THE CHOICE

208 17 0
                                    

Velicia baru tiba di apartemennya. Ia menekan PIN dan masuk ke dalam. Ia terperanjat melihat Pirentz sedang menata makanan di meja. Ia menghampirinya.

"Apa kau sudah lama Rentz?"Velicia mencium pipi Pirentz.

"30 menit yang lalu".
Pirentz tersenyum.

"Makanlah kau pasti lapar,ini masih hangat aku membelinya dalam perjalanan kemari".

Velicia mengangguk dan duduk disamping Pirentz. Ia mulai menikmati makanannya. Ia mengambil sendok dan menyuap Pirentz. Pirentz membuka mulutnya dengan canggung. Apa ia baik baik saja?batin Pirentz

Setelah makan Velicia ke kamar untuk mandi. Kemudian ia menghampiri Pirentz yang masih duduk di sofa dengan potongan buah di piring. Ia duduk disamping Pirentz dan meletakkan kepalanya di dada Pirentz.

"Yakinkan aku bahwa semua yang terjadi hanya omong kosong."ucap Velicia.

"Percayalah padaku Vel. Aku mencintaimu dan hanya dirimu".

"Aku percaya padamu dan aku tau kau mencintaiku. Mari hadapi ini bersama,kita berdua. Aku mencintaimu Rentz".

Pirentz memeluknya erat. Ia menarik napas lega.

Bel apartemen berbunyi. Velicia segera beranjak untuk membuka pintu. Ia terkejut melihat Anna berdiri dihadapannya. Ia berbalik dan berjalan diikuti Anna.

Anna duduk di hadapan Pirentz. Velicia duduk disamping Pirentz.

"Jadi Rentz,apa keputusanmu"kata Anna. Pirentz terdiam.

Velicia menatap Pirentz.
"Keputusan apa Rentz?".

Pirentz menatapnya ragu.

"Oh jadi Pirentz belum mengatakan apa yang kami bicarakan semalam?"tambah Anna. Velicia menggeleng.

Pirentz masih terdiam. Ia tak tahu harus bicara apa.

"Ayolah Rentz. Jangan buang waktu"desak Anna.

"Anna tolong bersikaplah dengan sopan. Ini rumahku" kata Velicia.

Pirentz masih tak bicara.

"Baiklah jika kau tak bicara. Maka aku yang akan memutuskan"ucap Anna.

"Apa maksudmu?"tanya Velicia semakin tak mengerti.

"Seperti yang aku katakan kemarin,aku dan Pirentz sudah melakukan hubungan seks saat di New York beberapa bulan lalu ,jadi kau tau kau harus melakukan apa Velicia. Kau juga seorang wanita sepertiku"jelas Anna.

Velicia terkejut. Wajahnya memerah,ia menggigit bibirnya kuat kuat. Kesadarannya datang kembali. Ia menatap Pirentz yang masih diam membisu. Ia menggelengkan kepalanya.

Anna berdiri dan menarik tangan Pirentz.

"Ayo pulang. Aku ingin istirahat di penthousemu. Malam nanti kita harus menemui uncle Ronalds dan aunty".

Pirentz berdiri dengan kaki bergetar. Ia memandang Velicia yang masih menatapnya dan terus menggeleng.

Anna menyeretnya ke pintu keluar. Pirentz sama sekali tak menolak.

Velicia mengikutinya hingga pintu. Ia menatap punggung Pirentz yang berjalan menjauh. Ia berharap Pirentz akan berbalik dan mengatakan sesuatu. Tapi itu tak terjadi.

Dari arah berlawanan ia melihat Jose baru saja pulang. Langkah Pirentz dan Anna terhenti. Anna mencium kedua pipi Jose.

Velicia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia berbalik dan menutup pintu apartemennya.

Ia meluruh di balik pintu. Ia menutup mukanya dan terisak. Aku bodoh. Terlalu bodoh. Bahkan Jose tau siapa Anna.

Ia bangkit dan membuka pintunya. Ia menuju kamar Jose.

"Katakan padaku Jos ini hanya mimpi".

"No Vel. Maafkan aku".

"Sejak kapan?".

"Sejak ia pulang dari New York. Kau ingat malam itu aku dan Pirentz berkunjung ke apartemenmu. Ia ingin jujur padamu tapi ia tak melakukannya".

"Lalu kenapa bukan kau saja?".

"Pirentz ingin mengatakannya sendiri,ia melarangku".

"Selamat Jos. Kau dan sahabatmu berhasil menghancurkan ku".

Velicia berlari keluar dengan tangis yang pecah. Seluruh dunia di sekitrnya berputar.

Tiba di kamarnya ia meraih ponsel dan menekan nama Nancy dan Nichole.

"Semuanya selesai"katanya dengan tangis pilu.

"Hai Vel, kendalikan dirimu sayang"ujar Nancy di seberang.

"Aku..aku..dia menghancurkan aku Cy,Nicky."

"Vel,dengarkan aku. Semua akan baik baik saja"ujar Nichole.

"No Nicky..semua sudah selesai. Pirentz telah membuat pilihannya. Jose dan Brady bahkan tau hal ini berbulan bulan yang lalu tapi mereka menutupinya dari aku" teriak Velicia tak terkendali.

Nancy dan Nichole hanya terdiam. Sebenarnya siang tadi Nancy telah mendengar semuanya dari Jose. Nichole pun sudah tau dari Brady.

Mereka tak bisa melakukan apapun karena mereka segan pada Pirentz yang usianya terpaut beberapa tahun diatas mereka dan juga status sosial Pirentz di Boston.

"Kendalikan dirimu. Ingat kita akan ujian sebentar lagi. Kau harus jaga kesehatanmu" kata Nancy.

"Yah Vel. Aku harap kau bisa belajar untuk menerima semua ini. Maaf aku tak bisa membantumu. Aku juga tak tahu apa yang harus aku lakukan."tambah Nichole.
Velicia terisak.

"Thanks Cy, Nicky... doakan aku agar aku bisa lebih baik besok.Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang".

"Istirahatlah. Ini hari yang berat. Apa kau sudah makan?"tanya Nancy.

"Aku sudah makan tadi."Velicia kembali menangis  mengingat momen makan tadi bersama Pirentz.

"Sayang kendalikan dirimu. Aku dan Nancy akan mengunjungimu besok. Aku harus menemani Brady ke suatu acara. Maafkan aku Vel"kata Nichole.

"Thanks Nicky,aku akan baik baik saja. Aku menyayangi kalian berdua"kata Velicia mengakhiri percakapan ponsel mereka.

Ia menekan nama Pirentz dan melakukan panggilan. Namun nomor yang dihubunginya tidak aktif. Ia bahkan mencobanya beberapa kali. Tetap sama.

Kita benar benar selesai Rentz..selesai sayang.

Velicia kembali menangis dengan pilu. Ia menangis hingga tertidur karena kelelahan.

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora