BETTER

210 18 0
                                    

Setelah pertemuan dengan ibu Noel,Velicia seperti menemukan dirinya kembali. Dukungan penuh setiap waktu dari teman temannya membuat nya menjadi lebih baik. Ia memutuskan untuk menjalani hidupnya dan belajar mengikhlaskan Pirentz.

Aku mencintaimu,tapi jika bersamanya kau merasa bahagia aku tak apa Rentz. Tekad Velicia.

Ia mulai fokus kembali ke kampus.

Pagi ini ia akan ke kampus untuk mengambil jadwal ujiannya. Noel menjemputnya di apartemen. Noel sudah menganggapnya sebagai adik perempuannya walau umur mereka sama.

Velicia telah merubah kombinasi PIN pintu apartemennya. Hanya Noel dan Nancy yang tahu.

Saat mereka tiba di kampus, asisten pribadi pak Rektor menghampirinya.

"Maaf nona,tapi pak Rektor menunggumu di ruangannya".

"Ada apa ya?"tanya Velicia penasaran.

"Maaf kalau itu aku benar benar tidak tahu. Aku hanya menyampaikan pesan dari beliau".

Velicia memandang Noel heran.

"Pergilah. Aku akan menunggumu di taman. Nancy juga belum tiba".

Velicia mengetuk pintu, kemudian mendorongnya perlahan dan masuk.

"Permisi. Maaf aku mengganggumu Sir".

"Oh. Hai Velicia. Duduklah. Apa kabar?"balas pak rektor.

"Aku baik Sir".

"Maaf memanggilmu kesini. Aku sudah mendengar kabar tentang hubunganmu dan Pirentz".
Velicia menggigit bibirnya.

"Aku akan berbicara sebagai seorang ayah untuk putrinya".
Velicia mengangguk.

"Pirentz anak yang baik. Aku tahu betul itu. Hanya saja, kadang sesuatu terjadi diluar kendali kita. Aku tahu seberapa besar tekanan yang kau alami. Kau harus menghadapi ini sendirian. Stigma sosial yang ada di sekitarmu akan mempengaruhi mental dan pikiranmu.Tapi, aku ingin kau tahu bahwa hidupmu harus dilanjutkan dengan atau tanpa Pirentz. Bukalah matamu dan lihatlah luasnya dunia. Ini tak akan mudah tapi mulailah dengan satu langkah terlebih dahulu.
Benahi perasaanmu,ubah pandanganmu dan kertakan gigimu sekeras mungkin saat kenyataan di depanmu memaksamu untuk menoleh ke belakang".

Airmata Velicia mengalir tanpa disadarinya. Ia mengangguk berulang ulang atas setiap perkataan yang keluar dari orang yang sangat dihormatinya di kampus ini.

"Jadikan ini pelajaran dan pengalaman. Jika mencintai seseorang, jangan berikan seluruh cintamu. Sisakan satu persen untuk dirimu sendiri. Agar ketika engkau terluka, engkau tidak menyakiti dirimu.
Ke depan fokuslah untuk karirmu,aku percaya setiap orang punya cinta sejatinya sendiri.
Buat dirimu di kejar. Letakkan dirimu ditempat istimewa agar seseorang tidak akan gampang meraih dirimu dan mencampakkan mu lagi termasuk Pirentz".

Velicia bangkit dari tempat duduknya dan bersimpuh di kaki pak Rektor. Ia meletakkan kepalanya di pangkuan orang yang seusia ayahnya itu.

"Tolong letakkan tanganmu di kepalaku sir" Ucap Velicia dengan suara tercekat.

Pak Rektor meletakkan tangannya  dan mengusap lembut kepalanya.

"Aku tahu kau wanita yang kuat. Setelah keluar dari ruangan ini tegakkan punggungmu. Angkat kepalamu dan melangkahlah dengan tegap".

Velicia mengangguk dan berdiri lalu menghapus air matanya.

"Aku sudah merasa lebih baik. Aku berjanji akan melakukan setiap kalimat yang aku dengar barusan. Suatu saat nanti Anda akan bangga padaku".

"Siapkan dirimu untuk ujian. Aku tunggu janjimu Velicia".

"Aku permisi sekarang. Tuhan akan membalas semua kebaikanmu padaku Sir".

Pak Rektor tersenyum. Velicia meninggalkan ruangan itu dengan perasaan bebas dan lega. Ia menegakkan punggungnya dan berlari kecil menuju taman.

Disana Noel dan Nancy sedang berbincang bincang. Velicia menghampiri mereka dan memeluk Noel erat.

"Aku menyayangimu Noel".

Kemudian ia berganti memeluk Nancy.

"Kau yang terbaik bagiku seumur hidupku Cy".

Nancy dan Noel bingung. Mereka mengendikan bahu satu sama lain dan menggeleng.

"Hei ada apa denganmu?". Noel penasaran.

"Pulang dari kampus temani aku ke salon ya?"

Velicia menyenggol Noel pelan dan memelas.

"Aku semakin tak mengerti". Noel menoleh pada Nancy dengan dahi berkerut.

Velicia menggenggam tangan Noel dan Nancy.

"Aku berjanji pada kalian berdua. Mulai hari ini aku tak akan melihat ke belakang lagi. Aku akan menjalani hariku dengan baik. Tanpa airmata dan hal hal bodoh apapun".

"Oh God. Thanks you answer my pray"Nancy bicara dengan berbinar.
My Velly sudah kembali. Ini dirimu sayang".

"It's me." Ucap Velicia tertawa lepas.

Untuk pertama kalinya sejak hubungannya dengan Pirentz berakhir,Nancy dan Noel mendengar tawa riang Velicia.

"Aku mencintainya sepenuh hatiku. Tapi jika ia bahagia bersama Anna maka aku merelakannya. Aku doakan yang terbaik untuk mereka berdua. Aku benar kan?"

"Ya. Sempurna Vel"jawab Noel. Nancy mengangguk dan tersenyum.

Mereka bertiga menuju bagian tata usaha untuk mengambil jadwal ujian skripsi. Setelah itu Noel dan Nancy menemani Velicia ke salon.

Disana Velicia meminta agar rambutnya dipotong sebahu lalu diberi pewarna rambut coklat kayu. Ia memotong poni depan yang memberi kesan fresh. Mereka bertiga melakukan body massage.

Setelah 3 jam mereka keluar dengan tampilan segar. Segala kepenatan lahir batin yang dirasakan sebulan terakhir seakan terlepas. Dengan langkah ringan dan canda tawa mereka memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran seafood.

Noel memutuskan untuk mengantar Velicia pulang. Nancy mengendarai mobilnya sendiri.

"Hari ini aku sangat bahagia Noel. Thanks selalu mendukungku".

"Aku lebih senang darimu. Benar kata orang buah dari kesabaran selalu manis"kata Noel.Tetaplah seperti ini. Aku tak sabar ingin menceritakan ini pada mom".

"Sampaikan salam rinduku pada aunty. Setelah ujian aku akan menginap di rumah aunty".

"Aku akan menyampaikan nya. Masuklah dan istirahat. Siapkan dirimu untuk ujian. Kau harus menjadi yang terbaik" kata Noel.

"Kau juga. Siap pak bos"ujar Velicia.

Noel mengacak rambutnya dan berlalu meninggalkan apartemen Velicia dengan senyum lega.

Velicia menghempaskan dirinya di kasur. Ia menatap langit langit kamarnya. Aku harap kau bahagia Rentz. Aku akan mencintaimu dengan caraku sendiri."

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Where stories live. Discover now