BE MINE

162 19 0
                                    

Terhitung sudah 2 minggu sejak terakhir Pirentz mengantar Velicia pulang dari toko buku.

Dan mereka belum bertemu lagi karena kesibukan Pirentz sebagai CEO perusahaan Jasa Konstruksi terbesar di Boston bahkan hampir di seluruh negara bagian Amerika.

Hal ini membuat ada ruang rindu yang sangat luas di hati Pirentz dan Velicia sehingga mereka tak sabar untuk bertemu satu sama lain.

Meskipun belum ada ikatan cinta diantara mereka tapi rasa rindu sudah bersemi. Yang bertambah parah adalah keduanya bahkan tak punya nomor telpon selular satu sama lain.

Hari ini adalah hari Sabtu. Tak ada kegiatan kampus. Yang berarti Velicia akan ada di apartemen dan menghabiskan waktunya untuk bersih_ bersih, mencuci pakaian hingga memasak makanan kesukaannya.

Dan disinilah dia sekarang, duduk di sebuah sofa panjang dan memegang sebuah buku yang dibelinya tempo hari untuk dibaca.

Dia menghabiskan waktu seharian untuk belajar hingga tak sadar bahwa hari telah petang.

Bangkit dari sofa lalu berjalan ke jendela untuk menutup tirai kemudian mandi dan tidur.

Sementara itu di Bandara Internasional Logan...

Pirentz baru saja tiba dengan jet pribadinya. Sopirnya sudah menunggu untuk menjemputnya.

"Selamat datang kembali sir".

"Thanks"ucap Pirentz singkat.

"Tolong antarkan aku ke apartemen Jose saja".

"Baiklah sir".

Satu jam kemudian mobil Pirentz sudah berada di lobi apartemen Jose.

"Pulang dan istirahat. Jangan menungguku" Kata Pirentz pada sopirnya.

"Baiklah sir. Aku permisi".

Pirentz menuju lift dan menekan tombol lantai tujuan kamar Jose. Ia langsung keluar setelah bunyi ting tanda ia tiba di lantai yang dituju.

Ia lalu melangkah keluar dan menuju nomor pintu kamar Jose lalu memasukan pin dan segera masuk ketika pintu terbuka. Ia menghempaskan mantel dan tas kerjanya lalu menuju dapur untuk mengambil minum.

"Astaga Rentz,!! Aku kira ada pencuri"ujar Jose kaget.

"Aku harus mandi sekarang. Bicaralah nanti".

Sambil berjalan ke kamar Jose untuk mandi.

"Apa kau tidak punya air di rumahmu?" protes Jose.

"No Jos!! Simpan pertanyaanmu itu".

Pirentz seakan masa bodoh dengan ucapan Jose yang mengikutinya ke kamar. Setelah mandi ia segera memakai pakaian.

Sebuah kaos oblong putih bertuliskan Lea di dada dipadukan dengan blue jeans Levi's. Sangat tampan dengan rambut basah dan parfum aroma kayu yang memabukkan.
Perfect!!!

"Kau belum mengatakan apapun padaku Rentz".

Jose bersandar di lengan sofa sambil menatap gerak-gerik Pirentz.

"Antarkan aku ke kamar Velicia. Aku sangat merindukannya".

" Apa aku sedang bermimpi?".

"No Jos. Ayolah atau aku akan meledak sekarang".

"Fine. Tapi ini malam minggu ,aku tak tahu apa dia dikamarnya atau tidak".

Wajah Pirentz tiba - tiba merah padam,ia khawatir dengan ucapan Jose,jika itu benar berarti....

"Tapi setidaknya kita mengeceknya dulu, ayolah Jos".

"Oke".

Mereka berdua segera keluar dan berjalan menuju kamar Velicia.

Ting tong!!! Ting tong!!!

Mereka sudah menekan bel bergantian tapi tak ada respon dari dalam. Perasaan Pirentz semakin tak karuan.

"Ayo dicoba lagi. Kali ini biar aku yang menekan belnya"ujar Pirentz sambil berdoa dalam hati mudah -  mudahan pikiran buruk ini tidak terjadi.

Ting tong!! Ting tong!!!

Tetap tak ada sahutan dari dalam. Pirentz menatap Jose dengan kecewa.

"Sepertinya dugaan mu benar Jos" Ucapnya dan berbalik pergi.

Baru beberapa langkah mereka berjalan tiba tiba pintu terbuka.

"Hei Jos,ada apa?" kata Velicia dengan suara khas bangun tidur.

Dengan refleks Pirentz dan Jose berbalik.

"Astaga Vel,maaf aku mengganggu tidurmu. Aku kira kau sedang keluar".

Ujar Jose seraya menarik tangan Pirentz berjalan menuju Velicia.

" Masuklah!"

Mereka berdua berpandangan sebentar lalu  melangkah mengikuti Velicia masuk ke dalam lalu duduk di sofa.

Velicia menatap tak percaya Pirentz ada di hadapannya. Ia segera mengikat rambutnya secara asal yang membuat ia terlihat cantik dan sexy di mata Pirentz.

"Maafkan aku mengganggu tidurmu Vel"ujar Jose lalu melirik Pirentz.

"Tapi ini baru jam 7 kau tahu" tambah Jose.

"Ah ya,aku lelah seharian aku bersih- bersih dan belajar" ungkap Velicia.

Kemudian ia berjalan menuju dapur dan membuat 2 gelas cappucino hangat.

"Minumlah,tapi aku tak punya camilan apapun. Kalian tahu aku harus berhemat"kata Velicia sambil tersenyum.

"Ini sudah lebih dari cukup Vel. Justru kami sangat menikmati ini. Benarkan Rentz?".

Jawab Jose sambil menyenggol lengan Pirentz yang dari tadi tak bersuara.

"Ahh ya,ini sangat enak."

Jawab Pirentz gugup. Velicia tersenyum melihat tingkah Pirentz.

"Wahh, aku lupa ponselku di kamar. Aku segera kembali"ujar Jose lalu berdiri dan berjalan keluar.

Sepeninggal Jose , Pirentz dan Velicia terdiam beberapa saat,mereka berdua tak tahu apa yang harus dibicarakan.

"Apa kabar Vel. Lama tak jumpa"akhirnya Pirentz membuka percakapan.

"Aku baik Rentz, seperti yang kau lihat".

"Syukurlah".

Minuman di gelas telah kosong,Velicia lalu mengangkat gelas - gelas itu untuk di bawa ke dapur.

Pirentz berdiri dan mengikutinya dari belakang. Velicia menoleh dan mendapati Pirentz menatapnya dalam.

"Aku merindukanmu Vel," Ucap Pirentz dengan nada rendah.

"Apa maksudmu?" tanya Velicia.

"Aku jatuh cinta padamu dan disinilah aku sekarang".

Velicia menunduk, ia sangat gugup. Ia juga menyukai Pirentz tapi bagaimana mengatakannya ia tidak tahu karena ia belum pernah jatuh cinta apa lagi pacaran dengan pria.

Pirentz mengulurkan tangan lalu menyentuh dagu Velicia dan mengangkat wajah Velicia untuk memandangnya.

"Lihat aku Vel. Aku serius. Aku jatuh cinta padamu dan aku berjanji hanya kau satu satunya seumur hidupku. Kau tak perlu menjawab apapun karena aku tahu jawabanmu".

Pirentz mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir Velicia lama. Velicia sangat gugup,jantungnya berdegup kencang,pipinya panas. Ia menutup matanya.

Pirentz melepaskan ciumannya. Ia tahu ini yang pertama bagi Velicia,ia tersenyum lalu memeluk Velicia dengan erat.

"Aku sangat mencintaimu Vel,kau adalah keajaiban untukku. Kau datang kepadaku dengan caramu sendiri. Tuhan mengirimkan dirimu untukku. Aku tidak akan menyakitimu seumur hidupku. Kau segalanya untukku mulai sekarang".

Velicia berkaca-kaca. Ia sangat terharu dengan semua ucapan Pirentz.

Inikah rasanya cinta pertama? Batin Velicia.

"Ya Rentz. Aku disini. Aku percaya padamu".

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Where stories live. Discover now