Part 35. Secret Plan

497 44 0
                                    

***

Bruk

Secara tiba-tiba saja Ashmita terjatuh pingsan dengan sangat keras tepat ke atas lantai itu di sana. "Ashmita!" teriak semua orang, kecuali Nenek Arshia di sana seketika saja.

Dan saat Prem, Akash, Vinay dan Rohit akan bergerak mendekati tubuh Ashmita yang tergeletak di sana. Seketika saja mereka berempat itu dihentikan oleh Nenek Arshia. "Jangan!" teriaknya di sana.

Kedua matanya yang masih mengkilat marah, secara bergantian menatap mereka berempat yang ada di hadapannya itu satu per satu. "Tidak ada satu pun di antara kalian berempat boleh mendekati Ashmita." ucapnya menjelaskan.

"Nenek, Ashmita sedang jatuh pingsan sekarang. Ba-bagaimana mungkin kami tidak menolongnya?!" tanya Akash dengan nada suaranya yang terdengar sangatlah panik di sana.

"Iya, Nenek. Terlebih lagi Ashmita masih berstatus sebagai istri kami. Jadi, kami tidak bisa begitu saja melepaskan tanggung jawab kepada dirinya." ucap Prem mendukung pernyataan yang baru saja dikatakan oleh Akash itu di sana.

Nenek Arshia secara tiba-tiba saja mengambil langkah kaki yang cepat untuk mendekat ke arah Prem dan Akash yang berdiri berdampingan di sana itu. Menatap lurus ke arah mereka dengan tatapan kedua matanya yang tajam. Lalu secara tiba-tiba saja Nenek Arshia mengangkat telapak tangan kanannya di sana dan menampar mereka secara bergantian dengan cukup keras.

Plak

Plak

Semua orang membulatkan kedua mata mereka, menatap tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Nenek Arshia di sana itu. Bahkan tak ada satu pun di antara mereka yang berani mengatakan apa pun seketika saja dan hanya terdiam. "Jika aku sudah mengatakan tidak ada satu pun dari kalian berempat yang boleh mendekati Ashmita, maka itu artinya adalah tetap tidak." ucap Nenek Arshia sekali lagi menjelaskan di sana itu.

Lalu Nenek Arshia mulai membalikkan badannya dan menatap lurus tepat ke arah Varun yang berdiri dengan wajahnya yang sayu dan masih belum bisa memakai pakaian atas, akibay luka-lukanya. Nenek Arshia bahkan bisa melihat dengan sangatlah jelas obat oles yang ada di luka-luka yang ada di tubuh cucu kesayangannya itu. "Varun..." panggilnya.

"Iya, Nenek?" tanya Varun sambil sedikit melangkah maju ke arah Nenek Arshia di sana.

"Varun, kamu adalah cucu kesayanganku. Aku tahu, bahwa kamu tidak akan mengkhianati kepercayaanku padamu. Tidak seperti keempat saudaramu yang lainnya. Karena hanya kamu yang tidak mempunyai perasaan lain terhadap Ashmita dan masih mau mendukung rencanaku, maka kamu saja yang membawa Ashmita, Varun." jelas Nenek Arshia dengan nada suaranya yang terdengar serius itu.

Varun seketika saja mengedipkan kedua kelopak matanya di sana beberapa kali dengan gerakan yang cepat. Wajahnya terlihat kebingungan. "Aku? Aku yang membawanya pergi, Nenek?" tanya Varun memastikan kembali.

"Iya, Varun. Bawa Ashmita pergi dari sini sekarang juga." jawab Nenek Arshia dengan penuh keyakinan.

Varun sedikit menundukkan kepalanya sebelum pada akhirnya menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Hal itu secara seketika saja membuat Nenek Arshia tersenyum lega dan juga bahagia. Sedangkan keempat saudara Varun yang lainnya menatap bingung ke arah Nenek Arshia dan Varun secara bergantian di sana itu.

"A-apa maksud Nenek dengan membawa Ashmita pergi?" tanya Vinay yang sama sekali tidak bisa menutupi rasa penasarannya di sana itu.

"Iya, Nenek? Apa maksud Nenek sebenarnya? Kenapa Kak Varun yang boleh membawa Ashmita? Dan kemana?" tanya Rohit bertanya.

"Nenek, apakah Nenek masih punya rencana yang lainnya dengan membawa Ashmita pergi dari sini?" tanya Prem yang seketika saja merasa kecewa dan bingung yang menjadi satu.

"Dan Nenek tidak mengatakan apa pun kepada kami semua dan hanya mengatakan hal itu kepada Kak Varun saja?" tanya Akash dengan nada suaranya yang terdengar tidak terima itu.

