habis serta menjatuhkan gelas itu ke lantai hingga pecah. Dan dengan gerakan yang sangatlah cepat, Varun secara tiba-tiba saja sudah ada di hadapan Ashmita dan menggenggam kedua lengan Ashmita di sana.

Black Heart ✔️Where stories live. Discover now