Part 17. Surprise

951 65 1
                                    

***


Klek

Bibi Taani membuka pintu sebuah kamar yang ada di hadapan Ashmita itu. "Nah, Ashmita, ini adalah kamar kamu bersama dengan suamimu. Ayo, lihatlah..." ucap Bibi Taani di sana, sambil menuntun secara perlahan Ashmita untuk bisa segera masuk ke dalam kamar itu.

Ashmita melangkahkan kedua kakinya dengan perlahan. Dengan kedua matanya yang menatap ke sekeliling area yang ada di dalam kamar itu. Kedua mata Ashmita terlihat berbinar, saat melihat kamar itu sudah di hias dengan sangatlah indahnya. Terlebih lagi saat melihat ke arah ranjang yang berada tepat di bagian tengah dari ruang kamar itu tertutupi oleh tirai yang terbuat dari bunga mawar merah, dan tepat di bagian atas ranjang, juga ada tumpukan bunga mawar yang di bentuk hingga menyerupai hati.

Ashmita juga melihat adanya lima lilin di dekat meja rias dan meja kecil yang ada tepat di samping ranjangnya itu. Lilin-lilin itu sudah menyala dan membuat aroma kamar itu menjadi jauh lebih segar. Ashmita sangatlah menyukai aromanya. Dan setelah itu, kedua mata Ashmita melihat adanya lima gelas berisi susu yang ada di atas meja yang ada di tengah ruangan itu. Sedangkan Bibi Taani yang sudah sejak tadi melepaskan pegangannya dari Ashmita dan memperhatikan Ashmita di sana mulai tersenyum kecil.

"Ashmita, apakah kamu menyukainya?" tanya Bibi Taani di sana.

Ashmita seketika saja membalikkan badannya dan tersenyum lebar. "Aku sangat menyukainya. Terima kasih, Bibi..." jawab Ashmita yang di balas dengan anggukan kepala dari Bibi Taani.

"Baiklah, istirahatlah terlebih dahulu, oke? Selamat malam, Ashmita..." ucap Bibi Taani sambil berjalan pergi keluar dari dalam kamar itu dan menutup pintu kamarnya.

Ashmita pun kembali berjalan tepat ke arah meja rias di sana dan duduk tepat di hadapan meja rias itu. Menatap bayangan dirinya di cermin itu dan kembali tersenyum dengan malu. "Astaga... Apa yang akan aku lakukan sekarang? Semuanya terlihat sangatlah sempurna, dan aku... Ini bahkan bukan seperti diriku yang sebelumnya. Aku merasa gemetar dan ada sesuatu yang berdetak dengan sangatlah kencang di dalam hatiku. Meski aku sendiri sama sekali tidak tahu apa alasannya..." gumam Ashmita dengan deru napasnya yang bertautan cepat itu.

Lalu tak lama setelah itu, Ashmita kembali fokus menatap bayangan dirinya di sana. Kedua matanya terlihat berbinar, saat melihat sindoor alias tanda merah yang terlihat sangat jelas di belahan rambutnya itu. Dan kalung mangalsutra yang mengalungi lehernya. Ini bahkan tidak pernah masuk ke dalam pikiran maupun juga impiannya. Pernikahan. Dia bahkan tidak pernah ingin memikirkan hal ini sebelumnya. Tapi, di sinilah Ashmita sekarang. Berada di dalam sebuah kamar, dengan identitas baru, yaitu : seorang pengantin wanita dan juga seorang istri.

Dengan perlahan, kedua tangan Ashmita terangkat dan mulai melepaskan perhiasan-perhiasan yang ada di tubuhnya itu. Mulai dari gelang di tangan dan kakinya, hiasan rambut, anting-anting, kalung dan yang lainnya. Ashmita melepaskan perhiasan itu dan meletakkannya tepat ke bagian atas meja rias di sana itu. Lalu berdiri dari duduknya untuk membetulkan kain saree pernikahannya itu agar tetap rapi, meski beberapa perhiasan telah dia lepaskan. Kini, Ashmita sudah selesai melepaskan perhiasan-perhiasan itu dari tubuhnya, dan hanya ada sindoor, mangalsutra, bindi, cincin pernikahan dan rantai di bagian perutnya saja. Ashmita kembali tersenyum kecil.

Klek

Suara pintu terbuka secara tiba-tiba saja itu, langsung saja membuat Ashmita membalikkan badannya untuk melihat ke arah pintu kamar itu. Wajahnya yang menampilkan senyuman itu seketika saja menghilang secara perlahan. Dia pikir, Akash lah yang datang ke dalam kamar pernikahan mereka itu, tetapi bukan. Yang kini ada di pintu kamar yang terbuka itu, adalah Rohit, saudara keempat dari Akash. Ashmita mengedipkan beberapa kali kedua kelopak matanya di sana. "K-kamu? A-apa yang kamu lakukan di sini?" Ashmita bertanya dengan ragu.

Rohit hanya menampilkan senyuman di wajahnya. Dia tidak langsung menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Ashmita itu kepadanya. Dia malah melangkahkan kedua kakinya dengan perlahan untuk bisa jauh lebih masuk lagi ke dalam kamar itu, dan sedikit berbalik untuk mengunci pintu kamar itu. Sehingga membuat Ashmita seketika saja membulatkan kedua matanya. "A-apa yang kamu lakukan? Di-di mana Akash? Di mana dia?!" tanya Ashmita dengan suara yang cukup keras di sana.

