DECEMBER WITHOUT YOU

121 16 1
                                    

Liburan akhir tahun akan segera tiba. Velicia telah selesai ujian semester. Seperti kebiasaannya ia akan pulang ke kampung halamannya untuk menutup tahun bersama orang tuanya. Velicia adalah anak tunggal tapi meskipun demikian ia selalu terbiasa mandiri dari kecil. Dibesarkan dalam keluarga yang hangat dan disiplin membuat dia tumbuh dengan sempurna.

Malam ini dia berencana untuk berpamitan pada kekasihnya. Besok pagi dia akan naik kereta api menuju Boston bagian timur,kota kecil yang menjadi tanah kelahirannya. Setelah membereskan barangnya ia menelpon Pirentz.

"Hai..".

Sapa Pirentz di seberang .

"Apa aku mengganggumu honey?"ucap Velicia.

"No. Ada apa?".

"Temui aku di apartemen nanti setelah jam kantor".

"Apa terjadi sesuatu sayang?".

"Tidak Rentz. Aku hanya merindukanmu".

"Ohhh... So sweet darling. Aku malah ingin ke sana sekarang".

"Tidak Rentz.Selesaikan pekerjaanmu. Aku menunggumu".

Velicia memutuskan panggilannya. Pirentz menarik napas kesal kemudian tersenyum.

Aku akan membalasmu sayang...

Ting tong!!!

Bel apartemen berbunyi,Velicia tahu siapa yang datang. Tanpa menunggu pintu terbuka, Pirentz segera masuk karena ia sudah tahu PIN pintu. Ia masuk ke dalam, meletakkan tas kerjanya, menggantung mantelnya dan menggulung lengan kemeja hingga siku.

Ia menuju kamar Velicia. Velicia sedang menyisir rambutnya. Pirentz memeluknya dari belakang.

"See... Siapa yang merindukan aku?".

Pirentz mencium puncak kepala Velicia. Velicia membalikan badan.

"Mandilah sebentar, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu".

Velicia berjinjit dan mencium bibir Pirentz singkat. Pirentz menahan posisi mereka, menatap dalam mata Velicia.

"Ada apa denganmu sayang?"tanya Pirentz.

"Mandilah aku menunggumu di luar".

Velicia melepaskan pelukan Pirentz dan berjalan keluar. Pirentz segera mandi dengan cepat, ia penasaran sekali dengan Velicia.

Pirentz keluar dari kamar Velicia dengan tubuh yang segar. Velicia sudah menyiapkan makan malam. Ia duduk di hadapan Velicia.

"Mari makan,aku sudah lapar".

Velicia menaruh nasi dan lauk pada piring Pirentz. Pirentz menatapnya dengan aneh.

"Kalau kau terus menatapku, aku akan menyuapimu"ujar Velicia.

Pirentz menggenggam tangan Velicia.

"Kau membuatku takut dengan sikapmu hari ini"ucap Pirentz.

"Tak ada apa - apa sayang. Buang pikiran burukmu itu, nanti tidak tampan lagi".

Velicia tertawa.

"Ayo makan".

Velicia  mengambil sendok Pirentz dan menyuapinya. Ia menatap Pirentz dengan tatapan penuh kasih. Pirentz hanya menurut dan menikmati perlakuan Velicia padanya.

Setelah makan mereka duduk di sofa panjang.

"Duduklah di sini, biarkan aku memijat kepalamu sayang, kau pasti lelah".

Pirentz merebahkan kepalanya di pangkuan Velicia.

"Rentz, aku sudah selesai ujian semester".

"Ya...".

"Aku akan libur 1 bulan".

"Hmmm...".

"Aku akan mengunjungi orangtuaku".

"Tentu saja sayang".

"Besok pagi aku berangkat".

Refleks Pirentz bangun lalu menatap Velicia tak percaya.

"Serius? Besok? No honey!".

"Aku merindukan mereka".

"Pulanglah akhir bulan atau setelah hari Natal. Ahhh! Tidak,tidak! Oh my God, aku belum siap sayang".

Pirentz menyugar rambutnya frustasi. Ia sedang berpikir keras. Velicia berdiri dan memeluknya.

"Hei... Ini hanya sebentar. Aku hanya berlibur dan akan kembali. Kenapa kau seperti ini?".

"Vel..sejak kita bersama kau belum pernah pergi ke manapun. Aku selalu tahu kau ada di sini dan jika ingin bertemu aku tahu kemana mencarimu. Lalu apa yang harus kulakukan sekarang? Pikirkan lagi sayang".

"No Rentz. Aku sudah menyiapkan segalanya termasuk tiket. Aku 3 minggu di sana. Aku pasti kembali sayang".

Pirentz menatap Velicia dalam.

"Baiklah. Tapi ijinkan aku malam ini di sini. Aku yang akan mengantarkanmu ke stasiun kereta".

"Aku tidak bisa menolak kan?".

Velicia mencubit lengan Pirentz. Satu detik kemudia ia menggendongnya dan mencium wajahnya bertubi- tubi, Velicia tertawa dan memukul kecil bahu Pirentz.

"Aku akan tidur di kamar Jose nanti, jangan khawatir"ucap Pirentz.

"Aku sangat mencintaimu Rentz, melebihi diriku sendiri".

Pirentz menundukkan kepala dan melumat bibir Velicia dengan gairah. Mereka menghabiskan malam ini dengan romantis dan mesra..

Keesokan harinya...

Velicia telah selesai bersiap. Pirentz masih memeluknya erat di depan kaca lemari.

"Kita akan terlambat sayang"kata Velicia.

"Sebentar saja, kau akan pergi lama".

"Kita masih bisa video call sayang".

"Aku akan menghukummu kalau mengabaikan panggilanku".

Velicia tertawa.Mereka berjalan menuju mobil Pirentz. Velicia hanya membawa tas ransel yang berisi barang - barang pribadinya.

Tiba di stasiun panggilan untuk penumpang segera masuk karena kereta Accela akan segera berangkat. Velicia segera melepas pelukan Pirentz.

"Hati - hati di jalan ya"ucap Pirentz.

""Sure. Jaga dirimu sayang".

Pirentz menariknya lagi dalam pelukannya. Mencium keningnya lama.

"Aku menunggumu pulang. Aku mencintaimu".

Velicia masuk ke dalam kereta, ia melambai ke arah Pirentz yang masih berdiri. Pria itu menatapnya rindu, ada perasaan sesak di hatinya. Ini pertama kali ia berpisah dengan seseorang yang dicintainya begitu dalam.

Perlahan kereta melaju. Ia menatap kereta hingga nenghilang dalam pandangan. Ia naik ke mobil dengan perasaan campur aduk.

God,I love her more than I be...

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang