MISS YOU

101 15 0
                                    

Sudah tiga minggu sejak kejadian di pantai. Baik Pirentz maupun Velicia sama sekali tidak berkomunikasi.

Tak saling menanyakan kabar satu sama lain seperti biasanya. Ada kecanggungan. Pirentz masih merasa bersalah, sedangkan Velicia tak tahu harus mulai dari mana. Keduanya memutuskan untuk tenggelam dalam aktifitas masing-masing.

Pirentz sedang melakukan perjalanan bisnis ke Eropa, Velicia tak tahu itu. Ia berpikir mungkin Pirentz sedang menghindar darinya. Ia ingin bertanya pada Jose tapi ia malu, ia tidak mau Jose tahu kerenggangan hubungan mereka.

Kesempatan ini digunakan Velicia untuk tenggelam dalam belajar tanpa kenal lelah, ia bertekad untuk lulus lebih cepat. Tapi,tak dipungkiri bahwa ia merindukan Pirentz dan itu menyiksanya. Berkali-kali mencoba untuk mendeal nomor telpon Pirentz tapi selalu diurungkan. Ia malu dengan sikapnya hari itu.

Apa dia akan memaafkan aku?

Di benua lain,...

Pirentz baru saja tiba di kamar hotelnya. Ia sangat lelah hari ini, bukan tapi hampir tiga minggu ini.

"Berapa lama lagi Davina?".

Tanya Pirentz pada sekertarisnya.

"Dua hari lagi bos" jawab Davina.

"Tolong dipercepat, aku ingin kita segera kembali ke Boston".

"Baik. Aku permisi ".

Sepeninggal Davina, Pirentz masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya di bawah shower.

"Aku sangat merindukanmu Vel".

Ia memejamkan matanya mengingat semua kenangannya bersama Velicia. Semuanya berputar dalam pikirannya dan itu menyiksanya.

Setelah mandi ia merebahkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar.

"Good night  Vel".

Ini hari Jumat,Velicia ada kuliah pagi. Ia bergegas turun ke bawah. Di parkiran ia bertemu Jose.

"Lama tidak bertemu"sapa Jose.

"Hai Jos, apa kabar? Yah,tentu saja aku sampai lupa kalau aku punya tetangga".

Velicia tertawa.

"Kau melupakanku karena kau sibuk bersama Pirentz. Apa hubungan kalian berjalan lancar?".

"Tentu saja Josh, kami baik-baik saja. Terima kasih sudah membawa Pirentz padaku"ucap Velicia.

"Ayo aku akan mengantarmu ke kampus. Kita bisa bicara banyak di mobil, nanti kau terlambat".

Velicia masuk ke dalam mobil lalu mereka meninggalkan apartemen.

Di perjalanan mereka mengobrol.

"Sudah lama aku tidak bertemu Pirentz".

Jose membuka percakapan.

Velicia diam karena ia tak tahu harus menjawab apa.

"Apa kalian sedang bertengkar?".

Tanya Jose melihat raut wajah Velicia yang tengah melamun.

Velicia tak mampu menahan perasaannya lagi, air matanya tumpah seketika membuat Jose bingung.

"Hei Vel, ada apa?".

Velicia menghapus air matanya cepat dan menatap Jose.

"Aku melakukan kesalahan. Pirentz menghindariku sudah 3 minggu. Aku sangat merindukannya Jos ".

"Kesalahan seperti apa?".

Jose penasaran.

"Saat itu kami berkencan di pantai, lalu dia mencium bibirku. Aku terkejut karena itu ciuman pertamaku. Aku melepaskan ciuman itu dan memintanya mengantarku pulang. Aku tidak bicara apapun sampai tiba di apartemen. Aku malu dan aku tidak tahu bagaimana membalas ciuman itu. Aku membuatnya menjauhiku ".

Tangis Velicia pecah, ia menutup wajahnya karena malu. Tapi ia juga butuh teman bicara. Jadi Semua sesak di hatinya ia tumpahkan di hadapan Jose.

Jose menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia menarik Velicia ke dalam pelukannya.

"Jangan menangis. Itu bukan salahmu. Dan aku yakin Pirentz tidak sedang menghindar darimu. Mungkin dia sedang sibuk atau sedang ke luar negeri. Biar aku yang bicara padanya nanti".

Jose mengelus punggung Velicia pelan lalu mengurai pelukan mereka.

"Percayalah padaku Vel. Apa yang kau pikirkan itu salah. Pirentz sangat mencintaimu. Dia bukan tipe lelaki yang mudah memberikan hatinya sembarang. Jika dia sudah memilihmu berarti selamanya hanya kau kecuali kau memutuskan untuk pergi darinya. Perbaiki wajahmu, tersenyumlah ".

Velicia menghembuskan napas pelan, lalu tersenyum. Ia menggenggam telapak tangan Jose.

"Aku percaya padamu. Sekarang aku sudah lega. Terima kasih Jos! Aku beruntung memilikimu selain Pirentz dan Nichole".

Mereka melanjutkan perjalanan ke kampus.

Keesokan malamnya, Pirentz baru saja tiba di bandara, sopirnya sudah menunggunya.

"Antarkan Davina pulang, aku akan menyetir sendiri".

"Baiklah sir".

Pirentz melajukan kendaraannya menuju apartemen Velicia.

Jose yang baru keluar dari kamar mandi terkejut tiba-tiba Pirentz sudah ada dalam kamarnya.

"Kau baru tiba dan langsung ke sini? Benar-benar dimabuk cinta".

Sindir Jose.

"Kau selalu tahu siapa aku Jos".

Pirentz ke kamar mandi. Ia membersihkan dirinya secepat kilat. Tak lama kemudian ia sudah berpakaian rapi dan wangi.

Ting tong!!! Ting tong!!!
Bel apartemen Velicia berbunyi.

Velicia membuka pintu dan terkejut melihat Pirentz di hadapannya. Pirentz langsung menggendongnya masuk ke dalam dan menutup pintu menggunakan kakinya.

Pirentz menurunkan Velicia di sofa, lalu ia berjongkok di hadapan Velicia dan menggenggam tangannya.

"Jangan lakukan ini lagi Vel, jangan mendiamkan aku. Kalau kau tak suka sesuatu katakan saja. Aku tidak menghindari mu, aku ada pekerjaan di Eropa tiga minggu ini".

"Maafkan aku Rentz".

Pirentz menggeleng, menarik tangan Velicia untuk berdiri. Ia mencium bibir Velicia lembut dan dalam, lalu melumatnya pelan dan lama.

"Aku sangat merindukanmu sayang, jangan siksa aku seperti ini".

Ucap Pirentz di sela-sela ciuman mereka.

Velicia terdiam menikmati ciuman kerinduan Pirentz. Rasanya waktu berhenti berputar. Velicia membiarkan Pirentz meluapkan kerinduannya yang sudah mengendap selama 3 minggu ini.

***

HATE YOU 1%( COMPLETE)Where stories live. Discover now