BROKEN

250 19 0
                                    

Kepedihan dan luka yang dirasakan begitu dalam oleh Velicia. Ia tak bisa menerima kenyataan bahwa genggaman tangannya dilepas Pirentz dengan cara ini.

Berbagai cara ia coba untuk tegar namun semesta nampaknya belum berpihak padanya. Ia hanya bisa menangis dan meratap pilu semua yang baru saja terjadi dalam hidupnya. Kisah cinta yang datang secara ajaib dalam hidupnya membuat dia tak sedikitpun membayangkan akhirnya seperti ini.

Ditambah lagi Pirentz tidak menghubunginya sama sekali sejak Anna datang sore itu dan menyeretnya pulang tanpa memberi penjelasan apapun.

Lengkap sudah rasa kesakitan yang dialami Velicia. Setiap menit yang dilalui terasa lama. Malam malam panjang semakin menyiksanya. Ia tidak dapat melakukan apapun selain meringkuk disisi tempat tidur dan menangis pilu hingga tertidur kemudian terbangun tengah malam dan menangis lagi..

Ponselnya tak dihiraukan sama sekali. Ia bahkan tak tahu baterai di ponselnya habis dan ponselnya mati. Ia tak ingin menyentuh ponselnya sama sekali karena ia tau ada begitu banyak kenangan dirinya dan Pirentz disitu.

Ia bahkan tak tahu kapan terakhir ia makan. Ia bahkan enggan untuk keluar dari kamarnya.

Ditempat berbeda Nancy sangat cemas. Sudah beberapa hari Velicia tak menghubunginya. Ia berpikir mungkin Velicia butuh waktu untuk sendiri. Ia bahkan menghubungi Jose untuk menanyakan kabar Velicia tapi Jose mengatakan ponsel Velicia tak aktif bahkan ia pernah mencoba menekan bel apartemennya tapi tak ada jawaban.

Akhirnya mereka sepakat bahwa Velicia ingin sendiri.

Para dosen mulai mencari keberadaan Velicia karena tidak biasanya ia akan melewati jadwal konsultasi tugas akhir mengingat ujian tinggal sebentar lagi.
Tak ada satupun teman Velicia yang tahu dimana Velicia.

Akhirnya hal ini sampai ke telinga Rektor. Ia merasa aneh karena Velicia bukan tipe mahasiswa seperti itu. Tanpa berpikir panjang ia menghubungi Pirentz.

"Hallo Rentz apa aku mengganggu waktumu?".

"No Sir. Ada apa menghubungiku?".

"Oh itu..kau tau dimana Velicia,aku mendapat laporan dari dosen pembimbingnya bahwa sudah seminggu ini ia tidak ke kampus bahkan ponselnya tidak aktif".

Pirentz terdiam mencerna apa yang disampaikan Rektor.

"Hmm..aku akan menyampaikan padanya untuk segera ke kampus".

"Apa kalian ada masalah?".

Pirentz tak menjawab.

"Baiklah aku tunggu kabar Velicia darimu. Aku tutup dulu".

Pirentz tak tahu harus menghubungi siapa. Ia ingin menghubungi Nancy tapi ia tahu Nancy tidak akan mengatakan apapun. Jadi ia memutuskan untuk menghubungi Jose.

"Apa kau tahu dimana Velicia?".

"Untuk apa kau mau tahu keadaannya hah?"Jose menjawab dengan sedikit emosi.

"Aku..aku".

"Kau manusia egois dan pengecut. Aku malu punya sahabat sepertimu".

"Jose,dengarkan aku".

"Tidak Rentz. Kau silahkan cari tau sendiri. Aku juga merasa bersalah padanya. Aku bahkan tidak ingin muncul dihadapannya saat ini".

Jose memutus percakapan ponsel mereka. Ia melempar ponselnya dengan keras.

Bagaimana tidak hampir beberapa malam berturut turut ia mendengarkan teriakan histeris dan tangisan pilu Velicia.

Ia merasa seperti melihat adik kandungnya sendiri karena memang dari awal ia sudah menganggap Velicia sebagai adiknya.

Pirentz menggertakan giginya keras. Ada kepedihan dan penyesalan yang teramat dalam dihatinya tapi ia bahkan tidak bisa membuat sebuah keputusan untuk Velicia. Ia meninggalkan Velicia seperti seorang pengecut.

Velicia sudah mengurung dirinya beberapa hari ini. Ia bahkan tak tahu ini sudah malam atau masih siang. Yang ia tahu hanyalah kamar tidurnya dengan lampu tidur yang terus menyala 24 jam.

Ia terbangun karena merasakan lapar yang hebat juga kepalanya terasa pening. Beranjak ke kamar mandi dan membasuh wajahnya.

Kemudian berjalan ke dapur untuk mencari makanan. Syukurlah didalam kulkas masih ada beberapa makanan cepat saji. Ia memasak sebentar lalu makan dengan lahap.

Selesai makan ia beranjak duduk di sofa. Matanya begitu sembab hingga kelopak matanya terasa berat dan perih.

Tak sengaja ia melihat piring berisi potongan buah yang hampir busuk. Ia ingat itu terakhir kalinya ia bersama Pirentz.

Ia memandang tempat disebelahnya tempat Pirentz duduk disebelahnya. Sekilas momen itu datang lagi..

Ia menunduk dan airmatanya jatuh lagi. Perlahan ia mengangkat kepalanya dan pandangannya jatuh pada pisau di piring buah.

Tanpa berpikir panjang ia mengambil pisau itu dan meletakkan di pergelangan tangannya.

Ia menutup mata. Jika kau ingin melihatku menderita maka ini yang terbaik. Aku akan pergi darimu selamanya.

Ia menyayat pergelangan tangannya. Bahkan ia tak merasa sakit sama sekali. Ia tetap menutup mata dan tidak membukanya sama sekali. Velicia pingsan.

Perasaan Nancy sangat buruk, sudah hampir setengah hari ini ia terus memikirkan Velicia. Ia khawatir Velicia melakukan sesuatu yang nekad.

Akhirnya ia memutuskan untuk meminta nomor PIN pintu apartemen Velicia pada Pirentz.

"Apa terjadi sesuatu padanya Nancy?".

"Aku tak tahu tapi aku punya firasat buruk".

"Jangan membuatku khawatir" Ucap Pirentz cemas di ponsel.

"Maka lupakan Velicia. Kau yang memberinya airmata darah saat ini. Jika terjadi sesuatu padanya aku akan menuntutmu bahkan hingga neraka sekalipun"teriak Nancy.

Setelah mendapat PIN apartemen Velicia , Nancy mengebut kesana. Ia berlari sepanjang lorong sambil menelpon Jose. Pikirannya semakin tak karuan.

Ia segera masuk begitu pintu terbuka. Matanya terpaku pada sahabatnya yang terkulai di sofa dengan satu tangan terentang.

Ia mendekat dan melihat pergelangan tangan Velicia masih meneteskan darah.

Segera ia menelepon ambulans kemudian ia menelpon Jose. Ia terus memanggil nama Velicia serta menggoyang tubuhnya. Namun Tak ada jawaban.

Ia menangis histeris sambil terus memanggil Velicia.
Tak lama ambulans datang dan segera membawa Velicia turun.

Di Lobi ia bertemu Jose. Jose menyarankan untuk membawanya kerumah sakit Brady. Ia menelpon Brady untuk memberitahunya sekaligus memintanya untuk menangani Velicia sebaik mungkin.

Ia mengepalkan tangannya.

Jika terjadi sesuatu padanya,aku akan membunuhmu pengecut.

Jose mengirim chat pada Pirentz.

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang