ROSE KENNEDY GREENWAY

105 13 0
                                    

Setelah menghabiskan malam akhir tahun yang penuh cinta, keesokan harinya mereka bangun ketika hampir jam 9.00.

Pirentz bergegas turun ke bawah dan ia terkejut karena semua orang sudah ada di meja sarapan kecuali dirinya dan Velicia.

"Kau sudah bangun son?"sapa ayahnya tersenyum.

Muka Pirentz memerah. Tanpa menjawab ia berbalik ke atas ke kamar Velicia.

Velicia masih berada dalam selimut. Pirentz mengecup keningnya perlahan. Velicia membuka matanya malas.

"Selamat pagi sayang. Semua orang menunggumu di bawah".

Velicia kaget lalu melompat turun dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi. Sesudah itu ia keluar dan meraih pakaian yang sudah disiapkan maid lalu berjalan ke walk in closet untuk berganti pakaian. Tak lupa merias diri . Ia meraih tangan Pirentz.

"Ayo Rentz".

Pirentz memeluknya.

"Aku belum mendapatkan morning kiss sayang".

"Ayolah, mereka sudah lama menunggu kita"kata Velicia.

Pirentz tak bergeming. Velicia lalu mengecup singkat bibirnya dan menggigitnya kecil lalu berjalan menuju pintu keluar. Pirentz yang kaget dengan ciuman itu mengejar Velicia.

Namun terlambat, Velicia sudah tiba di meja sarapan. Pirentz menyusul dan duduk di sisinya sambil menatap intens.

" Maafkan aku"kata Velicia.

"Tak apa sayang. Bagaimana tidurmu?"tanya Evelyn.

"Sepertinya kasurnya terlalu empuk dan aku baru bangun sekarang"jawab Velicia.

Semua orang tertawa.

"Aku senang kau merasa nyaman di sini "ujar ayah Pirentz.

Velicia tersenyum.

"Ini akhir tahun terbaikku. Seperti berada di rumah sendiri. Terima kasih Tuan Ronalds".

"Apa kalian tidak bertanya pada kakak?".

Tiba-tiba Patrice bersuara. Pirentz menatap dongkol ke arahnya.

"Apa maksudmu?"tanya Evelyn.

Pirentz melotot ke arah Patrice.

"Bukan apa-apa mom"jawab Pirentz.

Ayah Pirentz mengangguk tersenyum melihat kedua anaknya seperti sedang perang dingin.

"Apa kau keberatan jika kakakmu bahagia?".

Tanya ayah Pirentz pada Patrice.

"Bukan itu Daddy". 

Pirentz berdiri.

"Maafkan aku tapi aku harus mengantar Velicia pulang  sekarang".

Velicia memandangnya dengan penuh tanya.

"Jika tak sibuk seringlah ke sini sayang"kata ibu Evelyn.

"Ya mom. Aku pamit. Terima kasih untuk semuanya".

Velicia mencium Tuan Ronaldo dan Evelyn juga Patrice.

"Senang berkenalan denganmu. Lain kali kau akan bersamaku 24 jam"kata Velicia.

Patrice tersenyum.

"Kita akan lebih sering ketemu di kampus mulai sekarang Vel"jawab Patrice.

Mereka pun berlalu meninggalkan kediaman orang tua Pirentz.

Mereka tiba di sebuah taman di pusat kota. Rose Kennedy Greenway. Taman yang dipenuhi beraneka bunga rose dan suasana nyaman membuat Velicia jatuh cinta pada taman ini.

"Luar biasa Rentz. Ini akan menjadi tempat favoritku mulai sekarang. Kalau kau tak menemukan aku di manapun maka datanglah ke sini,aku pasti di sini."

" Aku senang kau menyukainya".

"Segala sesuatu yang beraroma rose itu kesukaanku Rentz".

Mereka duduk di bangku taman sambil mengobrol dan menikmati waktu Tahun Baru. Suasana belum terlalu ramai karena orang-orang memilih untuk merayakan Tahun Baru di rumah atau mengunjungi kerabat.

"Apa kau sudah menelpon orang tuamu?"tanya Pirentz.

"Belum. Aku lupa".

Velicia mengambil ponselnya lalu melakukan panggilan.

"Ayah , Ibu. Happy New Year".

"Happy New Year untukmu juga sayang. Ayah kira kau sibuk".

"Maafkan aku, aku menyayangi kalian berdua".

"Kami tahu sayang. Hanya kau yang kami punya. Belajarlah dengan giat dan buatlah kami bangga".

"Aku janji. Aku akan melakukan yang terbaik. Sebentar lagi kalian pasti bangga".

"Jaga dirimu, katakan jika kau butuh apapun".

"Tentu. Kalian juga jangan terlalu keras bekerja. Jaga kesehatan".

"Kami menyayangimu selalu. Happy new year my Velly".

"Aku tutup teleponnya. Aku menyayangi kalian berdua".

Pirentz meraih kepala Velicia dan mencium puncak kepalanya.

"Aku akan mendukungmu hingga kamu sukses nanti"kata Pirentz.

"Terima kasih Rentz. Aku percaya padamu".

"Tepati janjimu. Buatlah mereka bangga. Kebahagiaan orangtua terletak pada anak anaknya. Mereka akan berumur panjang apabila melihat anak anaknya berhasil dan sukses".

"Aku tahu itu Rentz. Bantulah aku untuk mewujudkannya".

Mereka berdua masih menikmati udara segar di taman. Sesekali mereka berjalan santai saling bergandengan tangan mesra. Menyusuri setiap sudut taman sambil bercerita. Pirentz selalu mencuri ciuman-ciuman kecil dan singkat. Entah itu di kening, puncak kepala, pipi dan bibir tentu saja.

Hari sudah menjelang sore ketika mereka meninggalkan taman kota. Mereka singgah di restoran untuk makan. Setelah itu Pirentz mengantar Velicia pulang.

"Terima kasih untuk akhir tahun terbaik dan awal tahun terindah Vel. Aku sangat bahagia saat ini. Aku mencintaimu selalu".

"Aku juga mencintaimu Rentz".

Pirentz mencium puncak kepala Velicia lalu berlalu dari apartemen.

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Where stories live. Discover now