PARIS

89 11 0
                                    

Musim semi tiba. Hubungan cinta Pirentz dan Velicia semakin berwarna. Banyak momen indah yang mereka ciptakan.

Entah itu mereka berdua, bersama keluarga Pirentz atau bahkan menghabiskan hari libur bersama Jose, Brady, Nancy dan Nichole.
Dimana ada sedikit waktu luang mereka pasti menghabiskannya dengan sesuatu yang indah.

Akhir bulan ini Pirentz akan meresmikan anak perusahaannya di Paris. Ia ingin Velicia menemaninya. Mereka akan berada di Paris selama 1 minggu.

Velicia tak menolak ajakan kekasihnya. Ia ingin sedikit refreshing. Maka ketika Pirentz memintanya ia langsung mengiyakan.

"Aku senang akhirnya kita bisa ke luar negeri bersama" kata Pirentz bahagia.

"Ya Rentz. Aku butuh sedikit udara segar kau tahu aku mulai jenuh akhir-akhir ini".

" Jika kau ingin lama juga tak apa".

"Baiklah. Aku akan menghabiskan uangmu"goda Velicia.

"Itu tak masalah Vel. Aku akan bekerja keras lagi. Semuanya pun nanti milikmu".

"No. Aku bercanda sayang. Aku hanya ingin bersamamu menikmati Paris".

"Kita akan berangkat besok siang. Tak usah bawa pakaian karena semua sudah disiapkan disana".

"Benarkah? Aku baru tahu kalau di Paris semua sudah disiapkan" Velicia mengulang kalimat Pirentz dengan nada yang dibuat-buat.

Sebenarnya itu adalah ide Pirentz agar mereka bisa berbelanja disana. Karena ia tahu Velicia tidak akan mau menerima ajakannya untuk berbelanja.

Jadi ia akan menelepon koleganya di butik terbaik Paris untuk menyiapkan semua kebutuhan Velicia dan dirinya.

Pukul 10.00 pagi mobil Pirentz menjemput Velicia di apartemen.

"Maaf saya yang menjemput anda nona".

"Terima kasih pak. Tak apa apa - apa".

"Tuan akan menunggu nona di bandara ".

"Baiklah. Ayo kita berangkat. Aku takut ia menunggu terlalu lama".

Mobil Pirentz melaju menuju Logan Airport. Tiba disana mobil memasuki area khusus. Velicia tampak bingung.

"Tuan biasanya menggunakan pesawat pribadi".
Velicia mengangguk. Ia mengerti sekarang.

Mobil parkir dan Velicia segera membuka pintu dan turun. Pak sopir terlihat cemas. Seharusnya ia membuka pintu untuknya.

"Tak apa pak. Jangan perlakukan aku berlebihan. Aku sungguh baik baik saja. Terima kasih sudah mengantarku dengan selamat".

"Maafkan aku nona".

"Hei,bahkan jangan meminta maaf. Anda tidak melakukan kesalahan. Tegakkan kepalamu dan buat dirimu nyaman. Aku akan menghampiri Pirentz".

Velicia tersenyum dan menyentuh pundak sang sopir dengan lembut.

"Hai sayang,maaf aku tak bisa menjemputmu. Masih ada beberapa hal yang kuselesaikan."ujar Pirentz mencium keningnya dan menyodorkan buket bunga mawar putih segar.

"Hei aku tak apa sayang. Itu lebih penting. Lagi pula aku sudah disini sekarang".

Pirentz merangkul pinggangnya dan keduanya berjalan menaiki tangga jet pribadi. Interior di dalam begitu mewah dan elegan. Velicia terpana. Setiap ornamen yang ada memang dipilih secara detail mencerminkan kepribadian pemiliknya.

Ini lebih mirip kamar suite hotel kelas atas.

Pirentz menunjuk sofa panjang dan mereka duduk disana. Seorang Pria tampan berseragam pilot menghampiri mereka.