Tapi tidak ada satu pun dari pertanyaan yang mereka lemparkan itu mendapatkan jawaban. Nenek Arshia hanya melangkahkan kedua kakinya untuk kembali duduk tepat di atas sofa. Sedangkan Bibi Taani pun semakin terasa menelan kekecewaan dengan apa yang menjadi keputusan ibunya itu. Dia tahu bahwa ibunya tidak akan semudah itu untuk menyerah dalam misi balas dendamnya itu. Sedangkan Varun, dia dengan segera saja melangkahkan kedua kakinya untuk mendekat tepat ke arah Ashmita yang masih pingsan di sana dan mulai menggendongnya. Lalu meletakkan tubuh Ashmita itu tepat di atas sofa yang panjang.

"Aku akan mengambil perlengkapan dan barang-barang penting lainnya terlebih dahulu." gumam Varun di sana kepada Nenek Arshia, yang hanya mendapatkan jawaban anggukan kepala dari Nenek Arshia itu.

Varun pun dengan segera saja berjalan menuju kamarnya dan juga kamar Ashmita. Sedangkan Prem, Vinay dan Rohit seketika saja terdiam, mereka sama sekali tidak bisa berpikir tentang hal apa pun. Terlebih lagi, bagaimana pun juga mereka lama kelamaan sudah mulai menganggap Ashmita sebagai keluarga, teman dan sahabat yang paling dekat dengan diri mereka di sana itu. Tapi berbeda dengan Akash, yang seketika saja melangkahkan kakinya mengikuti Varun di sana. Nenek Arshia sama sekali tidak mengatakan apa pun, tapi kedua matanya hanya menatap lurus dan hampa tepat ke arah Ashmita yang masih jatuh pingsan di sana.

Tolong, maafkanlah aku, Ashmita. Batin Nenek Arshia berbicara.

***

"Kak Varun! Kak Varun! Tunggu!!" panggil Akash yang sedang berusaha untuk bisa berjalan lebih cepat tepat di belakang tubuh Varun yang baru saja masuk ke dalam kamarnya itu.

Tapi Varun sama sekali tidak menghiraukannya, dan dia mulai memasukkan pakaian dan barang-barang lain miliknya sendiri ke dalam koper besar. Gerakan kedua tangannya bergerak dengan sangatlah cepat, seakan-akan terburu-buru. Akash yang baru saja masuk ke dalam kamar Varun itu seketika saja kebingungan dan merasa marah saat melihat Varun yang baru saja selesai menutup kopernya dan memakai kemeja longgar di sana itu.

"Kak Varun! Dengarkan aku! Dan katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?! Apa rencana Nenek sekarang?! Kenapa tidak mengatakan apa pun dan sedikit pun tentang rencana itu kepada kami?!" tanya Akash secara berturutan di sana dengan nada suaranya yang terdengar keras dan menuntut itu.

Varun yang baru saja selesai memakai kemeja itu pun seketika saja terdiam dan membalikkan badannya untuk menatap dengan datar tepat ke arah Akash yang kini wajahnya terlihat memerah penuh emosi di sana itu. "Aku tidak akan mengatakan apa pun kepadamu, Akash. Karena ini adalah perintah Nenek. Dan jika keempat saudara yang lain termasuk kamu sudah dianggap tidak lagi mampu untuk menyelesaikan rencana, maka Nenek punya kewenangan untuk mengubah rencana." jawab Varun di sana dengan datarnya.

Akash seketika saja membulatkan kedua matanya karena merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Varun itu. "APA MAKSUDMU KAK?! AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN SESUATU YANG BURUK TERJADI KEPADA Ashmita! SEKARANG KATAKAN SEMUANYA PADAKU JIKA TIDAK AKU AKAN..."

"AKAN APA?! Kamu bahkan sama sekali tidak bisa menghargai Ashmita dengan memaksa dan menuduhnya yang macam-macam. Jadi tidak perlu berpura-pura mengatakan bahwa kamu tidak ingin hal buruk terjadi kepada Ashmita. Karena pada aslinya, Ashmita sudah berada di dalam hal yang buruk. Ashmita dan pernikahan ini adalah hal buruk yang sudah dia alami, dan kita semua tahu akan hal itu. Jadi berhentilah sekarang, Akash. Dan biarkan aku melakukan pekerjaanku." jawab Varun dengan tidak kalah kerasnya kepada Akash di sana.

Lalu dengan segera saja Varun membalikkan badannya dan mengambil kopernya, lalu keluar dari dalam kamarnya menuju kamar Ashmita, untuk mengemasi barang-barang milik Ashmita dari sana. Dan meninggalkan Akash yang terdiam seakan-akan tersadar.

Black Heart ✔️Where stories live. Discover now