"Sssttt... Jangan berisik, Ashmita. Kak Akash sedang bersama dengan yang lainnya. Jadi tidak perlu merasa khawatir," jawab Rohit dengan seringaian di wajahnya, dan tetap melangkahkah kedua kakinya untuk mendekat ke arah Ashmita di sana itu.

"J-jangan mendekat!" ucap Ashmita dengan panik di sekujur tubuhnya sambil menuding Rohit dengan menggunakan tangan kanannya itu. Tapi Rohit sama sekali tidak bergeming, dan hanya terus melangkahkan kedua kakinya.

"Kenapa aku tidak boleh mendekat? Lagipula, kamu juga adalah istriku," jawab Rohit yang secara tiba-tiba saja sudah menggenggam lengan kiri Ashmita.

"TIDAK!!"

Ashmita berteriak dan dengan gerakan yang keras dia dapat melepaskan genggaman Rohit dari lengannya sambil mendorong tubuh Rohit hingga terjatuh cukup keras tepat ke atas lantai. Dan Ashmita pun berlari ke arah pintu sambil membuka kunci pintu kamar itu dengan tergesa-gesa. Setelahnya dia langsung berlari dengan kencang, tanpa menghiraukan kain saree nya yang sudah terlihat sedikit berantakan di sana itu. Ashmita terus berlari, dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya itu.

Bruk

Ashmita berhenti berlari saat dia menabrak Vinay yang berdiri secara tiba-tiba di hadapannya itu. Dengan napasnya yang terengah, Ashmita menatap dengan tatapan ketakutan di kedua matanya itu. "Vi-vinay... Tolong aku. Di-di kamar ada Rohit, dia sepertinya sedang tidak sadar. Dia tadi bilang jika aku adalah istrinya juga..." ucap Ashmita dengan nada suaranya yang terdengar sangatlah gemetaran itu.

"Memangnya apa yang salah dari itu, Ashmita?" ucap Vinay yang seketika saja membuat Ashmita menatap lurus ke arah Vinay dan juga terlihat kebingungan. "Yang di katakan oleh Rohit ada benarnya. Dia juga suamimu..."

"A-apa??"

Vinay terlihat tersenyum kecil di bagian ujung bibirnya, dan mulai melangkahkan kedua kakinya untuk mendekat ke arah Ashmita di sana. Dan dengan gerakan yang refleks, Ashmita memundurkan langkahnya. "Dan aku juga adalah suamimu, Ashmita," lanjut Vinay dengan tangan kanannya yang mulai terangkat untuk bisa menyentuh rambut Ashmita.

Dengan cepat, Ashmita mendorong Vinay hingga menjauh dan dia kembali berlari dan terus berlari. Tanpa menghiraukan Vinay yang tertawa kecil di belakang tubuhnya itu saat ini. Hingga pada akhirnya, Ashmita sampai di ruang tengah di mana dia bahkan bisa melihat jejak kedua kakinya dengan tanda merah beberapa waktu yang lalu. Dia berhenti berlari dengan napas yang tersengal. "Akash..." panggil Ashmita saat dia menyadari bahwa Akash sedang berdiri tepat beberapa langkah di hadapannya itu.

Ashmita berjalan cepat mendekat ke arah Akash dan menggenggam lengan kiri Akash. "Akash... Ada yang tidak beres. Pertama, Rohit masuk ke dalam kamar kita dan mengatakan bahwa dia adalah suamiku. La-lalu, Vinay, dia juga mengatakan bahwa dia adalah suamiku. Akash... Apa yang sebenarnya sedang terjadi??" Ashmita kembali menangis saat ini.

Tapi Akash sama sekali tidak mengatakan apa pun. Dia hanya diam. Dan saat itulah Ashmita mendengar langkah-langkah kaki tepat di bagian belakang tubuhnya saat ini. Secara perlahan, Ashmita pun melepaskan genggaman tangannya dari lengan Akash, dan mulai membalikkan badannya. Menatap ke arah Prem, Varun, Rohit dan juga Vinay yang kini sudah berdiri di hadapannya. Mengelilingi diri Ashmita saat ini. Deru napas Ashmita semakin keras terdengar. Kedua matanya sama sekali tidak bisa menghentikan air mata yang terus membasahi wajahnya di sana itu.

"Akash, katakan kepadaku, apa yang sebenarnya terjadi sekarang? Aku sama sekali tidak mengerti sedikit pun..." gumam Ashmita dengan rasa yang putus asa terdengar sangatlah jelas dari suaranya itu.

Akash tetap diam. Dan Ashmita hanya memperhatikan Prem, Varun, Rohit dan Vinay yang terlihat tersenyum menyeringai secara bergantian. Tidak tahan dengan keheningan yang ada di sekelilingnya, Ashmita pun dengan cepat kembali membalikkan badannya ke arah Akash. "AKASH KATAKAN KEPADAKU, APA SEMUA INI?!!" teriak Ashmita pada akhirnya.

Akash pun secara perlahan menatap tepat ke arah Ashmita. Wajahnya sama sekali tidak mengeluarkan emosi apa pun. Hanya memandang dengan datar. Lalu terdengar dia mulai menghela napasnya dengan perlahan dan mulai menampilkan seringaian di wajahnya itu.

"Ashmita, kami berlima ini memang suamimu."

Black Heart ✔️Where stories live. Discover now