"Selamat datang Tuan dan Nona Muda. Senang bisa melayani anda".

Pirentz mengangguk
"Kita bisa berangkat sekarang".

"Baiklah Tuan. Selamat menikmati perjalanan anda Nona".

Velicia tersenyum dan mengangguk.

"Jika kau lelah ada kamar disamping ".

Pirentz menunjuk sebuah pintu  putih.

"Terima kasih Rentz. Ini menakjubkan. Ini pertama kali aku naik pesawat pribadi. Kau luar biasa sayang. Aku bangga padamu".

"Ini bukan apa - apa Vel. Justru aku senang kau menyukainya. Aku mencintaimu".

"Aku mencintaimu juga". Velicia merebahkan kepalanya di dada Pirentz.

8 jam kemudian mereka tiba di Paris.

Mobil yang menjemput mereka membawa mereka menuju Shangri_La Hotels. Salah satu hotel termewah di Paris. Pelayan segera mengantar mereka ke suite room yang biasa di tempati Pirentz jika berkunjung ke Paris.

"Apa engkau seterkenal itu sampai semua pelayan disini sudah mengenalmu"tanya Velicia.

"Ya. Aku sudah menjadi platinum exlusive member disini. Dan sudah ratusan kali aku menginap disini".

"Aku mengerti sekarang".

"Pasti kau mengatai aku sombong"ucap Pirentz tertawa.

Velicia mencubit perutnya.
"Ya manusia sombong,.itu dirimu Rentz. Lihat saja aku akan membalasmu jika sudah kerja. Aku bahkan akan lebih kaya darimu".
Velicia kesal.

"Jelas saja kau akan lebih kaya dariku karena setelah menikah nanti semua yang ku punya atas namamu ditambah lagi penghasilanmu sendiri. Sedangkan aku hanya punya dirimu sayang"ledek Pirentz membuat Velicia semakin kesal.

Kamar yang ditempati keduanya sangat luas dengan segala perlengkapannya. Jika berdiri di depan jendela besar akan terlihat megahnya menara Eiffel di kejauhan.

Apalagi malam hari dengan kelap kelip lampu menara semakin membuat terpesona mata yang melihatnya.

Pirentz meminta semua layanan makan malam mereka di balkon kamar. Ia memang sengaja biar mereka cepat istirahat karena besok acara peresmian anak perusahannya tepat jam 9 pagi. Ia ingin tampil fresh dan perfect.

Apalagi ini pertama kali ia akan memperkenalkan Velicia sebagai kekasihnya di hadapan kolega bisnisnya di luar negeri.

Velicia mengiyakan apapun pilihan Pirentz, lagipula ia masih jetlag. Mereka makan malam dengan romantis walau hanya di balkon kamar hotel.

Pelayan yang melayani mereka selalu mencuri pandang pada pasangan kekasih ini. Maklum ini pertama kalinya mereka melihat Pirentz membawa seorang perempuan cantik ke hotel mereka.

Setelah makan malam, mereka membersihkan diri untuk istirahat.

"Kita akan sekamar Vel. Percayalah padaku aku menjaga komitmen kita".

"Aku tak punya pilihan kan? Yah,,aku percaya padamu. Lagipula kau sudah menjagaku sejauh ini".

"Ayo istirahat. Kita harus bangun pagi sayang".

Velicia naik ke tempat tidur. Pirentz menarik selimut dan mengatur suhu AC. Pirentz berbaring disampingnya.
Pirentz memeluknya seperti guling. Jantung Velicia tak karuan. Ini pertama kali ia tidur bersama pria.

"Tutup matamu dan tidurlah. Hanya seperti ini tidak lebih."

Velicia mencoba menyingkirkan perasaan aneh di seluruh tubuhnya. Ia menghirup aroma tubuh Pirentz dengan rakus, akhirnya ia tertidur juga.

Pirentz membuka mata perlahan dan tersenyum. Ia mengecup pipinya. Good night mysweetheart...

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Where stories live. Discover now